Sabtu, 14 Maret 2015

Lomba Ujub di Sosial Media?

Malam hari menjelang tidur, saat anak-anak sudah tidur terlebih dulu, aku dan suami masih suka berdiskusi bermacam hal, dari yang ringan sampai yang berat. Diskusi ini tentu saja aktifitas kami yang disambi, sambil bermain handphone ataupun menonton televisi.

Saat itu, aku sedang melihat-lihat handphone yang saat ini fitur untuk social medianya bertambah banyak. Sedangkan suamiku serius menyimak berita di televisi.

“Bi, si y tadi upload foto, mobilnya grand max deh kayanya, warna hitam. Keren ya.”, Seakan banyak sekali yang ingin aku laporkan perihal update social media yang dilakukan teman-temanku.

“Ga tau deh,” Jawab suamiku singkat.

“Orang-orang rajin ngupdate ya Bi, jalan-jalan ke mall, makan, mobil baru, update terus. Aku mah kadang suka males, ngupdate malah isinya jualan, atau share aja update orang.”

“Ah... ngapain.”

“Iya, lagian kita juga jarang-jarang ngemall. Ha..ha… Entar lah, in sya Allah kalo main ke mall kita foto-foto deh,” Sahutku ringan.

“Pamer tuh, ujub. Ngapain juga.”

Dug, kalimat yang singkat yang berhasil membuatku memalingkan wajah dari layar handphone.

“Lah, kok ujub sih Bi? Kenapa ujub? Kan Cuma infoin doang, lagi di lokasi ini lho, kuliner ini, kali aja bisa jadi referensi buat orang lain yang belum pernah.”, Jawabku.

“Ya iyalah… coba deh, kalo kita upload foto, pasti kita pengen dilihat orang kan, terus supaya orang berfikir wuih… keren nih, jalan-jalan ke sini, makan di sini, restoran mahal, macem-macem. Berasa paling wah gitu.”

“Ah, ga juga ah... Abi aja suudzon.”

“Ya, Allahu A’lam ya, tapi pasti ada perasaan gitu deh. Dan ujub itu ga boleh, ga akan masuk surga, jika masih ada ujub, walau setitik.”

“Ih, Na’udzubillah Min Dzaalik. Tapi kayanya posting aku ga pernah neko-neko deh Bi, he..he.. gak ah, in sya Allah ga ujub.”

“Makanya, amannya pasif ajalah, share yang ada ilmunya aja, biar aman.”

Malam itu mungkin aku disadarkan mengenai sesuatu yang dekat dengan kita, yang bermata dua, bisa mengundang manfaat atau mudharat. Sesuatu itu bernama sosial media atau bisa kita kenal dengan sosmed. Ternyata ia bisa menjadi manfaat, baik untuk diri kita ataupun orang lain, pun bisa menjadi  mudharat, baik untuk diri kita ataupun orang lain.

Sosmed akan menjadi manfaat untuk diri kita jika kita hanya meng-update informasi yang bermanfaat, dan juga hanya mem-follow hal-hal yang bermanfaat. Sebaliknya sosmed akan menjadi bumerang untuk diri kita apabila kita meng-update hal-hal seperti Susana hati yang gundah, dan juga karena memfollow teman yang suka ‘nyampah’ atau berkomentar kasar terhadap sesuatu.

Dan, tak lupa, kebersihan hati nampaknya mutlak dibutuhkan apabila kita aktif bersosmed. Jangan sampai, karena ingin memberitakan suatu hal, kemudian terselip ujub, walau setitik, yang mungkin tidak kita sadari sewaktu kita bersosmed.

Gunakan sosmed dengan bijak, karena kita hanya menginginkan sosmed menjadi ladang kebaikan yang kita garap.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar