بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْدُ
Segala puji bagi ALLAH SWT pemilik alam semesta. Semoga salawat serta keselamatan tercurahkan selalu kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabat semuanya, amma ba'du.
AkhwatifiLLAH rohimakumuLLAH...
Marilah kita awali kajian kita pada malam hari ini dengan membaca basmalah dan Ummul Qur'an Al Fatihah :
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيم
مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ
صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ
امين
Sahabat Qur'an rohimakumullah. Berikut ini susunan kajian pada malam hari ini.
Tema :
Susunan Acara :
1. Pembukaan oleh moderator
2. Ta'aruf singkat
3. Penyampaian materi
4. Tanya jawab seputar materi
5. Closing statement muwajih
6. Penutup
⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐
Identitas Narasumber
Nama : Nurdiah
TTL : Bogor 13 Maret 76
Status : menikah dg 4 putra putri
Alamat tinggal : Jl Veteran 88 3/6 Pancawati Caringin Bogor
Aktivitas.
1. Guru tahsinul Quran
2. PJ Div Recovery Akhwat ODOJ
3. Konsultan bidang Corporate Social Responsibility
4. Wirausaha bidang Resort and Natural Camp Ground
No telp : 085719406174
Akun FB : Nurdiah Yusuf
Akun twitter :-
⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐
Bismilllah
Alhamdulillah
Ashshalaatu wassalaamu 'alaa Rasulilillah
Laa Haula Wa laa quwwata illa billah
Ukhti shalihah.....kumaha daramanag?
Alhamdulillah...barakallah..
Malam ini...sy ingin mengajak ukhti fillah sharing ttg "Bersegera dalam menyambut Seruan Dakwah"
Ada yg pernah dengar ttg kisah shahabat yg bernama HANDZALAH?
☺☺
Begini ukhti fillah
Hari itu adalah hari yang teramat bahagia bagi Handzalah bin Abu Amir. Betapa tidak, ia baru saja melangsungkan pernikahan dengan seorang wanita yang dicintainya. Saat sedang melaksanakan “kewajibannya” dengan isteri, terdengar olehnya seruan agar kaum Muslimin bersiap sedia untuk menghadapi kaum kafir Quraisy di Bukit Uhud.
Mendengar seruan itu, Handzalah melompat dari medan peraduannya bersama isteri dan segera bergabung dengan tentera Islam lainnya. Dalam pertempuran di Bukit Uhud tersebut, Hanzhalah bertarung dengan sangat berani. Ia bertemu dengan Abu Shufyan bin Harb. Ketika itu, Hanzhalah dalam posisi di atas dan hendak membunuhnya. Tapi mendadak diketahui oleh Syaddad bin Aus dan ia lebih dahulu membunuhnya. Handzalah pun syahid di jalan Allah.
Segera setelah peperangan tamat, Rasulullah SAW menemukan jenazah Handzalah. Beliau bersabda, “Sesunguhnya sahabat kalian (Handzalah) dimandikan oleh malaikat, maka tanyakanlah bagaimana kabar keluarganya”. Para sahabat kemudian menemui istri Handzalah. Istrinya berkata, “Ketika mendengar panggilan untuk berperang, suamiku langsung menyambutnya, padahal ia dalam keadaan junub”. Mendengar itu, Rasulullah SAW pun berkomentar, “Itulah yang menyebabkan para malaikat memandikan jenazahnya”.
MasyaAllah...
Tidak terbayang....betapa demikian utamanya Semangat para Shahabat dalam menjemput jihad..
Itu adalah generasi utama...generasi yg dididiik langsung oleh Rasulullah
Ada lg kisah dr Abad terkini..
Dikisahkan Hasan Al-Banna, misalnya. Suatu ketika salah seorang anaknya sakit keras. Dia dan istrinya benar-benar mengkhawatirkan keadaan sang anak yang makin memburuk. Pada saat yang sama, datanglah panggilan untuk melayani (berkhidmat) pada umat. Di antara dua pilihan tersebut, Al-Banna memilih yang panggilan kedua. Ia pun meninggalkan anaknya yang tergolek lemah di tempat tidur. Saat itu istrinya berkata, “Sanggupkah engkau meninggalkan anakmu yang sedang sakit keras?” Al-Banna menjawab, “Apakah dia akan sembuh dengan adanya aku. Padahal penyakit umat di luar sana jauh lebih penting untuk aku tangani!”.
Demikian besarnya semangat para shahabat serta tabiin dalam menjemput seruan jihad...
Lalu bagaimana dg kita..
Kita...saat ini....sebagian besar terlalu terlena dg kehidupan ini....terlalu banyak ketakutan...terlalu banyak yg dikhawatirkan...terlalu banyak alasan utk menjawab seruan jihad dan dakwah di Jalan Allah...
Bukankah seperti itu??
Apakah yg membuat para shahabat demikian SIGAP dalam menyambut seruan dakwah???
Apa yang menyebabkan Handzalah, Hasan Al-Banna, dan orang-orang saleh lainnya begitu bersemangat dalam kebaikan? Sebabnya, mereka berhasil mengatasi rasa takut. Ketakutan adalah salah satu penyebab orang menunda pekerjaan.
Selain itu, mereka pun miliki energi luar biasa untuk berbuat. Energi tersebut lahir dari sebuah impian besar, iaitu keinginan berjumpa dengan Allah SWT. Impian, cita-cita, atau keinginan yang sangat besar adalah penangkal paling efektif untuk menghancurkan rasa takut dan penundaan. Tampaknya, mereka sangat terinspirasi janji dari Allah SWT.
“Bersegeralah kalian menuju ampunan Tuhan kalian dan syurga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa” (QS Ali Imran [3]: 133).
kekuatan besar....karena BESARNYA IMAN kepada Allah....atas janji yang Allah beri...
Yang ketiga, mereka tidak dilalaikan dengan angan-angan kosong. Angan-angan kosong di sini adalah harapan akan hadirnya hari esok. Tampaknya mereka sedar bahwa kesempatan untuk syahid sulit untuk berulang kembali. Walaupun kesempatan itu datang, ia tidak tahu apakah masih hidup atau sudah mati; sedang sihat atau sakit.
Kita sering menunda seruan dakwah....
Meski kita sdh aham betul keutamaannya...
Krn kita selalu berptinsif....ah...ada waktu esok hari lagi....lain kali lagi..
Astagfirullah..
Padahal....siapa yg menjamin kita akan hidup sampai esok hari???
Bersegera dan tidak menunda adalah cerminan pribadi seorang Muslim. Tepatnya, cerminan dari orang yang sedar akan hakikat waktu. Waktu itu cepat sekali berlalunya. Sekali berlalu, ia tidak akan pernah kembali dan tidak akan pernah tergantikan. Karena itu, waktu menjadi harta termahal yang dimiliki manusia, sehingga menggunakannya dengan cara yang tepat menjadi sebuah kewajiban.
Ada tiga alasan kenapa Allah dan Rasul-Nya mewajibkan manusia untuk tidak menunda sebuah pekerjaan.
Pertama, tidak ada jaminan kita bisa hidup hingga esok hari.
Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang diusahakannya besok (QS Luqman [31]: 34).
Kedua, dalam setiap waktu ada hak dan kewajiban yang harus ditunaikan.
Ibnu ‘Atha mengungkapkan, “Sesungguhnya pada setiap waktu yang datang, maka bagi Allah atas dirimu kewajiban yang baru. Bagaimana kamu akan mengerjakan kewajiban yang lain, padahal ada hak Allah di dalamnya yang belum kamu laksanakan!”
Kita selama ini berprinsip...
Tidak apalah kita bersantai2 sejenak...membuang2 waktu...kan hari libur..
Padahal...diri kita masih miskin amala
Padahal kita masih miskin ilmu...
Padahal ummat di luar sana menunggu uluran tangan kita...
Tapi...kita terus menunda....
Subhanallah....betapa lalainya diri kita...
Tapi...selama ini...kita sudah terlalu percaya diri bahwa kita sudah baik...
Sudah berada dalam barisan dakwah...
Padahal....kita hanya bagian dr para oenunda seruan dakwah..dan seruan kebaikan..
Astaghfirullah
Ketiga, baik bersegera ataupun menunda yang terus dilakukan akan menjadikan jiwa terbiasa melakukannya. Tidak akan pernah menjadi penunda “kelas berat”, kecuali diawali dengan menunda hal-hal kecil dalam kiraan yang tinggi.
Kebiasaan menunda akan menjadi tabiat yang akan sulit ditinggalkan. Kerana itu, Allah SWT melarang hamba-Nya melalaikan waktu sedikitpun, termasuk menunda pekerjaan.
Allah SWT berfirman,
“Sesungguhnya orang Mukmin itu apabila berbuat dosa akan ada di dalam hatinya bintik hitam, seandainya ia bertaubat, maka akan hilang bintik hitamnya; dan apabila ia menambah nescaya akan bertambah (bintik hitam tersebut), sehingga akan menutup hatinya” (QS Al-Muthafiffin [83]: 14). Wallahu a’lam bish-shawab.
Maka...PR kita adalah...bersegeralah....bersegeralah...menyambut srruan kebaikan....seruan dakwah..sruan jihad...sesuai kemampuan kita...dimanapun....dengan Cara apapun..
Yakinlah bahwa kebersamaan kita dengan Rasulullah s.a.w., para siddiqin, syuhada dan solihin di syurga kelak akan ditentukan sejauh mana kita meneladani mereka dalam kesediaan kita memenuhi seruan dakwah dan jihad.
Tadabburilah Firma Allah s.w.t. agar kita menghindari keengganan dan kemalasan orang-orang munafik menyahut arahan dakwah.
”Katakanlah, ”Jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, pasangan-pasangan, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khuatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kaum cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasiq. (At-Taubah:24)
Wallahu a'lam...
Itu sj yg bs sy sampaikan
Sy kembalikan lg pada moderator..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar