Anak kita, butuh sekali bekal hidup dari orangtuanya. Karena memang tugas itu diberikan Allah, Sang Pencipta, pada orangtua, untuk menyiapkan dan membekali anak-anaknya agar bisa memiliki masa depan yang cerah.
Kita paham bahwa tantangan setiap zaman berbeda-beda, walau pada prinsipnya sama. Setiap zaman pasti akan dihadapkan pada kebaikan dan keburukan. Sunnatullahnya begitu.
Itu sebabnya, selain bekal iman taqwa, kita pun perlu menyiapkan mental psikologis anak-anak agar mempunyai tekad yang kuat.
Tekad yang kuat artinya anak memiliki kesungguhan dalam beramal dan berbuat. Bukan sekedar ingin saja, tapi juga disertai kesungguhan untuk mewujudkan keinginannya tersebut dengan cara yang diridhoi Allah.
Betapa banyak kita lihat saat ini, anak-anak yang mungkin bahkan sudah kehilangan keinginan. Mudah sekali menyerah dan berputus asa. Kemudian hanya diam dan berpangku tangan. Akhirnya, diusianya yang sudaj dewasa, masih menjadi "beban" bagi orangtuanya.
Abdul Qadir Jailani dalam buku Ensiklopedia Pendidikan Anak Muslim, karangan Hidayatullah Ahmad, mengatakan pada putranya, " Wahai anakku, jangan jadikan tekadmu itu apa yang kamu makan, kamu minum, kamu kenakan, kamu tempati, dan kamu kumpulkan. Semua itu adalah kebutuhan jiwa dan kebutuhan dasar manusia. Bila demikian, di manakah tekad hatimu? Tekadmu adalah apa yang terpenting bagimu. Jadikan tekadmu adalah keridhaan-Nya dan apa yang ada pada-Nya.
Pesan Abdul Qadir tadi bisa menyadarkan kita kembali bahwa kita juga perlu meluruskan Tekad yang hendak kita tanamkan pada anak-anak kita.
Urusan yang mendasar seperti makan, minum, pakaian, rumah, dan harta bukanlah tujuan utama untuk diraih.
Tapi, yang utama diraih anak kita dalam hidupnya dengan penuh tekad kuat adalah pada hal-hal yang membuat Allah ridho padanya, dan yang ada pada diri Allah, yakni akhirat.
Artinya apa, bahwa tetap akhirat harus menjadi tujuan utama. Dan dunia adalah jalan untuk meraihnya.
Sampaikan pada anak bahwa niatnya selalu lillahi taala. Maka semua yang kelak ia lakukan dan kerjakan menjadi bermakna.
Bekal lillahi taala itu akan membuat anak paham bahwa apapun keterbatasan dirinya, atau bagaimana pun komentar orang terhadapnya, tidak akan menghalanginya berbuat kebaikan karena cukup baginya penilaian Allah saja. Maka bila pun ia gagal, ia akan punya kekuatan untuk bangkit, karena ia yakin Allah bersamanya.
Hidayatullah Ahmad mengatakan bahwa bila kita ingin menanamkan tekad yang kuat dalam diri anak, hendaknya kita mampu menjauhkan anak dari sifat-sifat berikut:
1. Tidak peduli akan apa yang terjadi (apatis)
2. Tidak berpartisipasi aktif dalam setiap aktivitas (egois, cuek)
3. Melarikan diri dari tanggung jawab (tidak amanah)
Maka sebagai pendidik dan orangtua, kita harus bisa memotivasi anak dengan kata-kata yang baik agar terlibat aktif dalam kehidupan yang ada disekelilingnya, mulai dari rumah.
Berikan anak satu tugas dan tanggung jawab, dan biarkan ia menyelesaikan tugas tersebut sampai tuntas dan baik.
Jangan berikan anak dua tugas atau lebih dalam wakktu yang bersamaan. Dan jangan memindahkan tanggung jawabnya kepada tugas lain sebelum ia menyelesaikan tugasnya yang pertama.
Tujuannya agar anak bisa melakukan tugasnya secara profesional dan penuh konsentrasi.
Ini akan membantu melatihnya untuk fokus dan sungguh-sungguh dalam setiap pekerjaan. Dan bisa menikmati pekerjaan yang dilakukannya.
Mari hargai setiap upaya yang telah dilakukan anak. Hargai dengan pelukan, kata-kata pujian, dan senyum atau ekspresi syukur dan bangga padanya. Simpel memang, tapi itu akan sangat bermakna bagi anak.
Hindari menyepelekan upaya mereka atau merendahkan diri mereka akibat kegagalan yang mereka lakukan.
Hindari kalimat merendahkan seperti:
"Gitu aja masa nggak bisa, sih."
Ingat, bahwa setiap kata-kata kita apalagi bila sering diulang-ulang dapat menjadi pembenaran bagi anak. Bila kata negatif, maka ia bisa memiliki penilaian yang negatif bagi dirinya.
Maka saat kelak ia menemui kesulitan, gagal dalam usahanya, ia menjadi mudah menyerah dan berputus asa. Karena sejak kecil, ia sudah dihakimi bahwa ia tidak bisa.
Maka penting bagi kita sebagai orangtua untuk menjaga agar tekad anak tetap kuat berusaha, dengan memberi apresiasi, motivasi, dan kata-kata positif dalam setiap usaha yang mereka lakukan.
PERTANYAAN
1⃣ Suriyati - Mijen
Assalamualaikum wr wb.
Bgm memotivasi murid, anak laki2 bungsu usia 14 th sdh apatis, tumbuh mjd yatim di usia SD kls 4,
Bhs sehari2 dari lingkungannya adalah kekerasan..syukron
Jawab
Sebagai pendidik, kita bisa bantu mengisi RUANG KOSONG di hati ananda tersebut bu.
Bila di rumah ia kurang kasih sayang dan perhatian, atau dipenuhi dengan kekerasan, penolakan dan pengabaian.
Maka di sekolah, kita bisa isi ruang kosong itu. Isi dengan perhatian, kasih sayang tulus, dan kelembutan untuknya.
Awalnya bisa saja ia menolak, atau curiga, tuluskan perhatian yang kita beri?
Tapi apa yang dari hati yakinlah pasti akan sampai ka hati.
Tujuannya apa? Kenapa kita harus repost ikut memberi perhatian pada anak lain?
Agar ia kembali yakin, bahwa dunia ini tidak dipenuhi oleh kejahatan, tapi banyak sekali kebaikan yang ada di sekeliling kita. Kita hanya tinggal memilih mau fokus melihat yang baik dan memberi yang baik atau sebaliknya.
Dengan kesadaran itu anak insya Allah akan berubah lebih baik.
2⃣ Bunda Mamiek, Semarang
Bagaimana mengaplikasikan cara2 ini utk proses anak yg agak kurang dalam menghafal Al'quran bun.
Jawab
Coba kita fokuskan pada apa yang menjadi kelebihan anak.
Biar hati Bunda happy dulu. Memfokuskan pada hal yang menjadi "keterbatasan" anak akan menyita energi kita sebagai orangtua.
Maka coba ganti fokusnya. Cari apa yang menjadi kelebihan anak kita.
Misal dia lemah di hafalan tapi jago di aritmatika atau seni menggambar.
Nah, coba padukan kelebihannya itu dengan kelemahannya tadi. Misal anak senang menggambar, coba sambil menggambar sambil diperdengarkan hafalannya atau murajaah. Diselang seling.
Jadi dpadukan antara apa yang ia sukai dengan apa yang harus ia pelajari.
Mudah2n metode ini bisa membantu untuk membuatnya ssmakin tertarik dengan hafalannya
3⃣Bunda Dedeh Wulansari
Assalamu'alaikum..
Bunda, bagaimana caranya menghilangkn rekaman sosok ayah yang keras/pemarah ?? Itu curhatan dari anak ke ibunya bahwa anaknya tidak akn lupa akan perlakuan keras padanya (anak)
Jawab
Bagus tentunya bila ananda bisa mengutarakan isi hatinya pada Bunda. Bunda jadi tahu apa yang ananda rasakan.
Kemudian tinggal kebijaksanaan bundanya untuk menanggapi dan meluruskan pemikiran dan perasaan ananda.
Sampaikan bahwa setiap orang bisa saja berbuat salah, termasuk ayah dan bunda. Tidak ada makhluk yang sempurna. Karena kesempurnaan hanya milik Allah.
Jadi sayang, kalau ayah bunda atau siapa pun berbuat salah pada kamu, maka kamu harus lapang hati untuk memaafkan. Allah saja maha pengampun, maka kita pun harus pula mudah memaafkan. Sebagaimana kita pun ingin Allah memaafkan dosa-dosa kita. Maka mudahlah memaafkan.
Bila cara ayah bunda belum tepat, ayah bunda minta maaf ya nak. Ayah bunda pun terus belajar untuk jadi lebih baik. Kita saling belajar dan mengingatkan ya
4⃣ Bunda Mamae Abdul
Assalamualaikum wr wb.ap yg harus saya dan suami terapkan dan lakukan untuk anak saya umur 3th.sy ingin anak sy jadi pribadi positive kuat ceria.soalny sy orangny kurrang humoris bunda
Jawab
Mulai dari diri orangtuanya, bu. Ayah ibu ceria, bahagia, positif, anak akan meniru semuanya
5⃣ Arifey Scholihkha Ati, Yogyakarta
Assalamu'alaikum wr. Wb
Saya mempunyai adik laki2 umur 17thn. Bagaimana cara mendidik dia menjadi laki2 yg tidak cuek terhadap sekitar, tidak egois dan gampang marah. Karena ibu saya single parent dan bekerja. Sehingga adiknya saya hanya dirumah dengan saya dan terkadang adik saya membentak ibu. Bagaimana sikap dan tindakan yg saya lakukan sebaiknya?
Syukron 😊
Jawab
Sebagai kakak, paling simpel yang bisa dilakukan adalah dengan Memberi teladan. Jadi contoh yang baik buat Adiknya.
Bagaimana menghormati, berbakti, konunikasi terhadap orangtua, contohkan pada adik dari keseharian Kakak d rumah.
Termasuk juga dalam hal bersikap, komunikasi dan memperlakukan adik, itu juga akan menjadi teladan baginya.
Tetap sayangi adik apa adanya. Terima kekurangannya. Bantu dan nasehati untuk berubah lebih baik.
6⃣ Bunda Novita
Assalamu alaikum bunda Sukma bagaimana cara kita menjadikan anak kita bertekat untuk bersiap masuk ke pesantren karena pada awalnya anak itukan kita ajak memaksa walau dengan banyak nasehat akhirnya mau juga tp kita khawatirkan jangan sampai ia malah stres.sebelumnya syukur
Jawab
Bahasanya bukan memaksa kali ya tapi lebih tepatnya mengarahkan anak. Boleh saja karena mengarahkan itu kita memberi pengertian, penjelasan, dan informasi yang berguna buat ananda terkait dengan apa yang ingin kita tuju dan harapkan pada anak. Termasuk dalam hal pesantren tadi. Maka kuncinya di komunikasi ya bunda.
Mengarahkan anak mendapat gambaran positif dan pastikan ia yakin bahwa itu demi kebaikannya dan karena ayah bunda sayang dan ingin ia punya masa depan (dunia akhirat) yang baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar