🏚Sebuah fenomena yg tak jarang kita temui. Fenomena Suami-suami yg PHP IN, lah apa itu kok suami PHP IN? Kok istilahnya keren banget? Ya itulah Suami-Suami Pelit (S2P) suka PHP IN ISTRI Alias pemberi harapan palsu. Tak heran terkadang tuntutan ekonomi menuntut segala sesuatu harus hemat, uang belanja hemat, uang saku hemat, uang jajan hemat, uang makan hemat, gerakan hemat sedunia mulai muncul. Namun tatkala istri diam tunduk termangu tak ada uang muncul, jangankan uang, kata-kata romantis pun tak ada. Seharusnya suami itu pun memirkan yg dinamakan dgn uang nesu (uang sedih) bukan malah suami yg suka PHP in istri. Mi nanti kita main kesana y!, Mi nanti makan yg enak y, mi nanti main kesana y. Sewaktu sebelum nikah pun PHP IN itu kadang sampai sekarang pun belum terbukti. Nanti kalau nikah ingin punya anak yg hafal qur'an, sholih, sholihah, dll.
🌸Sobat Sakinah dari gambaran kehidupan diatas terkadang Kehidupan ideal dalam rumah tangga akan menjadi angan-angan setiap orang dan ini adalah cita-cita tertinggi setiap rumah tangga. Seorang lelaki yg bertindak sebagai nahkoda berharap agar istrinya seorang wanita shalihah, menjalankan kewajiban kepada Rabbnya, taat kepada suami dan sayang terhadap anak-anak. Di sisi lain, seorang wanita pun mendambakan suaminya lelaki yang bertanggung-jawab, mengerti kewajiban-kewajibannya sebagai hamba Allâh Azza wa Jalla dan kepala rumah tangga. Inilah harapan-harapan yg harus tetpenuhi dalam bingkai rumah tangga sakinah. Anda seorang suami maka berikah kewajiban anda, adapun anda seorang istri laksanakan perintah suami anda dgn penuh tanggungjawab.
💞Namun, tahukah anda sebuah keluarga sulit untuk bebas dari masalah sebab setiap masalah itu kompleks dan butuh penyelesaian secara matang. Di antaranya, sebagian istri menghadapi model suami yang pelit suami yg hanya pemberi harapan palsu. Meskipun memiliki keuangan yang cukup, serba kecukupan, namun sang suami tidak menyodorkan kepada istrinya nafkah yang cukup bagi istri dan anak-anaknya. Akibatnya, istri akan menghadapi kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dan anak-anak. Terjadilah banyak sekali ketimpamgan dalam rumah tangga. Sementara, ia tidak mudah untuk mendatangi qadhi atau hakim agama untuk menyelesaikan masalah itu.
📂Tatkala masalah ini terjadi, suami tidak memberikan nafkah dengan cukup, padahal ia mampu melakukannya, ada strategi jitu bagi seorang istri. Solusi Islam bagi seorang istri yg suaminya pelit dan suka PHP adalah diperbolehkan untuk mengambil apa yang dibutuhkan dari milik suami, tanpa sepengetahuan suami. Inilah jala keluar dari syariat yg mulia ini agar seorang istri tdk terlilit kesusahan dalam mengurus rumahtangga.
🗒Syaikh Husain al-Awayisyah hafizhahullah mengatakan, _*“Seorang istri berhak meminta (suami) bagian nafkah yang dibutuhkan bagi dirinya dan anak-anak. Dan ia pun boleh mengambil dari uang milik suami secukupnya dengan cara baik-baik, tanpa berlebihan, meski suami tidak mengetahuinya”.*_
🏷Hal ini berdasarkan hadits dari ‘Aisyah Radhiyallahu 'anha bahwasanya Hindun binti Utbah Radhiyallahu 'anha berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Sesungguhnya Abu Sufyan seorang lelaki yang pelit. Maka, aku pun terpaksa mengambil dari uangnya (untuk keperluan nafkah). Kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
خُذِيْ مَا يَكْفِيْكِ وَوَلَدَكِ بِالْمَعْرُوْفِ
_"Ambillah apa yang mencukupi dirimu dan anakmu dengan cara yang baik-baik."_ [HR. Al-Bukhâri no.7180 dan Muslim no.1714]
⌛Jawaban Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tersebut menjadi solusi bagi setiap istri yang mengalami masalah yang sama. Tatkala mereka mendapati model suami-suami yg pelit dan hanya pemberi harapan palsu sja, Ia tidak mesti datang ke pengadilan untuk mengadukan keluhannya tersebut. Dan tidak setiap wanita bisa pergi ke pengadilan untuk hal tersebut.
🌼Istri yang diperbolehkan mengambil keuangan suami tanpa sepengetahuannya itu harus bersifat rasyîdah, memiliki akal yang matang dan dewasa, inilah tingkatan seorang istri yg penuh dgn keistimewaan, berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala :
وَلَا تُؤْتُوا السُّفَهَاءَ أَمْوَالَكُمُ
_"Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya harta (mereka yang berada dalam kekuasaanmu)"_ [An-Nisa’/4:5]
🖤Bukanlah termasuk istri serakah, mengambil hanya untuk bersenang-senang atau istri yg durhaka tidak amanah terhadap apa yg diambilnya, ia mengambil sesuai dengan haknya juga bagi anak-anaknya. Begitulah karakter istri yg rasyidah.
📚(Diadaptasi dari Al-Mausû’ah al-Fiqhiyyah al-Muyassaratu fî Fiqhil Kitâbi was Sunnatil Muthahharah , Husain bin ‘Audah al-‘Awâyisyah, Dar Ibni Hazm Beirut, Cet. I, Th.1425, 5/182-183)
✍🏻 Abu Ruwaifi' As-Samaranji
Tidak ada komentar:
Posting Komentar