Sabtu, 15 Januari 2022

Mutiara Hati

💦Embun Pagi
Jangan Berharap Memanen Tanpa Menanam

Yahya bin Mu'adz Ar Razi rahimahullahu berkata:
"Amal seperti fatamorgana, hati kosong dari takwa, dosa-dosa sebanyak pasir dan debunya, lalu engkau ingin mendapatkan bidadari-bidadari yang menawan dan sebaya? Alangkah jauhnya hal itu, karena engkau seperti orang yang mabuk tanpa minum khamr. Alangkah bagusnya jika engkau segera beramal untuk menyusul angan-anganmu, alangkah mulianya jika engkau bersegera beramal sebelum tiba ajalmu, dan alangkah kuatnya jika engkau menyelisihi hawa nafsumu"
📚 Shifatush Shafwah karya Imam Ibnul Jauzi, jilid 4 halaman 337

Mutiara Hati

💦Embun Pagi
Rasulullah SAW bersabda:
Orang-orang Muslim itu bersaudara, tidak ada kelebihan yang satu di atas yang lain kecuali dengan ketakwaan.
[HR. Imam Ath Thabrani]

Mutiara Hati

💦Embun Pagi
Rasulullah SAW bersabda:
Orang-orang Muslim itu bersaudara, tidak ada kelebihan yang satu di atas yang lain kecuali dengan ketakwaan.
[HR. Imam Ath Thabrani]

Jumat, 23 Agustus 2019

Deteksi Diri Anda

Dr. Firanda Andirja

Deteksi Diri Anda...

Ciri-ciri anda terjangkiti hasad kepada si dia:

Jika dia mendapat kenikmatan,
maka sesak dada anda…

Jika ia dipuji orang lain,
maka anda tidak suka…

Jika dia terkena musibah atau dijatuhkan oleh orang lain,
serasa ada secercah kebahagiaan di hati anda…

Jika dia dijatuhkan atau dighibahi dihadapan anda,
maka berat bagi anda untuk membelanya…

Solusi :

Berdoa kepada Allah agar penyakit anda ini hilang…

Usahakan memuji dia,
paksakan diri anda melawan nafsu hasad…

Kalau perlu, kunjungi rumahnya,
dan bawakan hadiah buat dia…

Ingat,
bahwa hasad anda sama sekali tidak bakalan menjatuhkan dirinya,
sama sekali tidak memberi kemudorotan kepadanya,

justru andalah yang tersiksa !!,
merana..!!

Ajari Anakmu Berdoa untuk Orang Lain

Hidup tanpa bersandar kepada Allah menanda kesombongan yang tiada terkira. Apakah kita lalai bahwa segala yang terjadi tak lepas dari kehendak Nya?
Bahkan sehebat apa pun diri kita, secerdas apa juga otak kita akan berbatas dengan ketetapan Allah.

Membimbing anak kita menjadi generasi yang bisa menjalani kebaikan tak sedikit perjuangan yang harus kita lakukan. Bahkan membiasakan anak berdoa dan menggantungkan segala harapan pada penentu kehidupan menjadi penting bagi para orang untuk dilakukan.

Seperti apa kita sebagai orang tua harus mengajari anak kita berdoa? Seberapa sering kita memberikan wejangan tentang kekuatan doa? Anak kita itu mudah meniru dan mengikuti kita bila keteladanan dikedepankan.

Bagaimana agar Anak pun mau berdoa.

1. Sebagai orang tua pun perlu menunjukkan seperti apa dirinya berdoa. Seperti usai shalat dan setiap keadaan yang mana doa itu akan terkabulkan.

2. Bercerita tentang banyak keajaiban bila kita perbanyak doa dengan menyebut-nyebut apa yang diharapkan. Dan seketika kita mengalami peristiwa seketika itu pula ceritakan dengan penuh rasa syukur.

3. Mengajarkan adab berdoa dengan seksama dan mengulang-ulang karena tabiat anak sering lalai dan butuh dituntun terus menerus.

4. Menyampaikan bahwa doa itu senjata umat Islam. Kita bisa bercerita tentang sejarah di masa Rasulullah tentang kekuatan doa sehingga Rasulullah pun meraih kemenangan.

5. Jangan pernah putus asa untuk mengajari anak kita. Jangan pernah mengeluh walau kesulitan kita dapai dan jangan pernah menyerah bila anak kita belum terbiasa. Terus dan terus membimbing agar mereka pun kelak bisa berdoa untuk kita sebagai orang tua ketika tiada.

Dalam.sebuah kisah yang kami alami. Setiap saat kami secara langsung memberikan nasihat dalam berbagai keadaan. Liburan bulan Desember kemarin ada hal yang luar biasa bagi kami. Allah ijinkan kami mendidik anak kami secara langsung.

Pagi itu kami akan mengajari kedua anak gadis untuk belajar mobil. Beberapa kali kami akan memotong jalan dan berjumpa dengan mobil lain yang berpapasan, mereka berhenti memberi jalan kepada kami. Melihat peristiwa langka menurut kami. Bagaimana tidak di jaman sekarang jarang orang mau mengalah untuk orang lain. Dengan tulus dan spontan kami berdoa, "Yaa Rabb... Berikan Rizki orang tersebut." Doa itu kami tujukan kepada orang yang memberi jalan kepada kami.

Peristiwa itu terulang sampai 3 kali di 3 hari secara berturut. Alhamdulillah pada kali ketiga kami menyampaikan doa kepada orang yang tak kami kenal dan tulus Allah berikan rizki yang tak disangka-sangka. Jumlahnya tidak terlalu banyak tapi bagi kami itu karunia. Spontan kami pun sampaikan itulah kekuatan doa. Bila hati bersih dan hanya bersandar kepada Allah maka Allah pun akan berikan apa yang kita doakan pada orang lain dan hal itu juga kita harapkan.

Masih banyak peristiwa yang bisa kita jadikan pelajaran untuk kita sampaikan langsung kepada anak kita. Sehingga internalisasi nilai akan mudah masuk ke dalam jiwa anak kita. Semoga anak kita kelak menjadi pribadi yang tangguh dan pejuang.

Ustadzah Rochma Yulika
By  manis.id

Dimarahi Istri, Khalifah Umar bin Khattab hanya Diam


PADA suatu hari seorang lelaki datang ke rumah Umar bin Khaththab di saat beliau menjabat sebagai khalifah. Adapun maksud kedatangan lelaki itu adalah untuk mengadukan sikap istrinya yang suka marah kepadanya.

Beberapa kali pria itu mengetuk pintu, tetapi tidak ada jawaban yang dapat didengar, namun ia masih tetap setia menunggu. Di dalam penantiannya, lelaki itu mendengar suara lantang dari dalam rumah, ternyata suara itu adalah suara istri Umar bin Khaththab yang sedang marah-marah kepadanya dan tidak mau mendengar sepatah kata pun yang keluar dari mulut Umar bin Khaththab.

Mendengar suara kerasnya istri Umar bin Khaththab membuatnya putus asa dan mencoba mengurungkan niatnya untuk bertemu dengan khalifah. Dalam hatinya ia berkata, “Kedatanganku ini hendak mengadukan sikap istriku, tapi ternyata orang yang kuharapkan dapat memecahkan persoalanku justru mengalami nasib yang sama. Mungkin sebaiknya aku pulang saja.”

Namun belum jauh lelaki itu melangkah kakinya untuk pulang, ternyata Umar bin Khaththab pun segara keluar untuk menemuinya. Tapi lelaki itu sudah meninggalkan rumah Umar bin Khaththab. Lalu Umar pun menengok ke kanan-kiri, dan ternyata lelaki itu masih berada di sekitar rumahnya, lalu dipanggilnya lelaki itu untuk kembali dan ditanyai tentang maksud kedatangannya. Umar bertanya, “Apakah keperluanmu datang ke rumahku?”

Lelaki itu menjawab, “Wahai Amirul Mukminin, maksud kedatanganku untuk mengadukan sikap istriku yang selalu marah-marah kepadaku. Namun belum sampai aku mengadu, aku telah mendengar sikap yang serupa dari istrimu, sehingga kuputuskan untuk pulang saja dengan dalih kalau sikap Amirul Mukminin terhadap istrinya seperti itu, kenapa aku tidak berbuat yang sama?”
Umar berkata, “Aku menyabarkan diri atas perlakuan istriku itu sebab aku telah berutang budi kepadanya. Bagaimana tidak, ia telah memasak makananku, menyuci pakaianku, menyusui anak-anakku, menyenangkan hatiku, dan sebagainya, maka aku harus bersabar. Lelaki itu pun berkata, “Wahai Amirul Mukminin, aku juga berbuat demikian.”

Umar pun berujar, “Bagus! Memang harusnya kau kuatkan kesabaranmu! Berapa lama sih kita hidup di dunia ini? Untuk itu mudah-mudahan kita semua, baik lelaki maupun perempuan mendapatkan budi pekerti yang baik. Amin.”

Terkirim satu ayat lanjutan kemarin.

Allah SWT berfirman:

اَلشَّمْسُ وَا لْقَمَرُ بِحُسْبَا نٍ ۙ 
"Matahari dan bulan beredar menurut perhitungan,"
(QS. Ar-Rahman 55: Ayat 5)
Saatnya seorang hamba bersujud dihadapan Allah swt dengan melaksanakan qiyamul lail

●Aamiin Aamiin yaa Robbal'aalamiin
Barokallohu fikum ajmain

Fatwa Empat Mazhab Terkait Bahwa Istri Bukan Pembantu


1. Mazhab Al-Hanafiyah

Al-Kasani dalam kitab Badai'ush-Shanai' menyebutkan hal-hal berikut ini :

Seandainya suami pulang membawa bahan pangan yang masih harus dimasak dan diolah, namun istrinya enggan memasak atau mengolahnya, maka istri itu tidak boleh dipaksa. Suaminya diperintahkan untuk pulang membawa makanan yang siap santap (Al-Imam Al-Kasani dalam kitab Al-Badai‘).

Masih dalam mazhab yang sama tetapi dalam kitab lainnya yaitu kitab Al-Fatawa Al-Hindiyah fi Fiqhil Hanafiyah juga disebutkan hal yang senada :

Seandainya seorang istri berkata,"Saya tidak mau masak dan membuat roti", maka istri itu tidak boleh dipaksa untuk melakukannya. Dan suami harus memberinya makanan siap santap, atau menyediakan pembantu untuk memasak makanan.

2. Mazhab Al-Malikiyah

Ad-Dardir dalam kitab Asy-Syarhu Al-Kabir menyebutkan :

Wajib atas suami melayani istrinya walau istrinya punya kemampuan untuk berkhidmat Bila suami tidak pandai memberikan pelayanan, maka wajib baginya untuk menyediakan pembantu buat istrinya. (kitab Asy-Syarhul Kabir oleh Ad-Dardir)

3. Mazhab As-Syafi'iyah

Al-Imam Asy-Syairazi dalam kitab Al-Muhadzdzab menuliskan :

Tidak wajib bagi istri membuat roti, memasak, mencuci dan bentuk khidmat lainnya untuk suaminya Karena yang ditetapkan (dalam pernikahan) adalah kewajiban untuk memberi pelayanan seksual (istimta'), sedangkan pelayanan lainnya tidak termasuk kewajiban. . (kitab Al-Muhadzdzab oleh Asy-Syirozi)

4. Al-Hanabilah

Pendapat mazhab Al-Hanabilah pun sejalan dengan mazhab-mazhab lainnya, yaitu bahwa intinya tugas istri bukanlah tugas para pembantu rumah tangga.

Imam Ahmad bin Hanbal berpendapat bahwa Seorang istri tidak diwajibkan untuk berkhidmat kepada suaminya, baik berupa mengadoni bahan makanan, membuat roti, memasak, dan yang sejenisnya, termasuk menyapu rumah, menimba air di sumur. Karena aqadnya hanya kewajiban pelayanan seksual.

Dan pelayanan dalam bentuk lain tidak wajib dilakukan oleh istri, seperti memberi minum kuda atau memanen tanamannya.

~~~~~~~~~~

Akad nikah yang terjadi antara mertua dan menantu sama sekali tidak ada kaitannya dengan segala tugas pembantu. Jumhur ulama sepakat bahwa satu-satunya kewajiban seorang istri dari akad nikah itu semata-mata hanya memberikan pelayanan seksual kepada suami.

Namun seperti yang saya katakan tadi, nyaris semua tulisan para ulama ini ditolak mentah-mentah justru oleh para wanita kita sendiri.


credit : Ustadz Ahmad Sarwat, Lc., MA

http://www.rumahfiqih.com/x.php?id=1389123555