Selasa, 24 Februari 2015

Sejarah Bidan

 Sejarah Pendidikan Bidan di Indonesia dari masa ke masa. (Rangkuman dari buku 50 Tahun IBI)
(Pendidikan bidan adalah pendidikan formal dan non formal)

Penjajahan Hindia Belanda1851Dr. W. Bosch
Seorang Dokter Militer Belanda

Bidan Membuka Pendidikan bidan bagi wanita pribumi di Batavia. Pendidikan ini tidak berlangsung lama karena kurangnya peserta didik yang disebabkan adanya larangan pembatasan bagi wanita untuk keluar rumah.1902 Bidan Dibuka kembali bagi wanita pribumi di RS Militer di Batavia 1904 Bidan Pendidikan bidan bagi wanita Indonesia di buka di Makassar. 1914 Tenaga Keperawatan & Bidan Di CBZ (RSUP) Semarang dan Batavia.
Di terima juga peserta didik wanita pertama dan bagi perawat wanita yang lulus dapat meneruskan kependidikan kebidanan selama 2 tahun.
1935-1938 Pemerintah colonial Belanda Bidan Mulai mendidik bidan lulusan Mulo (Setingkat SLTP bagain B)
Dibuka di beberapa kota besar antara lain Jakarta di RSB Budi Kemulian, RSB Palang Papua, RSB Mardi Waluyo di Semarang.
Penjajahan Jepang Pemerintah mendirikan sekolah perawat atau sekolah bidan dengan nama dan dasar yang berbeda, namun memiliki persyaratan yang sama dengan zaman belanda. Peserta didik kurang berminat dan mereka mendaftar karena terpaksa karena tidak ada pendidikan lain.1950-1953Dibuka sekoalah bidan dari lulusan SMP dengan batasan minimal 17 tahun dan lama pendidikan 3 tahun.
Dibuka pendidikan pembantu bidan yang disebut Penjenang Kesehatan E (PK/E) atau pembantu bidan, sampai dengan tahun 1976 & setelah itu ditutup. Peserta PKE adalah lulusan SMP ditambah 2 tahun kebidanan dasar. Lulusan dari PKE sebagian besar melanjutkan pendidikan bidan selama 2 tahun.
1953-1967 Kursus Tambahan Bidan (KTB)Diadakan di Yogyakarta, lamanya kursus antara 7-12 minggu.
Tahun 1960 dipindahkan di Jakarta.
Pada tahun 1967 KTB ditutup (Tidak dilanjutkan)
1954 Guru Bidan Dibuka pendidikan guru bidan secara bersama-sama dengan guru keperawatan dan perawat kesehatan masyarakat di Bandung. 1972 Guru Bidan Institusi pendidikan guru bidan, perawat & perawat kesehatan masyaraka, melebur menjadi Sekolah Guru Perawat (SGP).1970BidanDibuka program pendidikan bidan yang menerima lulusan dari sekolah pengatur perawat (SPR) ditambah 2 tahun pendidikan bidan yang sebut Sekolah Pendidikan Lanjutan Jurusan Kebidanan (SPLJK). 1974 Mengingat jenis tenaga kesehatan menengah dan bawah banyak (24 kategori), Departemen Kesehatan melakukan penyederhanaan pendidikan tenaga kesehatan non sarjana. Sekolah bidan ditutup dan dibuka Sekolah Perawat Kesehatan (SPK). Namun karena adanya perbedaan falsafah dan kurikulum, maka tujuan pemerintah agar SPK dapat menolong persalinan tidak tercapai atau terbukti gagal.1975-1984Bidan
DITUTUP
Institusi pendidikan bidan ditutup, sehingga selama 10 tahun tidak menghasilkan bidan. 1985 Bidan
DIBUKA kembali
Dibuka lagi program pendidikan bidan yang disebut (PPB) yang menerima lulusan dari SPR dan SPK. 1989 Crash program pendidikan bidan yang memperbolehkan lulusan SPK untuk langsung masuk program pendidikan bidan. Program ini dikenal sebagai Program Pendidikan Bidan A (PPB/A). Lama pendidikan 1 tahun dan lulusannya ditempatakan di desa-desa. 1993 Bidan (Dosen Bidan) Dibuka program pendidikan bidan program B yang peserta didiknya dari lulusan Akper dengan lama pendidikan 1 tahun. Tujuan program ini adalah untuk mempersiapkan tenaga pengajar pada program pendidikan bidan A.
Pendidikan ini hanya berlangsung 2 angkatan kemudian ditutup.
1993 Bidan Dibuka pendidikan bidan Program C (PPB/C) yang menerima siswa dari lulusan SMP. 1994-1995 DJJ (Diklat Jarak Jauh) Pemerintash menyelenggarakan uji coba pendidikan bidan jarak jauh (distance learning), tujuan untuk meningkatkan mutu tenaga kesehatan dalam pelaksanaan mutu pelayanan kesehatan.1996 Pelatihan TOT untuk LSS.IBI bekerja sama dengan Depkes & American College of nurse Midwive (ACNM) dan Rumah Sakit Swasta mengadakan training of trainer kepada anggita IBI sebanyak 8 orang untuk LSS. 2000 Pelatihan APN.Pelatihan APN.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar