Sabtu, 31 Oktober 2015

Birrul Walidain (Berbuat baik terhadap kedua ibu bapa)

Ciri 10 Muwasofat

Mustawa

Pemula

Muwasofat

Bermanfaat kepada orang  lain (نافع لغيره)

Ciri Muwasofat

Berbuat baik terhadap kedua iba bapa

Al Birr iaitu kebaikan, berdasarkan sabda Rasulullah SAW. : “Al Birr adalah baiknya akhlaq“. (HR. Muslim)

Birrul Walidain بِرِّ الْوَالِدَيْنِ merupakan kebaikan-kebaikan yang dipersembahkan oleh seorang anak kepada  kedua orang tuanya, kebaikan tersebut mencakup dzahiran wa batinan dan hal tersebut didorong oleh nilai-nilai fitrah manusia meskipun mereka tidak beriman. Manakalawajibatul walid (kewajipan orang tua) adalah untuk mempersiapkan anak-anaknya agar dapat berbakti kepadanya seperti sabda Nabi SAW.,  “Allah merahmati orang tua yang menolong anaknya untuk boleh berbakti kepadanya”.

Sedangkan ‘Uquud Walidain عُقُوْقُ الْوَالِدَيْنِ bermaksud durhaka terhadap mereka dan tidak berbuat baik kepadanya.

Berkata Imam Al Qurtubi – mudah-mudahan Allah merahmatinya -: “Termasuk ‘Uquuq (durhaka) kepada orang tua adalah menyelisihi/ menentang keinginan-keinginan mereka dari (perkara-perkara) yang mubah, sebagaimana Al Birr (berbakti) kepada keduanya adalah memenuhi apa yang menjadi keinginan mereka. Oleh karena itu, apabila salah satu atau keduanya memerintahkan sesuatu, wajib engkau mentaatinya selama hal itu bukan perkara maksiat, walaupun apa yang mereka perintahkan bukan perkara wajib tapi mubah pada asalnya, demikian pula apabila apa yang mereka perintahkan adalah perkara yang mandub (disukai/ disunnahkan).”[i]

Berkata Syaikhul Islam Ibn Taimiyyah – mudah-mudahan Allah merahmatinya -: Berkata Abu Bakr di dalam kitab Zaadul Musaafir “Barangsiapa yang menyebabkan kedua orang tuanya marah dan menangis, maka dia harus mengembalikan keduanya agar dia bisa tertawa (senang) kembali“.[ii]

 

Hukum Birrul Walidain

Para Ulama’ Islam sepakat bahwa hukum berbuat baik (berbakti) pada kedua orang tua hukumnya adalah wajib selain terhadap perkara yang haram.

Syari’at Islam meletakkan kewajipan birrul walidain menempati ranking ke-dua setelah beribadah kepada Allah SWT. dengan mengesakan-Nya. Dalil-dalil Shahih dan Sharih (jelas) banyak sekali, diantaranya terdapat tiga ayat yang menunjukkan kewajipan yag khusus untuk berbuat baik kepada kedua orang tua:

وَٱعۡبُدُواْ ٱللَّهَ وَلَا تُشۡرِكُواْ بِهِۦ شَيۡـًٔ۬ا‌ۖ وَبِٱلۡوَٲلِدَيۡنِ إِحۡسَـٰنً۬ا

Dan hendaklah kamu beribadat kepada Allah dan janganlah kamu sekutukan Dia dengan sesuatu apa jua dan hendaklah kamu berbuat baik kepada kedua ibu bapa“. (QS. An Nisa’ : 36).

وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعۡبُدُوٓاْ إِلَّآ إِيَّاهُ وَبِٱلۡوَٲلِدَيۡنِ إِحۡسَـٰنًا‌ۚ إِمَّا يَبۡلُغَنَّ عِندَكَ ٱلۡڪِبَرَ أَحَدُهُمَآ أَوۡ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَآ أُفٍّ۬ وَلَا تَنۡہَرۡهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوۡلاً۬ ڪَرِيمً۬ا

Dan Tuhanmu telah perintahkan, supaya engkau tidak menyembah melainkan kepadaNya semata-mata dan hendaklah engkau berbuat baik kepada ibu bapa. Jika salah seorang dari keduanya atau kedua-duanya sekali, sampai kepada umur tua dalam jagaan dan peliharaanmu, makajanganlah engkau berkata kepada mereka (sebarang perkataan kasar) sekalipun perkataan “Ha” dan janganlah engkau menengking menyergah mereka, tetapi katakanlah kepada mereka perkataan yang mulia (yang bersopan santun).“. (QS. Al Isra’: 23).

وَوَصَّيۡنَا ٱلۡإِنسَـٰنَ بِوَٲلِدَيۡهِ حَمَلَتۡهُ أُمُّهُ ۥ وَهۡنًا عَلَىٰ وَهۡنٍ۬ وَفِصَـٰلُهُ ۥ فِى عَامَيۡنِ أَنِ ٱشۡڪُرۡ لِى وَلِوَٲلِدَيۡكَ إِلَىَّ ٱلۡمَصِيرُ

Dan Kami wajibkan manusia berbuat baik kepada kedua ibu bapanya; ibunya telah mengandungnya dengan menanggung kelemahan demi kelemahan (dari awal mengandung hingga akhir menyusunya) dan tempoh menceraikan susunya ialah dalam masa dua tahun; (dengan yang demikian) bersyukurlah kepadaKu dan kepada kedua ibubapamu; dan (ingatlah), kepada Akulah jua tempat kembali (untuk menerima balasan).” (QS. Luqman : 14).

Berkata Ibnu Abbas mudah-mudahan Allah meridhoinya, “Tiga ayat dalam Al Qur’an yang saling berkaitan dimana tidak diterima salah satu tanpa yang lainnya, kemudian Allah menyebutkan diantaranya firman Allah SWT.: “bersyukurlah kepadaKu dan kepada kedua ibubapamu“, Berkata beliau. “Maka, barangsiapa yang bersyukur kepada Allah akan tetapi dia tidak bersyukur pada kedua ibubapanya, tidak akan diterima (rasa syukurnya) dengan sebab itu.”[iii].

Berkaitan dengan ini, Rasulullah SAW. bersabda: “Keridhaan Rabb (Allah) ada pada keridhaan orang tua dan kemurkaan Rabb (Allah) ada pada kemurkaan orang tua” (HR. Tirmidzi)[iv].

Al Mughirah bin Syu’bah – mudah-mudahan Allah meridhainya – meriwayatkan daripada i Nabi SAW. beliau bersabda: “Sesungguhnya Allah mengharamkan atas kalian mendurhakai para Ibu, mengubur hidup-hidup anak perempuan, dan tidak mahu memberi tetapi meminta-minta (bakhil) dan Allah membenci atas kalian (mengatakan) katanya si fulan begini si fulan berkata begitu (tanpa diteliti terlebih dahulu), banyak bertanya (yang tidak bermanfaat), dan membuang-buang harta“. (HR Muslim)

 

Keutamaan Birrul Walidain

1.      أَحَبُّ اْلأَعْمَالِ إِلَى اللهِ بَعْدَ الصَّلاَةِ (amal yang paling dicintai disisi Allah SWT selepas Solat) (

Sebagaimana dalam hadist yang diriwayatkan oleh Abdir Rahman Abdillah Ibni Mas’ud ra “Aku pernah bertanya kepada Nabi SAW amal apa yang paling di cintai disisi Allah ?” Rasulullah bersabda “Solat tepat pada waktunya”. Kemudian aku tanya lagi “Apa lagi selain itu ?” bersabda Rasulullah “Berbakti kepada kedua orang tua” Aku tanya lagi “ Apa lagi ?”. Jawab Rasulullah “Jihad dijalan Allah”. (HR. Bukhari dan Muslim)

Ini tidak beerti jika melakukan Solat tepat pada waktu dan jihad fisabilillah menafikan kewajipan birrul walidain kerana Rasulullah SAW. pernah menolak permohonan salah seorang sahabat untuk jihad fisabilillah kerana masalah hubungan dengan kedua ibu bapanya. Lantas Rasulullah SAW. memerintahkan beliau segera pulang menyelesaikan permasalahan tersebut dahulu.

2.     مُسْتَجَابُ الدَّعْوَةِ (doa mereka mustajab)

Di antara buktinya adalah kisah ulama besar hadits yang sudah ma’ruf di tengah-tengah kaum muslimin, Imam Bukhari rahimahullah. Beliau buta sewaktu kecil lalu ibunya seringkali berdoa agar Allah SWT. memulihkan penglihatan beliau.

Suatu malam di dalam mimpi, ibunya melihat Nabi Allah, al-Khalil, Ibrahim ‘alaihis salam yang berkata kepadanya, ‘Wahai wanita, Allah telah mengembalikan penglihatan anakmu karena begitu banyaknya kamu berdoa.”

Pada pagi harinya, ia melihat anaknya dan ternyata benar, Allah telah mengembalikan penglihatannya.[v]

Hal di atas menunjukkan benarnya sabda Rasul kita shallallahu ‘alaihi wa sallam akan manjurnya do’a orang tua pada anaknya.

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ لاَ تُرَدُّ دَعْوَةُ الْوَالِدِ ، وَدَعْوَةُ الصَّائِمِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ

Tiga doa yang tidak tertolak yaitu doa orang tua, doa orang yang berpuasa dan doa seorang musafir.” (HR. Al Baihaqi[vi])

3.   سَبَبُ نُزُوْلِ الرَّحْمَةِ (sebab turunnya rahmat)

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda, “Barangsiapa yang ingin rezkinya diperluas, dan agar usianya diperpanjang (dipenuhi berkah), hendaknya ia menjaga tali silaturahim.” (HR. Bukhari dan Muslim)

4.      Bukan beerti membalas budi kerana jasa mereka tidak mungkin terbalas

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

Seorang anak tidak akan dapat membalas budi baik ayahnya, kecuali bila ia mendapatkan ayahnya sebagai hamba, lalu dia merdekakan.” (HR. Muslim)

5.      Al ummu hiya ahaqu suhbah (prioriti untuk mendapat perlakuan yang lebih dekat dari kedua orang tua ialah ibu)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu ia berkata, “Datang seseorang kepada Rasulullah SAW. dan berkata, ’Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali ? Nabi SAW. menjawab, ’Ibumu! Orang tersebut kembali bertanya, ’Kemudian siapa lagi ? Nabi SAW. menjawab, ’Ibumu! Ia bertanya lagi, ’Kemudian siapa lagi?’ Nabi SAW. menjawab, ’Ibumu!, Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi, ’Nabi SAW. menjawab,Bapakmu ” (HR. Bukhari dan Muslim)

6.      Taat kepada orang tua adalah salah satu penyebab masuk Syurga.

Rasulullah SAW. bersabda, “Sungguh kasihan, sungguh kasihan, sungguh kasihan.” Salah seorang sahabat bertanya, “Siapa yang kasihan, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Orang yang sempat berjumpa dengan orang tuanya, kedua-duanya, atau salah seorang di antara keduanya, saat umur mereka sudah tua, namun tidak dapat membuatnya masuk Surga.” (HR. Muslim)

7.      Durhaka kepada orang tua, termasuk dosa besar yang terbesar.

Dari Abu Bakrah diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW. bersabda, “Mahukah kalian kuberitahukan dosa besar yang terbesar?” Para Sahabat menjawab, “Tentu mahu, wahai Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam.” Beliau bersabda, “Berbuat syirik kepada Allah, dan durhaka terhadap orang tua.” Kemudian, sambil bersandar, beliau bersabda lagi, “..ucapan dusta, persaksian palsu..” Beliau terus meneruskan mengulang sabdanya itu, sampai kami (para Sahabat) berharap beliau segera terdiam. (HR Bukhari dan Muslim)

 

Melaksanakan Birrul Walidain

Semasa Mereka Masih Hidup          

1. Mentaati Mereka Selama Tidak Mendurhakai Allah

Sa’ad bin Abi Waqas – semoga Allah merahmatinya –  menerapkan bagaiman konteks Birrul Walidain mempertahankan keimanan kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Saat ibunya mengetahui bahwa Sa’ad memeluk agama Islam, ibunya mempengaruhi dia agar keluar dari Islam sedangkan Sa’ad terkenal sebagai anak muda yang sangat berbakti kepada orang tuanya. Ibunya sampai mengancam kalau Sa’ad tidak keluar dari Islam maka ia tidak akan makan dan minum sampai mati. Dengan kata-kata yang lembut Sa’ad merayu ibunya “ Jangan kau lakukan hal itu wahai Ibunda, tetapi saya tidak akan meninggalkan agama ini walau apapun gantinya atau risikonya”.

Sehubungan dengan peristiwa itu, Allah menurunkan ayat:

Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya…” (QS. Luqman: 15)

Tidak bosan-bosannya Sa’ad menjenguk ibunya dan tetap berbuat baik kepadanya serta menegaskan hal yang sama dengan lemah lembut sampai suatu ketika ibunya menyerah dan menghentikan mogok makannya.

2. Berbakti dan Merendahkan Diri di Hadapan Kedua Orang Tua

Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman:
Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada kedua orang tua ibu bapanya…” (QS. Al-Ahqaaf: 15)

Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang tua ibu bapa…” (QS. An-Nisaa’: 36)

Perintah berbuat baik ini lebih ditegaskan jika usia kedua orang tua semakin tua dan lanjut hingga keadaan mereka melemah dan sangat memerlukan bantuan dan perhatian daripada anaknya.

Abu Bakar As Siddiq ra. adalah sahabat Rasulullah SAW yang patut ditauladani dalam berbaktinya terhadap orang tua. Disaat orang tuanya telah memasuki usia yang sangat udzur, beliau masih melayan bapanya dengan lemah lembut dan tidak pernah putus asa untuk mengajak ayahnya beriman kepada Allah. Penantian beliau yang cukup lama berakhir apabila ayahnya menerima tawaran untuk beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.

Allah berfirman dalam QS. 14 : 40 – 41 ayat yang do’a agar anak, cucu dan seluruh anggota keluarganya menjadi orang-orang yang muqiimas Solat(mendirikan Solat) dan diampuni dosa-dosanya. Ayat ini merupakan suatu kemuliaan yang diberikan Allah SWT kepada kelurga Abu Bakar As Siddiq ra.

3. Merendahkan Diri Di Hadapan Keduanya

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
Dan Rabb-mu telah memerintahkan supaya kami jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah: ‘Wahai, Rabb-ku, kasihilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.’” (QS. Al-Israa’: 23-24)

4. Berbicara Dengan Lembut Di Hadapan Mereka

Nabi Ibrahim ‘alaihiisalam mempunyai ayah yang bernama Azar yangaqidah-nya menyalahi dengan Nabi Ibrahim ‘alaihiisalam tetapi tetap menunjukan birrul walidain yang dilakukan seorang anak kepada bapaknya. Dalam menegur ayahnya beliau menggunakan kata-kata yang mulia dan ketika mengajak ayahnya agar kejalan yang lurus dengan kata-kata yang lembut sebagaimana dikisahkan Allah pada QS. 19 : 41-45.

5. Menyediakan Makanan Untuk Mereka

Dari Anas bin Nadzr al-Asyja’i, beliau bercerita, suatu malam ibu dari sahabat Ibnu Mas’ud meminta air minum kepada anaknya. Setelah Ibnu Mas’ud datang membawa air minum, ternyata si Ibu sudah tidur. Akhirnya Ibnu Mas’ud berdiri di dekat kepala ibunya sambil memegang bekas berisi air tersebut hingga pagi. (Diambil dari kitab Birrul walidain, karya Ibnu Jauzi)

6. Meminta Izin Kepada Mereka Sebelum Berjihad dan Pergi Untuk Urusan Lainnya

Izin kepada orang tua diperlukan untuk jihad yang belum ditentukan. Seorang laki-laki datang menghadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan bertanya: “Ya, Raslullah, apakah aku boleh ikut berjihad?” Beliau balik bertanya: “Apakah kamu masih mempunyai kedua orang tua?” Laki-laki itu menjawab: “Masih.” Beliau bersabda: “Berjihadlah (dengan cara berbakti) kepada keduanya.” (HR. Bukhari no. 3004, 5972, dan Muslim no. 2549, dari Ibnu ‘Amr radhiyallahu ‘anhu)

7. Memberikan Harta Kepada Orang Tua Menurut Jumlah Yang mereka Inginkan

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda kepada seorang laki-laki ketika ia berkata: “Ayahku ingin mengambil hartaku.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Kamu dan hartamu milik ayahmu.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Majah)

Oleh sebab itu, hendaknya seseorang jangan bersikap bakhil (kikir) terhadap orang yang menyebabkan keberadaan dirinya, memeliharanya ketika kecil dan lemah, serta telah berbuat baik kepadanya.

8. Membuat Keduanya Ridha Dengan Berbuat Baik Kepada Orang-orang yang Dicintai Mereka

Hendaknya seseorang membuat kedua orang tua ridha dengan berbuat baik kepada para saudara, karib kerabat, teman-teman, dan selain mereka. Yakni, dengan memuliakan mereka, menyambung tali silaturrahim dengan mereka, menunaikan janji-janji (orang tua) kepada mereka. Akan disebutkan nanti beberapa hadits yang berkaitan dengan masalah ini.

9. Memenuhi Sumpah Kedua Orang Tua

Apabila kedua orang tua bersumpah kepada anaknya untuk suatu perkara tertentu yang di dalamnya tidak terdapat perbuatan maksiat, maka wajib bagi seorang anak untuk memenuhi sumpah keduanya karena itu termasuk hak mereka.

10. Tidak Mencela Orang Tua atau Tidak Menyebabkan Mereka Dicela Orang Lain

Mencela orang tua dan menyebabkan mereka dicela orang lain termasuk salah satu dosa besar. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Termasuk dosa besar adalah seseorang mencela orang tuanya.” Para Sahabat bertanya: “Ya, Rasulullah, apa ada orang yang mencela orang tuanya?” Beliau menjawab: “Ada. Ia mencela ayah orang lain kemudian orang itu membalas mencela orang tuanya. Ia mencela ibu orang lain lalu orang itu membalas mencela ibunya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

 

Apabila Mereka Meninggal Dunia (بَعْدَ وَفَاتِهِمَا)

1. Mensolati/Berdo’a terhadap Keduanya

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi SAW bersabda, “Apabila manusia sudah meninggal, maka terputuslah amalannya kecuali tiga hal: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang mendo’akan dirinya.” (HR. Muslim)

2. Beristighfar Untuk Mereka Berdua

Allah Subhanahu wa Ta’ala menceritakan kisah Ibrahim Alaihissalam dalam Al-Qur’an:
Ya, Rabb kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapakku…” (QS. Ibrahim: 41)

3. Menunaikan Janji/Wasiat Kedua Orang Tua

4. Memuliakan Rakan-Rakan Kedua Orang Tua

Ibnu Umar berkata aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya bakti anak yang terbaik ialah seorang anak yang menyambung tali persahabatan dengan keluarga teman ayahnya setelah ayahnya tersebut meninggal.” (HR. Muslim)

5. Menyambung Tali Silaturahim Dengan Kerabat Ibu dan Ayah

Barang siapa ingin menyambung silaturahim ayahnya yang ada di kuburannya, maka sambunglah tali silaturahim dengan saudara-saudara ayahnya setelah ia meninggal.” (HR. Ibnu Hibban)

Rasulullah SAW. yang telah ditinggal ayahnya Abdullah kerana meninggal dunia saat Rasulullah SAW. masih dalam kandungan ibunya Aminah. Dalam pendidikan birrul walidain ibunya mengajak Rasulullah ketika berusia enam (6) tahun untuk berziarah kemakam ayahnya dengan perjalanan yang cukup jauh. Dalam perjalanan pulang ibunda beliau jatuh sakit tepatnya didaerahAbwa hingga akhirnya meninggal dunia. Setelah itu Rasulullah diasuh oleh pamannya Abdul Thalib, beliau menunjukan sikap yang mulia kepada pamannya walaupun aqidah pamannya berbeda dengan Rasulullah. Dan Rasulullah SAW. berbakti pula kepada pengasuhnya yang bernama Sofiah binti Abdil Mutthalib.

والله أعلمُ بالـصـواب

[i] Al Jami’ Li Ahkamil Qur’an Jil 6 hal 238

[ii] Ghadzaul Al Baab 1/382

[iii] Al Kabaair milik Imam Adz Dzahabi hal 40

[iv] Riwayat Tirmidzi dalam Jami’nya (1/ 346), Hadits ini Shohih, lihat Silsilah Al Hadits Ash Shahiihah No. 516

[v] Asy-Syifa` Ba’da Al-Maradhkarya Ibrahim bin ‘Abdullah al-Hazimy sebagai yang dinukilnya dari kitab Hadyu as-Saary Fi Muqaddimah Shahih al-Buukhary karya al-Hafizh Ibn Hajar al-‘Asqalany

[vi] HR. Al Baihaqi dalam Sunan Al Kubro. Syaikh Al Albani mengatakan hadits ini shahih sebagaimana dalam As Silsilah Ash Shahihah no. 1797

Rabu, 28 Oktober 2015

Ternyata Benar, Filter Rokok Memang Mengandung Darah Babi


Ketua Komisi Nasional Pengendalian Tembakau (Komnas PT), DR Hakim Sarimuda Pohan, mengungkapkan bahwa dalam filter rokok yang banyak digunakan di Indonesia terkandung bahan yang berasal dari darah babi.

Hemoglobin atau protein darah babi digunakan dalam filter rokok untuk menyaring racun kimia agar tidak masuk ke dalam paru-paru perokok, kata Hakim saat menjadi pembicara dalam dialog bahaya merokok bagi kehidupan berbangsa di Balaikota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Rabu.

Ia meyakini bahwa filter yang digunakan untuk rokok yang beredar di Indonesia merupakan filter impor yang mengandung komponen dari darah babi. Menurutnya, semua itu diketahui setelah adanya pernyataan yang diungkapkan ahli dari Australia atau Profesor Kesehatan Masyarakat dari Universitas Sydney, Simon Chapman.

Profesor Simon Chapman menyatakan itu merujuk pada penelitian di Belanda yang mengungkap bahwa 185 perusahaan berbeda menggunakan hemoglobin babi sebagai bahan pembuat filter rokok.


Profesor di Australia memperingatkan kelompok agama tertentu terkait dugaan adanya kandungan sel darah babi pada filter rokok. Profesor Simon Chapman menyatakan itu merujuk pada penelitian di Belanda yang mengungkap bahwa 185 perusahaan berbeda menggunakan hemoglobin babi sebagai bahan pembuat filter rokok.

Menurut Hakim, sudah selayaknya umat Muslim yang mayoritas di Indonesia ini menjauhi barang yang nyata-nyata dilarang agama tersebut. Bukan hanya kaum Muslim, tetapi kaum Yahudi juga melarang pemanfaatan babi untuk keperluan seperti itu, tambahnya dalam dialog dalam rangkaian sosialisasi peraturan daerah (Perda) yang melarang merokok di tempat tertentu.

Dalam dialog yang dihadiri ratusan peserta dari kalangan PNS, pengelola hotel, restoran, dan pengelola tempat-tempat umum tersebut juga dihadiri Wali Kota Banjarmasin Haji Muhidin dengan moderator Kepala Dinas Kesehatan setempat, drg Diah R Praswasti.

Dalam dialog tersebut dilangsungkan dengan tanya jawab yang antara lain disarankan perlunya Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang mengharamkan merokok.

Penulis: Joko Winarno

-------------------------------

Baca juga tulisan voa-islam menyoroti hal serupa pada 2010 silam:

Kabar penting ini harus dicamkan bagi para perokok yang alergi terhadap fatwa haram merokok. Sebuah penelitian ilmiah mengungkap, bahwa dari sebuah jasad babi ternyata bisa diolah menjadi 185 produk, di antaranya adalah untuk rokok.


    
Penemuan penggunaan darah babi dalam pembuatan filter rokok ditemukan peneliti Belanda, Christien Meindertsma, secara tak sengaja. Perempuan ini sebenarnya sedang meneliti seekor babi berkode "Pig 05049" di sebuah peternakan di Belanda.

Di laman pribadinya, Meindertsma menyatakan telah meriset selama tiga tahun semua produk yang dihasilkan dari seekor babi tersebut. Hasil riset itu kemudian dibukukan, lengkap dengan grafik dan gambar produk, kemudian dipamerkan dalam sebuah pameran.

Tujuannya sederhana, menunjukkan pada orang bagaimana sebuah produk dibuat dan "dibungkus" dan dari mana dia berasal, sehingga orang bisa tahu. Untuk menunjukkan itu, Meindertsma mendekati subjek ke skala satu ekor binatang yang dalam hal ini seekor babi bernama "Pig 05049." 

Selengkapnya: 

Zat Babi Ada dalam Sebatang Rokok. Merokok Berarti Menghisab Babi 

------

Minggu, 25 Oktober 2015

5 Tahap Kehidupan Pernikahan

Menikah dan hidup berumah tangga telah menjadi salah satu disiplin keilmuan tersendiri yang dikaji dan dipelajari secara sangat luas dan mendalam. Mengamati perilaku pasangan suami istri (pasutri) dalam rentang waktu panjang, sejak awal pernikahan hingga mereka menjadi tua, sebagian di antara mereka bertahan dalam hidup berumah tangga, sebagian lainnya memilih jalan berpisah. Perilaku ini telah mendapat pencermatan tersendiri oleh banyak psikolog dan konselor pernikahan.

Salah satu pakar itu adalah Dawn J. Lipthrott, LCSW, seorang psikoterapis dan marriage and relationship educator and coach, yang menyatakan ada lima tahap perkembangan dalam kehidupan pernikahan. Dawn mengamati kehidupan pernikahan berkembang dalam tahapan yang bisa diprediksikan sebelumnya. Namun perubahan dari satu tahap ke tahap berikut tidak memiliki batas waktu yang pasti. Antara pasutri yang satu bisa berbeda dengan pasutri yang lain, dalam mensikapi tahap kehidupan mereka dan berapa lama waktu melalui tahapannya.

Memahami adanya tahapan dalam hidup berumah tangga itu bisa membuat pasutri melakukan evaluasi bersama dan mengusahakan hal terbaik agar bisa melampaui berbagai tahapan tersebut dengan sebaik-baiknya.

Tahap pertama : Romantic Love.

Pada tahap ini pasutri sama-sama merasakan gelora cinta yang menggebu-gebu. Hal ini terjadi di saat awal-awal masa pernikahan, yang banyak disebut orang sebagai bulan madu. Suami dan istri berada dalam suasana kegairahan cinta yang membara, ingin selalu bersama, merasakan ikatan yang sangat kuat di antara mereka, tidak mau ada yang memisahkan mereka.

Pasutri selalu ingin melakukan kegiatan bersama-sama dalam situasi romantis dan penuh cinta. Makan bersama, olah raga bersama, jalan-jalan, belanja, memasak, membersihkan rumah, tidur, bahkan mandi bersama. Mereka berdua seakan menikmati surga dunia yang sangat indah dan serba menyenangkan. Istilah “mawaddah” dalam ungkapan sakinah, mawadah wa rahmah, tepat untuk menggambarkan situasi asmara yang menggebu ini.

Tahap kedua : Dissapointment or Distress.

Jika romantic love membuat pasutri serasa berada di atas awan indah, maka pada tahap dissapointment ini mereka merasa mulai turun ke bumi. Mulai melihat realitas-realitas hidup yang sesungguhnya, dan mulai melihat adanya cela pada pasangan. Saat mengalami tahap romantic love, berbagai kesalahan kecil bahkan tampak sebagai kelucuan yang menggemaskan, dan ditertawakan bersama. Berbeda dengan saat memasuki tahap kedua ini.

Pada tahap kedua, pasutri mulai saling menyalahkan, memiliki rasa marah dan kecewa terhadap pasangan, berusaha menang atau lebih benar dari pasangannya. Kadang suami atau istri berusaha untuk mengalihkan perasaan stres yang memuncak akibat konflik dengan pasangan ini dengan curhat kepada orang lain, bahkan kembali menjalin hubungan dengan mantan, atau mencurahkan perhatian ke pekerjaan, hobi, anak, organisasi, atau hal lain sesuai minat masing-masing.

Jika tidak dikelola dengan baik tahapan ini bisa membawa pasutri ke dalam situasi yang negatif dalam hubungan dengan pasangannya. Beberapa orang yang gagal melalui tahap ini memilih berpisah dengan pasangannya.

Tahap ketiga : Knowledge and Awareness.

Tahap ketiga ini bercorak dewasa. Ada perenungan dan kesadaran pada diri suami dan istri untuk memiliki kualitas hidup berumah tangga yang lebih baik.

Pasutri yang sampai pada tahap ini akan lebih memahami bagaimana posisi diri dan pasangannya. Mereka sibuk mencari informasi tentang bagaimana kebahagiaan pernikahan itu terjadi. Biasanya mereka lakukan dengan berdiskusi, membaca artikel, meminta kiat-kiat kebahagiaan rumah tangga kepada pasangan lain yang lebih tua atau mengikuti seminar-seminar dan bahkan konsultasi perkawinan.

Tahap keempat: Transformation.

Tahap keempat bercorak kematangan hubungan. Jika pencarian informasi tentang kebahagiaan pernikahan itu berhasil mereka dapatkan, maka akan membuat mereka semakin menghayati makna kehidupan berumah tangga. Mulai tumbuh penghormatan dan pemuliaan yang tulus kepada pasangan.

Suami dan istri pada tahap ini akan berusaha melakukan perbuatan yang mampu membahagiakan hati pasangannya. Suami dan istri akan berusaha membuktikan bahwa dirinya adalah sahabat yang tepat bagi pasangannya. Dalam tahap ini sudah berkembang sebuah pemahaman yang menyeluruh antara satu dengan yang lainnya dalam mensikapi perbedaan dan konflik yang terjadi.

Saat itu, suami dan istri akan saling menunjukkan penghargaan, empati dan ketulusan untuk mengembangkan kehidupan perkawinan yang bahagia.

Tahap kelima: Real Love.

Tahap kelima ini bercorak kesejiwaan antara suami dan istri. Istilah “rahmah” tepat untuk menggambarkan situasi hubungan pasutri pada tahap real love ini.

Pada tahap kelima ini, pasutri akan kembali dipenuhi dengan keceriaan, kemesraan, keintiman, kebahagiaan, dan kebersamaan dengan pasangan. Waktu yang tersisa akan mereka habiskan untuk saling memberikan perhatian satu sama lain. Suami dan istri semakin menghayati cinta kasih pasangannya sebagai realitas yang menetap. Inilah cinta yang dewasa, cinta yang penuh makna dan kesungguhan jiwa.

Untuk mencapai tahap ini tidaklah sulit, sepanjang ada usaha bersama dari kedua belah pihak. “Real love sangatlah mungkin untuk anda dapatkan bersama pasangan jika anda berdua memiliki keinginan untuk mewujudkannya. Real love tidak bisa terjadi dengan sendirinya tanpa usaha dari anda berdua,” ungkap Dawn.

Sabar Melalui Proses dan Tahapan

Pasutri harus bersabar dalam melewati berbagai proses dan tahapan kehidupan pernikahan. Jadikan keutuhan, keharmonisan dan kebahagiaan hidup berumah tangga menjadi bagian yang diutamakan oleh kedua belah pihak, sehingga suami dan istri selalu berusaha untuk mewujudkannya.

“Jangan hancurkan hubungan pernikahan anda dengan pasangan hanya karena merasa tak sesuai atau sulit memahami pasangan. Anda hanya perlu sabar menjalani dan mengulang tahap perkembangan dalam pernikahan ini. Jadikanlah kelanggengan pernikahan anda berdua sebagai suatu hadiah berharga bagi diri sendiri, pasangan, dan juga anak”, tutur Dawn.

Jika memang menghendaki suasana real love, pasutri harus saling membantu dan saling menguatkan satu sama lain. Bersabar atas apa yang tidak sesuai harapan dirinya, dan selalu membuka ruang komunikasi yang sehat, ruang permaafan yang luas, ruang toleransi yang lapang, sehingga semua tahap bisa dilalui dengan selamat. [pc]

Jumat, 23 Oktober 2015

Tips Menjaga Hafalan (Muroja'ah) agar Tidak Mudah HIlang


Tips Menjaga Hafalan (Muroja'ah) agar Tidak Mudah HIlang
Oleh Ustadz Taufik Hamim Efendi, MA

Berikut adalah beberapa Tips untuk menjaga hafalan Al- Qur’an. semoga bermanfaat buat anda khususnya dan buat kita semua yang memiliki tekad yang kuat dalam menghafalkan Al- Qur'an :

- Pengaturan Waktu

Pandai mengatur waktu akan dapat membantu seorang penghafal Al-Qur’an dalam memelihara hafalannya. Mengatur waktu untuk mengulang-ulang hafalan yang senantiasa terus berkelanjutan, harus terus dilakukan oleh seorang penghafal Al-Qur’an. Biasakan jangan melewatkan waktu tanpa melakukan hal- hal yang bermanfaat.

Rasulullah SAW telah memperingatkan, bahwa hafalan Al-Qur’an akan lebih cepat hilang dan lepas bila dibandingkan dengan seekor onta yang terikat kuat apa bila dia tidak selalu mengulang-ulang hafalannya tersebut. “ Jagalah Al-Qur’an, demi Yang jiwaku berada di tangan-Nya, Al-Qur’an itu lebih cepat lepas dari pada seekor onta dari ikatannya” (H.R. Bukhari)

Menyediakan waktu khusus Dalam proses muraja’ah (mengulang) hafalan, seorang penghafal Al-Qur’an harus menyediakan waktu khusus, misalnya sebelum atau sesudah subuh, sebelum tidur, sebelum dan sesudah shalar fardhu. Siapapun dia, bila mana sedang menekuni suatu pekerjaan dan memberikan porsi waktu yang khusus, maka dia akan mendapatkan hasil yang tidak akan mengecewakannya.

Tengoklah bagaimana kehidupan para Ulama terdahulu dalam pengaturan waktu, sehingga mereka dapat mewariskan karya- karya besar mereka yang sampai hari ini masih menjadi rujukkan. Sabagian mereka wafat diusainya yang belum begitu lanjut, akan tetapi mereka dapat menulis dan menyusun banyak kitab.

- Wirid Al-Qur'an

Selain menyediakan waktu khusus, seorang penghafal Al-Qur'an harus memperbanyak tilawah, dia harus memiliki wirid Al- Qur'an yang rutin dia lakukan setiap hari. Usahakan dapat membaca Al-Qur’an minimal satu juz setiap hari, sehingga dalam waktu tiga puluh hari / satu bulan anda akan mengkhatamkan tilawah Al-Qur’an. Sering membaca Al-Qur’an akan dapat memudahkan seseorang dalam menghafal Al-Qur’an.

Menjadi Imam Shalat Hafalan anda akan selalu melekat dalam ingatan anda apabila selalu anda baca dalam shalat, khususnya saat shalat malam atau qiyamullail. Terlebih saat menjadi imam shalat tarawih di suatu masjid yang antara pengurus jamaah meresa tidak keberatan bila mana sang iman membaca satu juz untuk setiap malamnya.

Mengajarkan orang lain Salah satu cara yang paling efektif dalam menjaga hafalan adalah mengajarkan orang lain, karena pada saat mendengarkan hafalan muridnya, maka secara tidak langsung dia sedang mengulang-ulang hafalan.

- Mendengarkan bacaan orang lain

Banyak mendengar akan memudahkan kita menghafal, cepat hafal, selain sering membaca juga karena sering mendengar bacaan orang lain. Buatlah kesepakan atau janji bersama teman anda yang sedang menghafal Al-Qur’an untuk saling menyimak, sehingga bila mana anda atau teman anda keliru dalam membaca maka saat itulah anda berdua akan saling mengoreksi.

- Mendengarkan kaset atau CD Al-Qur’an

Pilihlah salah satu bacaan syaikh terkenal, yang tilawahnya tersebar di seluruh dunia dan cenderung diminati lagunya dalam membaca Al-Qur’an, seperti Syaikh Mahmud Khalil Al- Hushari, Syaikh Muhammad Siddiq Al-Minsyawi, Syaikh Abdullah bin Ali Bashfar, Syaikh Abdurrahman Al- Hudzaifi, Syaikh Suud Syuraim, Syaikh Abdurrahman Al-Sudais, Syaikh Hani Ar-Rifa'i, dll.

- Membaca sejarah para penghafal Al-Qur’an

Untuk memberikan motivasi dan semangat baru maka anda juga harus membaca perjalanan para ulama dan orang-orang yang menghafal Al-Qur'an, anda akan dapat mengambil pelajaran dari pengalaman mereka serta dapat memperbaharui semangat anda.

Membiasakan membaca tanpa melihat Mushaf Biasakan mengulang hafalan tanpa melihat mushaf, karena bila mana membaca hafalan selalu melihat mushaf maka akan ada ketergantung selalu ingin melihatnya. Kecuali apa bila anda sudah tidak dapat melanjutkan bacaan, maka boleh anda melihat mushaf.

- Menjauhi kemaksiatan

Jiwa yang selalu berlumuran kemaksiatan dan dosa, sulit untuk menerima cahaya Al- Qur'an, hati yang tertutup disebabkan dosa-dosa yang senantiasa dilakukannya, tidak mudah menerima kebaikan, mentadaburi ayat- ayat Al-Qur'an

“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Qur’an ataukah hati mereka terkunci?” (Q.S. Muhammad : 24)

Dalam sejarah tercatat bahwa Imam Syafi'i rahimuhullah tergolong ulama yang memiliki kecepatan dalam menghafal, bagaimana dia mengadu kepada gurunya, Waki', suatu hari dia mengalami kelambatan dalam menghafal. Maka gurunya lalu memberikan obat mujarrab, yaitu agar dia meninggalkan perbuatan maksiat dan mengosongkan hati dari setiap penghalang antara dia dan Tuhannya.

Imam Syafi'i rahimahullah berkata : Aku mengadu kepada (guruku) Waki' atas buruknya hafalanku Maka diapun memberiku nasihat agar aku meninggalkan kemaksiatan Dia memberitahuku bahwa ilmu itu adalah cahaya Dan cahaya Allah tidak akan diberikan kepada orang yang bermaksiat.

Mudah - mudahan kita termasuk ke dalam golongan yang tidak pernah melupakan Al quran sampai akhir hayat.. Aamiin,,

Wallahu 'alam bishshawab.

Sumber: muntadaquran.net

Agar anak cerdas intelektual

Agar anak cerdas intelektual. Simak penjelasan lengkapnya…

Sahabat Ummi, salah satu doa yang senantiasa dipanjatkan orang tua untuk anak-anaknya adalah agar mereka menjadi sosok yang cerdas, terdidik dan memiliki pengetahuan.  Seribu macam cara dilakukan untuk itu.  Salah satunya berburu sekolah yang menurut anggapan orang tua adalah yang terbaik untuk anaknya dan mampu menjadi wadah untuk mengasah minat dan bakatnya, agar mereka tumbuh berkembang menjadi insan yang diharapkan.  Mendidik anak agar cerdas merupakan tanggung jawab orang tua yang tak kalah penting.

Pendidikan Intelektual menurut Dr. Abdullah Nashih Ulwan mengacu kepada pembentukan dan pembinaan berpikir anak dengan segala sesuatu yang bermanfaat, ilmu pengetahuan, hukum, peradaban ilmiah dan modernisme serta kesadaran berpikir dan berbudaya.  Inti dari tanggung jawab ini adalah ilmu, rasio (logika) dan peradaban anak benar-benar terbina.

Ada 3 permasalahan pokok dalam pendidikan intelektual tersebut yakni:

1.Kewajiban mengajar

Islam mewajibkan para orang tua untuk mengajar anak-anak, menumbuhkan sikap mengembangkan ilmu dan budaya, serta memusatkan seluruh pikiran untuk mencapai pemahaman yang mendalam, pengetahuan yang mendasar dan pengenalan yang benar.

Nyatalah sudah bahwa orang tua dan keluarga adalah madrasah atau sekolah utama buat anak-anak mereka.  Fenomena yang kerap keliru adalah ketika para orang tua merasa bahwa tugas mengajarkan anak adalah tugas sekolah secara formal.  Mereka disibukkan dengan mencari uang sebanyak-banyaknya dalam rangka menyekolahkan anaknya meski mahal sekalipun.  Seolah beralih peran bahwa tugas mengajar itu sudah diambil alih oleh para guru di sekolah formal.  Padahal tidak, sekolah hanya bersifat membantu dan mengembangkan, namun peran mendidik tetap di tangan orang tua.

Di sini lah sangat dibutuhkan orang tua dengan segala ilmu yang dimilikinya mampu menemani dan mengantar anak-anaknya menjadi sosok-sosok pintar melebihi diri mereka.  Tak ada istilah sia-sia ijazah yang dimiliki seorang ibu yang kebetulan tidak bekerja di ruang publik, karena ilmu yang ia miliki pasti bermanfaat buat pendidikan anak-anaknya di rumah. Beneran lho Ummi!

2.Penyadaran Berpikir

Yang dimaksud penyadaran berpikir adalah mengikatkan anak dengan Al Islam, Al Quran, Sejarah Islam, kebudayaan Islam dan gerakan da’wah Islam.  Sejak anak mulai sadar dan mengerti hendaknya para orang tua memperkenalkan anak kepada hakikat-hakikat berikut: a) Islam itu abadi, sesuai sepanjang masa karena universalitas dan kontinuitas menjadi kelebihan Islam, b) Nenek moyang kita berjaya karena berpegang teguh pada islam dan aturan Al Qur’an,c) Adanya rencana-rencana musuh Islam yang ingin memadamkan ruh islam di muka bumi seperti zionisme, kolonialisme dsb. d) menjelaskan tentang budaya islami sebagai sumber kekayaan budaya di dunia, e) anak harus disadarkan bahwa Islam yang benar adalah seperti yang diajarkan Rasulullah SAW dan senantiasa menjadikan beliau teladan umat.

Nah lho Sahabat ummi, berarti nggak mudah ya untuk menjadikan anak-anak kita memiliki kesadaran berpikir seperti di atas kalau kita sendiri sebagai ortu tak memiliki pemahaman juga wawasan materi yang cukup untuk mengenalkan hal demikian kepada anak. So sebelum mendorong anak demikian, mari kita asah pula wawasan kita dengan banyak menggali Islam melalui banyak cara dan tentunya mencari trik jitu bagaimana menyampaikan penyadaran tersebut kepada anak-anak kita.

3.Pemeliharaan Kesehatan Intelektual

Bagaimana cara kita sebagai orang tua bisa menjamin bahwa pemikiran anak-anak kita tetap sehat, ingatan mereka kuat, benak yang senantiasa jernih dan akal tetap matang?

Yang jelas tanggung jawab ini berpusat pada upaya menjauhkan mereka dari kerusakan-kerusakan terbesar yang tersebar di dalam masyarakat.

Para ahli kesehatan sepakat dan memperingatkan bahwa kerusakan-kerusakan  yang dapat mempengaruhi akal dan ingatan adalah minuman keras, kebiasaan onani,  merokok dan pornografi.

Dr. Alex Carel dalam bukunya yang berjudul “Manusialah yang Dibodohkan”mengatakan, “jika insting seksual manusia bergerak, kelenjar-kelenjarnya memisahkan satu macam benda yang meresap ke dalam otaknya melalui darah lalu memabukkannya, maka ia tidak akan mampu lagi untuk berpikir jernih”.

Ya Allah jadikanlah kami termasuk orang-orang yang mentaati Allah dan Rasul-Nya,  termasuk orang-orang yang berwajah putih pada hari hisab nanti, dan termasuk orang-orang yang melaksanakan tanggung jawabnya terhadap anak-anak dan keluarga dengan baik.  Sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik yang Diharapkan dan semulia-mulia yang Diminta. Amin.

Foto ilustrasi: google

Profil Penulis:

Sih Wikaningtyas, Ibu dari 2 anak tinggal di Kota Bogor, sehari-hari bekerja di Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama.  Menulis dalam rangka mensyukuri hidup.  Pernah aktif di FLP Bogor sekarang tergabung dalam Komunitas Ummi Menulis

Hindari melakukan ini setelah makan

Setiap orang tentu punya kebiasaan dan cara berbeda yang dilakukan setelah selesai makan. Ada yang duduk santai sambil makan dessert, minum kopi, atau bahkan ngemil makanan ringan lainnya.

Meskipun kebiasaan tersebut terkesan sepele, namun banyak diantaranya yang kontraproduktif dengan tujuan awal anda makan, dengan sirkulasi tubuh Anda, dan pada akhirnya membahayakan kesehatan.

Para ahli telah memberikan saran dan peringatan dengan menyusun daftar kegiatan yang tidak boleh Anda lakukan setelah makan. Jika Anda ingin menjaga tubuh anda tetap sehat, hindari melakukan 6 hal ini setiap hari setelah anda makan:

1. Makan buah
Ini yang sering terjadi, menyantap buah sehabis makan besar sebagai cuci mulut! Banyak orang mengatakan bahwa buah adalah makanan penutup yang menyehatkan. Padahal buah merupakan jenis makanan yang dapat dicerna dengan cepat, jadi jika kita mengonsumsinya langsung setelah makan, mereka akan diam lama di perut, terfermentasi dan menyebabkan gas serta racun yang dapat menyebabkan selulit.

Waktu terbaik makan buah yakni satu atau dua jam sebelum makan. Jadi, makan buah pada saat perut kosong. Hal ini juga dapat menghindari anda dari makan berlebihan.

2. Melonggarkan sabuk
Hampir semua dari kita memiliki kebiasaan ini, padahal hal ini dapat menyebabkan belitan pada usus dan dapat memperlambat pencernaan. Tapi, ada alasan lain untuk berhenti melakukan hal ini - setelah melonggarkan ikat pinggang, Anda makan lebih banyak makanan!

3. Minum Teh
Minum teh setelah makan akan mengganggu organ pencernaan karena daun teh bersifat asam sehingga memengaruhi kemampuan tubuh mencerna makanan. Asam dari teh juga membuat protein yang kita asup lebih sulit dicerna.

Teh juga mengandung polifenol dan tanin yang mengikat zat besi dalam makanan dan membuatnya sulit diserap tubuh. Padahal, bagi ibu hamil dan anak-anak zat besi adalah mineral penting.

4. Tidur
Tidur segera setelah makan sangat tidak baik untuk pencernaan anda, karena dalam posisi berbaring asam lambung dalam perut tidak dapat bekerja dengan baik. Jika kebiasaan ini dilakukan terus-menerus, seiring waktu hal ini dapat mendatangkan masalah pada pencernaan anda selain tentunya ancaman perut buncit dan kegemukan.

5. Mandi/Berenang
Benar apa yang orang tua kita bilang. Mereka melarang kita langsung menceburkan diri ke kolam atau ke pantai saat liburan sementara kita baru selesai makan.

Para ahli memperingatkan bahwa hal yang sama berlaku untuk mandi. Hal ini karena, air dapat meningkatkan sirkulasi darah ke seluruh tubuh, terutama tangan dan kaki. Sementara setelah makan darah memasuki perut di mana pencernaan terjadi. Aliran darah ini dibutuhkan untuk memastikan sistem pencernaan berfungsi secara optimal. Sehingga kedua hal bisa 'membingungkan' bagi tubuh anda dan lambat laun mendatangkan gangguan pada pencernaan.

6. Merokok
Sehabis makan sistem pencernaan bekerja pada seluruh tubuh, dan jika anda langsung merokok maka oksigen dalam darah akan langsung mengikat nikotin, dan menyerapnya dengan lebih mudah.

Inilah mengapa ada pendapat yang mengatakan bahwa merokok satu batang setelah makan setara dengan merokok 10 batang. Walau hal itu masih diperdebatkan, tapi merokok pada waktu apa pun sebenarnya memang buruk bagi kesehatan.

Mohon di share bila bermanfaat :)

Batalkah Wudhu Jika Menyentuh Istri? (1)

ADA begitu banyak pendapat di antara ulama soal suami-istri. Misalnya saja soal wudhu. Apakah batal wudhu seorang suami ketika menyentuh istrinya, dan atau sebaliknya?

Para ulama fikih berselisih pendapat tentang masalah ini, ada berbagai pendapat yang cukup banyak. (Lihat al-Majmu’ 2:34 Imam Nawawi). Di sini kami akan sebutkan tiga pendapat saja:

Pendapat Pertama: Menyentuh wanita membatalkan wudhu secara mutlak baik dengan syahwat atau tidak, tetapi kalau ada pembatasnya seperti kain, maka tidak membatalkan wudhu. Pendapat ini populer dalam madzhab Syafi’i. Pendapat berlandaskan dengan berbagai argumen, yang paling masyhur dan kuat adalah firman Allah dalam surat An-Nisa’: 43.

أَوْ لاَمَسْتُم النِّسَآءَ

“Atau kamu telah berjima’ dengan istri.” (QS. An-Nisa’: 43).

Mereka mengartikan kata لاَمَسْتُمُ dalam ayat tersebut dengan menyentuh. (Lihat al-Umm 1:30 oleh Imam Syafi’i dan al-Majmu’ 2:35 oleh Imam Nawawi).

Pendapat Kedua: Menyentuh wanita tidak membatalkan wudhu secara mutlak baik dengan syahwat maupun tidak berdasarkan beberapa dalil berikut:

Dalil Pertama:

Ketika seseorang berwudhu, maka hukum wudhunya itu hukum asalnya suci dan tidak batal sehingga ada dalil yang mengeluarkan dari hukum asalnya. Dalam hal ini, pembatal itu tidak ada, padahal kita ketahui bersama bahwa menyentuh isteri adalah suatu hal yang amat sering terjadi. Seandainya itu membatalkan wudhu, tentu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam akan menjelaskan kepada umatnya dan masyhur di kalangan sahabat, tetapi tidak ada seorang pun dari kalangan sahabat yang berwudhu hanya karena sekedar menyentuh istrinya. (Majmu’ Fatawa Ibnu Taimiyyah 21:235).

Dalil Kedua:

Dari Aisyah d bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mencium sebagian istrinya kemudian keluar menuju shalat dan tidak berwudhu lagi. Saya (Urwah) berkata: Tidaklah dia kecuali Anda kan? Lalu Aisyah tertawa. (Shahih. Riwayat Tirmidzi: 86, Abu Dawud: 178, Nasa’i: 170, Ibnu Majah: 502 dan dishahihkan al-Albani dalam al-Misykah: 323. Lihat pembelaan hadis ini secara luas dalam at-Tamhid 8:504 Ibnu Abdil Barr dan Syarh Tirmidzi 1:135-138 Syaikh Ahmad Syakir).

Hadis ini menunjukkan bahwa menyentuh istri tidaklah membatalkan wudhu sekalipun dengan syahwat. Demikian ditegaskan oleh Syaikh al-Allamah as-Sindi dalam Hasyiyah Sunan Nasa’i 1:104.

Dalil Ketiga:

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata: Saya pernah tidur di depan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan kedua kakiku berada di arah kiblatnya. Apabila beliau sujud, maka beliau menyentuhku lalu saya pun mengangkat kedua kakiku, dan bila beliau berdiri, maka aku membentangkan kedua kakiku seperti semula. (Aisyah) berkata: “Rumah-rumah saat itu masih belum punya lampu”. (HR. Bukhari: 382 dan Muslim: 512).

Hadis ini menunjukkan bahwa menyentuh istri tidaklah membatalkan wudhu. Adapun takwil al-Hafizh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari 1:638 bahwa kejadian di atas bisa jadi karena ada pembatasnya (kain) atau kekhususan bagi Nabi, maka takwil ini sangat jauh sekali dari kebenaran, menyelesihi dhahir hadis dan takalluf (menyusahkan diri). (Periksa Nailul Authar asy-Syaukani 1:187, Subulus Salam as-Shan’ani 1:136, Tuhfatul Ahwadzi al-Mubarakfuri 1:239, Syarh Tirmidzi Ahmad Syakir 1:142).

Dalil Keempat:

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata: “Pada suatu malam saya pernah kehilangan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dari tempat tidur maka saya mencarinya lalu tanganku mengenai pada kedua punggung kakinya yang tegak, beliau shalat di masjid seraya berdoa: “Ya Allah saya berlindung dengan ridha-Mu dari kemurkaan-Mu…”. (HR. Muslim: 486).

Hadis ini menunjukkan bahwa istri menyentuh suami tidaklah membatalkan wudhu. Adapun penjelasan Imam Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim 4:152 bahwa kejadian tersebut bisa jadi karena ada pembatas kainnya, maka menyelisihi dhahir hadis. (Lihat at-Tamhid 8:501 Ibnu Abdil Barr dan Tafsir al-Qurthubi 5:146).

Dalil Kelima:

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata: “Pernah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan shalat sedangkan saya tidur terbentang di depannya layaknya jenazah sehingga apabila beliau ingin melakukan witir, maka beliau menyentuhku dengan kakinya”.

(HR. Nasai 1/102/167. Imam Za’ilai berkata: “Sanadnya shahih menurut syarat shahih dan dishahihkan Imam Nawawi dalam al-Majmu’ 2:35).

Hadis ini menunjukkan bahwa menyentuh wanita tidaklah membatalkan wudhu dengan kaki atau anggota badan lainnya. Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata dalam at-Talkhis hal. 48: “Sanadnya shahih, hadis ini dijadikan dalil bahwa makna “Laamastum” dalam ayat adalah jima’ (berhubungan) karena Nabi menyentuh Aisyah dalam shalat lalu beliau tetap melanjutkan (tanpa wudhu lagi -pent)”. [Sumber: konsultasisyariah]

Archery di Jakarta

Panahan atau Archery adalah sebuah cabang olahraga yang mengasyikkan dan membuatmu jadi keren.
Memanah melatih keseimbangan tubuh, fisik dan emosi.
Kata orang, kalau emosi kita lagi nggak stabil, maka akan sulit mencapai target dengan sempurna, apalagi kalo fisiknya yang goyang-goyang.

Rasulullah bersabda, "ajarilah anak-anak kalian berkuda, berenang dan memanah" (riwayat sahih Bukhari/Muslim)
   
Dan beliau berkata, ” Kamu harus belajar memanah karena memanah itu termasuk sebaik-baik permainanmu.” (Riwayat Bazzar, dan Thabarani dengan sanad yang baik) 

So, hal-hal di atas menimbulkan rasa penasaranku sama memanah -yang belum pernah menyentuh busur dan anak kandungnya-. Jadi akusearching tentang latihan memanah di Jakarta. Dan hasilnya: cuma nemu satu tempat di area Gelora Bung Karno, Senayan.

~~~~

Sabtu, 9 Juni 2012, aku naik Transjakarta turun di halte GBK. Ternyata lapangan panahan ada di pintu 7 alias bertolak belakang dengan pintu tempat aku turun. Jadi harus loncatin itu lapangan GBK. Akhirnya aku naik ojek bayar 7ribu. Ini kali pertama muterin komplek itu. Fyi, akan ada pameran "Baby Looney Toons" di sana. hehe. Pertandingan Bulu Tangkis dan Pameran Komputer di JCC (ternyata JCC di deket situ) juga ada. Sampailah di lapangan panah.

Aku ketemu sama Pak Danang, pelatih sekaligus pendiri tempat latihan itu. Yang pertama kutanya pastilah program dan harga. Dia punya 3 paket:
1. Paket suka-suka, artinya latihan tiap kali dateng aja. Bayarnya juga per pertemuan Rp90.000
2. Paket 1 bulan, 4x pertemuan di Sabtu/Minggu (2 jam) Rp350.000
3. Paket 3 bulan, milih jadwal, Rp900.000

Sebelumnya, aku dipersilahkan ikut free trial 30 menit yang akhirnya kujadikan 1 jam. haha. ketagihan. noted: kemarin masih pake baju batik.

Pak Danang punya asisten namanya Kak Robi, beliau ngasih penjelasan tentang nama-nama perlengkapan archery versi sederhana, ada: Busur (handle dan lim *kalo ga salah inget), anak panah, tas anak panah (dipasang di kaki kanan), arm guard (tangan kiri), dan penahan jari di jari kanan (lupa namanya).

penahan jari dan arm guard

 Arm guard itu dipasang karena ternyata saat melepaskan anak panah, 'si anak' rawan kena tangan bagian itu. Dan aku adalah contoh nyata nya. Tiga memar besar di tempat itu, pembuluh darah pecah kayaknya -.-

Nah setelah mengenalkan perlengkapannya, Kak Robi ngajarin cara memanah untuk pemula:
1. Badan ngadep kanan 900 dengan kaki lurus ke depan, terbuka selebar bahu
2. Pegang busur dengan tangan kiri dan taruh di atas kaki kiri
3. Ambil anak panah dengan tangan kanan dan pasang di tempatnya sampe bunyi "klik"
4. Pegang tali dengan posisi hook (telunjuk-tengah-manis di bawah anak panah)
5. Angkat ke atas busur dan anak panah kita, tarik sambil lurusin ke depan
6. Tali kita tarik sampai jempol kanan nyentuh tulang pipi.
7. Lihat target dengan mata kanan dan arahkan mata panah ke sana
8. Lepaskaaan

notes: tangan kiri lurus sempuran dengan jempolnya. Siku kanan agak naik ke atas.





Syuuuttt ~~ jlep. Kena lah dia di papan panahan yang terbuat dari karet (karet apa apa ya itu?)

Nah, di sana kan juga banyak orang lain yang latihan. Aku perhatiin bedanya yang udah ahli itu mereka pas narik tali, tangan kanannya ga ke tulang pipi tapi ke bawah dagu (kayak mas-mas di foto). Terus 3 jarinya ga dibawah anak panah, tapi anak panahnya dijepit antara telunjuk-jari tengah. Kayaknya itu aja, yang lain sama.

Nah, asyik kan. Aku mau belajar sampe bisa. Terus nanti buka tempat panahan buat muslimah dan anakku. hahaha.

Siapa lagi yang mau coba? :D

Pelatih: Pak Danang +62856 877 1313
web Jakarta archery: http://jakartaarchery.wordpress.com/

Kiat-kiat Menghafal dan Muroja’ah (mengulang-ulang hafalan) Al-Quran

1. Ikhlas lillahi ta’ala
Jadikanlah niat dan tujuan menghafal al-quran sebagai taqorrub kepada allah, bukan karena yang lain, seperti ingin mendapat kedudukan, harta, atau penghargaan. Allah tidak akan menerima suatu amalan tersebut dikerjakan murni karena allah.
“Dan tidaklah mereka itu diperintah kecuali agar beribadah kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya” (QS. Al-Bayyinah : 5)

2. jauh dari maksiat dan dosa
Hati yang gelap disebabkan oleh kemaksiatan dan kesibukan syahwat duniawi, tidak ada tempat baginya cahaya Al-Qur’an. Kemaksiatan akan menghalangi hafalalan dan bisikan syetan memalingkan diri dari oingat kepada Alloh. Allah berfirman, bahwa
“Syetan menguasai mereka dan melupakan mereka dari ingat kepada Allah? (QS. Al-Mujadalah : 10)

3. memanfaatkan masa dan waktu kosong
Anak kecil hatinya paling kosong dan minim dari kesibukan, seperti sebuah pepatah mengatakan, bahwa belajar di waktu kecil bagai mengukir di atas batu. Ahnaf berkata “orang besar lebih banyak akalnya namun lebih sibuk hatinya”.

4. memilih waktu yang tepat
jenganlah anda menghafal pada waktu lelah atau ketika pikiranmu sibuk dengan berbgai urusan karena hal itu akan menghambat konsentrasi. Pilihlah waktu yang tepat. Alangkah baiknya jika memilih waktu sebelum/setelah sholat shubuh.

5. memilih tempat yang tepat
tempat yang tepat biasanya jauh dari keributan dan kebisingan. Hal ini akan memudahkan konsentrasi. Tempat yang afdhol untuk menghafal Al-Quran adalah masjid.

6. motivasi kuat dan sungguh-sungguh
hasrat yang kuat dan benar akan mempunyai pengaruh yang sangat besar dalm menguatkan hafalan serta memudahkan dan memfokuskan dalam menghafal.

7. melibatkan panca indera
kekuatan dan kemampuan menghafal manusia berbeda-beda dan bertingkat-tingkat satu dengan yang lainnya, tetapi dengan memanfaatkan sejumlah panca indera akan memudahkan hafalan dalam ingatan.

8. membatasi mushaf hanya dalam satu cetakan
diutamakan memilih cetakam musfaf Huffadz (para hafidz) atau mushaf yang standar tiap lembarnya dimulai dengan permualaan ayat dan di akhiri dengan akhir ayat. Hal ini mempunyai pengaruh besar dalam mengkokohkan gambaran/bentk halaman dan memfokuskan ketika muroja’ah.

9. mengoreksi pengucapan
maksudnya membacakan kepada salah seorang yang teliti atau mendengar potongan ayat yang hendak kamu hafalkan dari salah satu seorang quro’ dalam rekaman kaset agar tidak terjadi kesalahan.

10. mengikat hafalan dengan kuat
maksudnya selalu mengulang-ulang dalm membaca dan memperhatikan sambungan antara ayat satu dengan yang lain.

11. memahai maknanya
hendaknya membuka sebagian tafsir yang ringkas agar paham makna-makna ayat tersebut meskipun secara global. Atau minimal gunakan kitab kalimatul Quran Tafsir wa Bayan, oleh Syaikh Husnain Muhammad Makhluf. Sesunguhnya memahami makna kata-kata membantu memperjelas mkna-mkna ayat secara global.

12. kontiyu dalm membaca Quran
hal ini akan memudahkan, memperkuat hafalan, serta merupakan salah satu cara pokok untuk muroja’ah.

13. menghafal bersama
maksudnya menghafal bersama dengan saudaramu atau teman yang lain dengan cara membuat kesepakatan program dalam menghafal atau muroja’ah sehingga masing-masing bisa saling berlomba dan meningkatkan bila salah saru ada yang mengabaikan. Dengan ini akan memudahkan dalam mencapai target dan tujuan.

14. teliti terhadap ayat-ayat yang mirip
banyak sekali di dalam Al-Quran ayat-ayat yang lafadhnya mirip satu sama lain. Oleh karena itu diperlukan kejelian dalam membedakannay.

15. tawakkal kepada Allah SWT
Allah SWT berfirman “Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakkal, jika kamu orang-orang yang beriman” (Al-Maidah : 23)

Semoga Bermanfa'at ^_^

Senin, 19 Oktober 2015

Memanah di Hamilton (Antara Menembak dan Memanah)



Foto belajar menembak yang saya upload dalam Facebook mendapat komen menarik iaitu teknik tambahan untuk berjaya semasa menembak.  Ia satu teknik yang saya tidak buat.  Patutlah asyik tersasar sahaja.  Baru saya faham, teknik menahan nafas merupakan salah satu cara agar tangan tetap stabil ketika tembakan dilepaskan.  Bila kedudukan tangan tetap, maka ia lebih berpotensi mendapat sasaran secara tepat.

Dari Warkworth ke Hamilton

Dari A Kiwi Farmstay, Kaipara Hill, kami berpindah ke Hamilton dan bermalam di hotel.  Pada asalnya, kami merancang untuk bermalam di Rotorua selama 3 malam tanpa singgah di Hamilton.  Dek kerana pada masa itu waktu cuti Easter, banyak penginapan yang sudah ditempah oleh pelancong.

Usaha menempah dari awal beberapa penginapan akhirnya dibatalkan oleh pengusaha dengan pelbagai alasan.  Ada yang mendahulukan keluarga walaupun keluarga memohon lewat dari kami dan ada yang mengutamakan pelanggan yang menempah untuk tempoh lebih lama.  Kami percaya dan yakini setiap ketentuan Allah ada hikmahnya.

Jadi kami terpaksa bermalam juga di Hamilton semalaman dan baki 2 malam di Rotorua.

 

Memanah di Hamilton

Seorang mahasiswi memberitahu saya, “Kami merancang untuk memanah di Hamilton.”

“Kak Nur mahu join jugalah.”

Pada hari itu, mahasiswi senior telah membawa pelajar-pelajar baru perempuan mengenali Hamilton dan melakukan aktiviti di sana.  Jumlah mereka semuanya 21 orang.  Selepas mengetahui waktu mereka akan memanah, saya merancang untuk bertolak ke Rotorua sebaik selesai acara memanah.

Jika di Warkworth, kami sekeluarga berpeluang belajar menembak,di Hamilton kami berpeluang belajar memanah pula.

Sesuatu yang menarik tentang memanah diberitahu Nabi s.a.w,

Uqbah bin Amir r.a melaporkan, ‘Saya mendengar Rasulullah s.a.w berkata di atas mimbar:

وَأَعِدُّوا لَهُمْ ما اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ، أَلآ إِنَّ الْقُوَّةَ الرَّمْيُ، ألا إن القوة الرمي، ألا إن القوة الرمي

“Persiapkanlah semua kekuatan yang kalian miliki.  Ketahuilah sesungguhnya kekuatan itu adalah memanah, ketahuilah sesungguhnya kekuatan itu adalah memanah, ketahuilah sesungguhnya kekuatan itu adalah memanah.”

Hadis direkod oleh Imam Muslim no. 1917


Nabi s.a.w mengulangi sebanyak 3 kali bahawa ada kekuatan pada aktiviti memanah.

Melihat busur (bow) yang bersaiz besar itu sahaja, sudah dapat dibayangkan perlunya modal daya tarikan yang kuat untuk melepaskan panah.  Itu yang lihat yang terzahir secara nyata sahaja.  Saya percaya lebih banyak rahsia yang tersembunyi di sebalik aktiviti memanah… mungkin baik untuk kesihatan jantung, paru-paru dan sebagainya.
Ia hanya hipotesis sahaja buat masa sekarang.  Saya katakan begitu  setelah mendapati sukan yang lebih tertumpu menggunakan kaki seperti bola sepak tetap memberi risiko sakit jantung pada pemainnya.  Saya tinggalkan isu ini kepada mereka yang pakar untuk mengulasnya.

Selepas instructor memberi penerangan, kami mula mempraktikkan ilmu yang dipelajari.  Saya sungguh teruja untuk mencuba.

Abbas (terlindung di sebalik tangan instructor) bersedia untuk memanah.

Benar, Kekuatan Adalah Pada Memanah

 

Memanah ada sedikit perbezaan dari menembak.  Memanah memerlukan lebih tenaga untuk menarik anak panah.  Teknik memegang dan melepaskan panah juga berbeza dengan teknik menembak.

4 ibrah menembak yang saya berikan sebelum ini adalah sama dengan ibrah dari aktiviti memanah.  Begitu juga dengan tip tambahan yang diberikan oleh Saudara Own di atas.  Ia juga relevan untuk memanah tepat pada sasaran.

Hubby pada mulanya melihat-lihat sahaja sebab dia tidak daftar untuk join. Selepas itu, dia juga mahu mencuba... Mana boleh lepas peluang... iya tak?

Oleh kerana memanah memerlukan lebih tenaga (atau mungkin juga kerana busur yang ada bersaiz besar), maka kanak-kanak berusia di bawah 11 tahun tidak dibenarkan mengambil bahagian.  Saya menggalakkan anak sulung, Abbas agar mencuba.  Saya gembira dan suka jika anak-anak dapat belajar sesuatu dari sunnah Nabi s.a.w ini.

“Ummi, beratlah… Abbas sudah pernah cuba di Adventure Park di Melbourne”

Pada mulanya Abbas menolak, akhirnya dia juga mahu mencuba lagi.  Mungkin teruja setelah melihat Umminya begitu bersemangat belajar memanah.

Selepas kali pertama melontarkan panah, walau tidak kena… saya terus merasa ingin mencuba lagi.  Saya tidak mudah berputus asa apabila mahu melakukan sesuatu yang diyakini baik walaupun banyak halangan.  Akhirnya saya mendapat juga satu sasaran.  Untuk rekod peribadi saya berpuas hati bagi latihan pertama kali ini.

Ramai adik-adik yang lain jauh lebih baik pencapaiannya walaupun sama-sama baru belajar.  Tahniah saya ucapkan atas percubaan dan pencapaian menarik.

Percubaan dari penulis dan adik-adik mahasiswi Auckland.

Seorang student berkata, "Dapat rumput pun jadilah"

Di sini saya temui satu forum menarik mengenai aktiviti memanah.  Sesiapa yang baru mahu belajar, info di dalam forum ini sangat membantu.



Kamis, 08 Oktober 2015

Menentukan masa haid selesae

Bagaimana Cara Menentukan bahwa Masa Haid Telah Selesai? #

Pertanyaan:

Bagaimana cara seorang wanita menentukan masa awal dan masa akhir haidnya? Ketika dia yakin bahwa haidnya telah selesai lalu dia shalat, ternyata darah atau lendir/flek coklat kembali keluar; maka apa yang wajib dia lakukan dalal kondisi ini?

Jawaban:

Alhamdulillah,

Pertama, ketika wanita mengalami haid, tanda sucinya adalah berhentinya darah.Baik darah haidnya sedikit maupun banyak.

Mayoritas ulama berpendapat masa haid minimal adalah sehari-semalam dan maksimal 15 hari.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berpendapat bahwa tidak ada batasan minimal maupun maksimal untuk masa haid, namun jika muncul darah yang ciri khasnya seperti yangdiketahui (sebagai darah haid) maka itulah masa haid, baik sedikit maupun banyak.

Beliau mengatakan,

الحيض ، علَّق الله به أحكاماً متعددة في الكتاب والسنَّة ، ولم يقدِّر لا أقله ولا أكثره ، ولا الطهر بين الحيضتين مع عموم بلوى الأمَّة بذلك واحتياجهم إليه

“Allah mengaitkan banyak hukum yang berlaku ketikahaid. Dan Allah tidak memberikan batasan. Baik batasan minimal dan maksimal. Tidak pula batas hari suci antara dua masa haid. Padahal itu menyeluruh di masyarakat dan mereka butuh penjelasan batasan itu”.”

Beliau melanjutkan,

والعلماء منهم من يحدُّ أكثرَه وأقلَّه ، ثمَّ يختلفون في التحديد ، ومنهم من يحد أكثره دون أقله والقول الثالث أصح : أنَّه لا حدَّ لا لأقله ولا لأكثره

“Di antara ulama, ada yang menetapkan batas masa haid maksimal dan minimal. Namun mereka berbeda pendapat tentang berapa rincian batas tersebut. Ada pula ulama yang memberi batas maksimal masa haid, namun tidak memberi batas minimal masa haid. Ulama lain berpendapat – dan inilah pendapat yang benar – bahwa tidak ada batas minimal dan tidak ada batas maksimal masa haid.” (Majmu’ Fatawa, 19:237)

Kedua, ada darah yang disebut istihadhah.

Cirinya berbeda dengan darah haid. Hukumnya pun berbeda dengan darah haid. Darah istihadhah bisa dibedakan dengan darah haid melalui dua hal:

Warna: darah haid berwarna merah gelap, sedangkan darah istihadhah berwarna merah segar (merah darah).Kekentalan: darah haid lebih kental, sedangkan darah istihadhah lebih encer.Bau: darah haid berbau amis, sedangkan darah istihadhah tidak amis karena dia adalah darah yang mengalir di pembuluh darah.Kering/tidak: Darah haid tidak mengering jika telah keluar, sedangkan darah istihadhah akan mengering karena dia adalah darah dari pembuluh.

Jika seorang wanita mengalami haid, dia tidak boleh shalat. Akan tetapi, bila dia mengalami istihadhah, dia tetap wajib shalat; dia cukup membersihkan darah istihadhah tersebut (misalnya mengganti pembalut atau pakaian yang terkena darah istihadhah, pen.) dan berwudhu setiap hendak shalat, jika darah istihadhah tersebut tetap keluar ketika waktu shalat berikutnya tiba.

Meskipun darah tersebut keluar selama mengerjakan shalat, tidaklah membatalkannya.

Pada dasarnya setiap darah yang keluar dari farji adalah darah haid kecuali bila darah yang keluar terus menerus hampir selama satu bulan penuh — dan ini adalah penadapat Syaikhul Islam. Atau darah yang keluar lebih dari 15 hari — dan ini adalah pendapat jumhur ulama. Maka tatkala itu disebut sebagai istihadhah.

Ketiga, wanita bisa mengenali berhentinya haid melalui salah satu di antara dua cara:

Telah keluar cairan putih, yaitu cairan berwarna putih yang keluar dari rahim sebagai tanda telah selesainya masa haid (darah haid telah berhenti).Keringnya farji (sama sekali tidak ada lagi darah yang keluar), (tanda ini bisa digunakan) bila wanita tersebut tidak memiliki kebiasaan keluar cairan putih.

Contoh caranya, dia meletakkan kapas pada farjinya. Jika kapas itu tetap bersih, artinya dia telah suci. Dengan demikian, dia wajib mandi suci dan mengerjakan shalat (ketika waktu shalat fardhu tiba). Namun jika di kapas ada bekas merah, kuning (keruh), atau coklat, maka janganlah dia shalat dulu, (karena itu artinya dia masih dalam masa haid).

Ada beberapa wanita pernah diutus untuk menemui Aisyah untuk bertanya.  Mereka membawa kapas. Pada kapas itu ada warna kuning. Kemudian Aisyah berkata,

لا تعجلن حتى ترين القصة البيضاء

“Jangan terburu-buru (suci) sampai kamu melihat al-qasshah al-baidha’.” (HR. Bukhari secara mu’allaq. Juga diriwayatkan oleh Malik, no. 130)

Al-qasshah al-baidha’ bisa maknanya cairan putih sebagai penanda berhentinya haid. Bisa juga maknanya kapas masih terlihat putih, setelah digunakan untuk memeriksa jalan keluar darah haid.


Jika muncul lagi cairan kuning atau cairan keruh setelah dia suci maka cairan susulan tersebut tidak perlu dihiraukan. Dia tidak boleh meninggalkan shalat dan dia tidak perlu mandi suci lagi, karena dia tidak wajib mengulangi mandi suci lagi dan dia juga tidak dalam keadaan junub.

Dalilnya adalah hadits dari Ummu ‘Athiyah radhiyallahu ‘anha,

كنا لا نعد الصفرة والكدرة بعد الطهر شيئاً

“Kami tidak menghiraukan cairan kuning atau cairan keruh yang keluar setelah masa suci.” (HR. Abu Daud, no. 307; Bukhari, no. 320  namun Bukhari tidak menyebut lafal “setelah masa suci”)

Jika cairan keruh atau cairan kuning itu keluar bersambung dengan darah haid (yaitu keluar setelah darah merah) maka berarti wanita tersebut masih dalam masa haid.

Keempat, jika wanita tersebut yakin bahwa dia telah suci kemudian darah keluar lagi (artinya, yang keluar itu adalah darah berwarna merah, bukan sekadar cairan kuning atau cairan keruh, pen.) maka darah itu dihukumi sebagai darah haid, selama darah kedua tersebut tidak keluar selama sebulan.

Wallahu a’lam.

Diterjemahkan dari http://islamqa.info/ar/5595 (Fatwa Syaikh Shalih Al-Munajjid), dengan beberapa peringkasan.

Penerjemah: Tim Penerjemah WanitaSalihah.Com

Murajaah: Ustadz Ammi Nur Baits

Artikel WanitaSalihah.Com

**

(*) Catatan Redaksi WanitaSalihah.Com

Dari penjelasan Syaikh Shalih Al-Munajjid tersebut, bisa disimpulkan bahwa:

1. Ada beda pendapat di kalangan para ulama tentang batas minimal dan maksimal masa haid wanita. Pendapat jumhur (mayoritas) ulama adalah masa haid memiliki batas minimal (yaitu sehari-semalam) dan memiliki batas maksimal (yaitu selama 15 hari).

2. Untuk menentukan haid sudah berhenti atau belum, ada dua cara:

Melihat bahwa telah keluar cairan putih, atau …Menyapukan kapas ke farji untuk melihat apakah masih ada darah merah, lendir/flek coklat, cairan keruh, atau cairan kuning. Bila masih ada salah satu di antara cairan tersebut, berarti itu masih masa haid. Bila sudah tidak ada, berarti haid telah selesai.

3. Pada hari-hari terakhir masa haid, darah biasanya keluar sedikit-sedikit. Oleh sebab itu, wanita hendaklah menunggu hingga ada salah satu dari kedua tanda tersebut.

4. Berapa lama dia mesti menunggu? Wanita tersebut hendaknya menunggu selama 12 jam. Menurut penjelasan Ibnu Qudamah, bila darah tidak keluar selama kurang dari satu hari (12 jam), maka itu tidak dianggap kondisi suci (lihatAl-Mughni, 2:126).

5. Contoh:

Tanggal 1, pukul 8 pagi: Si wanita mengecek ternyata masih ada sedikit darah yang keluar.Tanggal 1, pukul 7 malam: Dia cek lagi ternyata kondisinya bersih (tidak ada darah, flek, atau cairan kuning). Berarti dia masih dalam masa haid.Tanggal 1, pukul 8 malam: Dia cek lagi, ternyata keluar flek coklat. Berarti dia masih dalam kondisi haid.Tanggal 2, pukul 4 subuh: Dia mengecek ternyata masih ada cairan keruh.Tanggal 2, pukul 4 sore: Dia cek ternyata sudah tidak ada cairan apa pun yang keluar (dan dia juga sudah mengecek dengan kapas). Berarti dia telah suci.

Wallahu a’lam.