Pertama kali saya melihat Beliau Sang Ibu,
saat mengikuti Seminar Parenting kemarin Sabtu,
23 April 2016
Jazakumulloh khoiron katsir Bina Amal atas kesempatannya :)
Mari mengenal sedikit Profil Para Inspirator ini :
Septi Peni Wulandani
Salatiga, 21 September 1974
Alamat : Jalan Margosari PR 4 Salatiga
Suami : Dodik Mariyanto
Seorang Training Developer yg menjadi Coach bagi keluarganya..
"Dibalik Istri Hebat pastilah ada Seorang Suami yg Hebat" :)
Kegiatan organisasi:
- Founder Jarimatika
- Founder School of Life Lebah Putih
- Founder Ibu Profesional
Penghargaan:
- Ibu Teladan Versi Majalah UMMI 2004
- Danamon Award 2006 kategori individu pemberdaya masyarakat
- Tokoh pilihan Majalah Tempo, 1 di antara 10 pemuda yang mengubah Indonesia
- Inovator Sosial pilihan Pascasarjana FISIP UI tahun 2006.
- Women Enterpreuner Award Ashoka Foundation USA 2007
- Tokoh Pendidikan Kesetaraan, ASAHPENA 2008
- Ikon 2008 bidang IPTEK versi majalah Gatra 2008
- Inspiring Women Award 2008 2009
- Kartini Award, versi majalah Kartini, 2009
- Pemegang hak merek dan hak paten Jarimatika, Abacabaca, JariQur’an, Nirmana, Fun Math.
Aktivitas : Ibu Rumah Tangga
Karya buku :
-Jarimatika Perkalian Pembagian (Kawan Pustaka 2003)
-Jarimatika Penambahan Pengurangan (Kawan Pustaka 2004)
-Abaca-baca (Kawan Pustaka 2008)
-Jari Qur'an tingkat Dasar (Kawan pustaka, 2010)
-Jari Qur'an Versi Lengkap (Indiva 2014)
-How to be a Professional Mother (e book).
VLEOPOS - Ibu Septi telah berhasil mewujudkan sebagian mimpi-mimpinya.
Selain berhasil membuat sukses orang lain, beliau pun sukses mendidik ketiga anak-anaknya.
Tapi bukan berarti perjuangan beliau berhenti.
Ibu Septi masih ingin terus berkarya untuk bangsa.
Pada kesempatan kali ini, akan dibahas hasil yang diperoleh anak-anak beliau yaitu;
Enes, Ara dan Elan.
1.) Enes Kusuma, anak pertama.
Ia begitu peduli terhadap lingkungan, punya banyak project peduli lingkungan, memperoleh penghargaan dari Ashoka, masuk koran berkali-kali.
Saat ini usianya 17 tahun dan sedang menyelesaikan studi S1nya di Singapura.
Ia kuliah setelah SMP, tanpa ijazah.
Modal presentasi.
Ia kuliah dengan biaya sendiri bermodal menjadi seorang financial analyst.
Saat kuliah di tahun pertama ia sempat minta dibiayai orang tua, namun ia berjanji akan menggantinya dengan sebuah perusahaan.
Uang dari orang tuanya tidak ia gunakan, ia memilih menjual makanan door to door sambil mengajar anak-anak untuk membiayai kuliahnya.
2.) Ara Kusuma, anak ke-2.
Ia sangat suka minum susu dan tidak bisa hidup tanpa susu. Karena itu, ia kemudian berternak sapi.
Pada usianya yang masih 10 tahun, Ara sudah menjadi pebisnis sapi yang mengelola lebih dari 5000 sapi.
Bisnisnya ini konon turut membangun suatu desa.
Ara ternyata saat ini juga tengah kuliah di Singapura menyusul sang kakak.
3.) Elan JM, si bungsu pecinta robot.
Usianya masih amat belia.
Ia menciptakan robot dari sampah.
Ia percaya bahwa anak-anak Indonesia sebenarnya bisa membuat robotnya sendiri dan bisa menjadi kreatif.
Saat ini, ia tengah mencari investor dan terus berkampanye untuk inovasi robotnya yang terbuat dari sampah.
Dari cerita Ibu Septi sore itu, saya menyimpulkan beberapa rahasia kecil yang dimiliki keluarga ini, yaitu:
1. Anak-anak adalah jiwa yang merdeka, menghargai mereka adalah suatu keniscayaan
2. Anak-anak sudah diajarkan tanggung jawab dan praktek nyata sejak kecil melalui project.
Di usia 9 tahun, anak-anak Ibu Septi sudah diwajibkan untuk punya project yang wajib dilaksanakan.
Mereka wajib presentasi kepada orang tua setiap minggu tentang project tersebut.
3. Meja makan adalah sarana untuk diskusi.
Di sana mereka akan membicarakan tentang ‘kami’, tentang mereka saja, seperti sudah sukses apa?
Mau sukses apa?
Kesalahan apa yang dilakukan?
Oh ya, keluarga ini juga punya prinsip, “kita boleh salah, yang tidak boleh itu adalah tidak belajar dari kesalahan tersebut”.
Bahkan mereka punya waktu untuk merayakan kesalahan yang disebut dengan “false celebration”.
4. Rasulullah SAW sebagai role model.
Kisah-kisah Rasul diulas.
Pada usia sekian Rasul sudah bisa begini, maka di usia sekian berarti kita juga harus begitu.
Karena alasan ini pula Enes memutuskan untuk kuliah di Singapura, ia ingin hijrah seperti yang dicontohkan Rasulullah.
Ia ingin pergi ke suatu tempat di mana ia tidak dikenal sebagai anak dari orang tuanya yang memang sudah terkenal hebat.
5. Mempunyai vision board dan vision talk.
Mereka punya gulungan mimpi yang dibawa ke mana-mana.
Dalam setiap kesempatan bertemu dengan orang-orang hebat, mereka akan share mimpi-mimpi mereka.
Prinsip mimpi:
Dream it, share it, do it, grow it!
6. Selalu ditanamkan bahwa belajar itu untuk mencari ilmu, bukan untuk mencari nilai
7. Mereka punya prinsip harus jadi entrepreneur. B
ahkan sang ayah pun keluar dari pekerjaannya di suatu bank dan membangun berbagai bisnis bersama keluarga.
Apa yang ia dapat selama bekerja ia terapkan di bisnisnya.
8. Punya cara belajar yang unik. Selain belajar dengan cara home schooling di mana Ibu sebagai pendidik, belajar dari buku dan berbagai sumber, keluarga ini punya cara belajar yang disebut Nyantrik.
Nyantrik adalah proses belajar hebat dengan orang hebat. Anak-anak akan datang ke perusahaan besar dan mengajukan diri menjadi karyawan magang.
Jangan tanya magang jadi apa ya, mereka magang jadi apa aja.
Ngepel, membersihkan kamar mandi, apapun.
Mereka pun tidak meminta gaji.
Yang penting, mereka diberi waktu 15 menit untuk berdiskusi dengan pemimpin perusahaan atau seorang yang ahli setiap hari selama magang.
9. Hal terpenting yang harus dibangun oleh sebuah keluarga adalah kesamaan visi antara suami dan istri.
Satu cinta belum tentu satu visi, tapi satu visi pasti satu cinta
10. Punya kurikulum yang keren, di mana fondasinya adalah iman, akhlak, adab, dan bicara.
11. Di-handle oleh ibu kandung sebagai pendidik utama. Ibu bertindak sebagai ibu, partner, teman, guru, semuanya.
Daaaan masih banyak lagi. Teman-teman yang tertarik bisa kepo
twitter @septipw
Facebook Septi Peni Wulandani
kuliah online tentang keiburumahtanggaan di ibuprofesional.com.
dikutip dari status fb Nurhayati AfiaShop.
Itu kisah hidup mereka ?
Bagaimana kisah hidupmu ? :)
Saya teringat Taujih dari Ustadzah Diah Rahmawati..
Bahwa tidak semua orang ditakdirkan terkenal seperti para Khalifah yg namanya melegenda..
Ustadzah Diah Rahmawati banyak bercerita tentang Seorang Tukang Penjual Minyak yg tidak pernah absen sholat berjamaah selama 8 tahun..
Seorang Ibu Penjual Getuk yg menyedekahkan jualannya utk para tetangganya..
Dan banyak orang dg prestasi spesial lainnya yg mungkin hanya dikenal Penduduk Langit..
Ambil Hikmahnya,
Inspirasi Semangat,
Kerja keras utk Berfikir di luar Kotak, & Visi Peradaban...
Karena setiap manusia diberikan Alloh kemampuan & jalan takdir yg berbeda,
Maka jalani & raih takdirmu sendiri :)
Every Body Are Born So Special
(April 2016)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar