Di postingan mengenai tutorial membuat biodata taaruf saya sempat membahas sedikit cara mengisi kolom visi misi pernikahan. Nah, disini saya akan membahas lebih dalam mengapa kita harus menentukan visi dan misi pernikahan.
Semua bermula dari firman Allah mengenai hakikat pernikahan, yaitu ada di surat An-Nisa ayat 21 :
Dan mereka (istri-istrimu) telah mengambil dari kamumitsaqon ghaliza (4:21)
‘Mitsaqon ghaliza’ itu diistilahkan dengan perjanjian yang kukuh di quran terjemahan kita.
Apa itu mitsaqan ghaliza?
Istilah mitsaqan ghaliza juga muncul di ayat yang lain, yaitu di surat al ahzab ayat 7:
Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari nabi-nabi dan dari kamu (sendiri) dari Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa putra Maryam, dan Kami telah mengambil dari mereka mitsaqon ghaliza.(33:7)
Lihat siapa yang Allah ambil janjinya? Ya, para Nabi yang terdiri dari Nabi Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa telah diambil janjinya dan dinamakan mitsaqon ghaliza.
Di ayat lain yaitu di An-Nisa ayat 154 Allah berkata lagi mengenai Mitsaqon Ghaliza :
Dan telah Kami angkat ke atas (kepala) mereka bukit Thursina untuk (menerima) perjanjian (yang telah Kami ambil dari) mereka. Dan kami perintahkan kepada mereka: “Masuklah pintu gerbang itu sambil bersujud”, dan Kami perintahkan (pula) kepada mereka: “Janganlah kamu melanggar peraturan mengenai hari Sabtu”, dan Kami telah mengambil dari merekaMitsaqon Ghaliza. (4 : 154)
Disini yang diambil janjinya adalah Bani Israil dan yang mengambil janjinya adalah Allah SWT.
Perjanjian yang Kokoh
Kamu bisa lihat : Istri mengambil perjanjian yang kokoh dari suaminya. Allah mengambil perjanjian yang kokoh dari Nabi Nuh, Ibrahim, Musa, dan Isa. Allah mengambil perjanjian yang kokoh dari Bani Israil. Kamu bisa bayangkan sekokoh apa perjanjian MItsaqon Ghaliza itu dengan melihat 3 peristiwa di atas. Bayangkan apa yang terjadi kalau Para nabi melanggar perjanjian dengan Tuhan mereka?! Bayangkan juga kalau Bani Israel melanggar perjanjian yang kokoh dengan Allah SWT! BERAT!!!
Saat seorang istri mengambil Mitsaqon Ghaliza dari suaminya artinya kamu (suami) udah berjanji untuk memenuhi haknya dengan sebuah perjanjian yang kokoh dan sakral. Sebuah perjanjian yang serius, bukan main – main. Waktu kamu berkata ingin membian rumah tangga dengan seorang akhwat, maka tegaskan bahwa itu adalah hal yang serius dan bukan becanda semata. Saat kamu mengatakan ingin mendayung bahtera cinta menuju surga bersamanya maka kamu harus berkata dengan penuh keyakinan dan penuh perhitungan. Ibarat naik pesawat, kamu harus tahu bahan bakarnya cukup untuk sampai ke tujuan. Karena menikah adalah Mitsaqon Ghaliza.
Menikah beda dengan Pacaran
Jangan samakan menikah dengan pacaran. Karena pacaran hanya dilakukan oleh pasangan muda-mudi yang gak punya nyali dan konsep diri. Menikah perlu perencanaan. Rencananya gak harus detail banget, tapi yang penting visioner dan jelas misinya. Kamu mau bawa rumah tangga kamu ke mana? Kamu entar punya istri dan anak, nah mau diapain tuh istri dan anak? Menikah bukan cuman cari sensasi atau kenikmatan fisik belaka cuy!
Apa Visi Pernikahan Kamu?
Nah, dengan siapa kamu nanti akan menikah, diawali dengan bagaimana visi pernikahanmu kelak. INGAT: Gak semua akhwat cocok dengan Visi pernikahanmu. Hanya yang punya visi yang sama yang berpeluang untuk menjadi istrimu kelak. Contohnya :
Visi Pernikahanmu : “Membangun keluarga sakinah yang dekat dengan Al-Qur’an dan mau menghafal Al-Qur’an”
Visi pernikahan seorang akhwat : “Menjadi istri yang akan mendukung suaminya dalam berdakwah dan membangun keluarga yang sakinah mawadah warahmah”
Sekilas, visi ini tampak bagus dan cocok. Namun, sebagai ikhwan kamu harus selidiki lebih jauh apakah si akhwat bersedia untuk mendukung kamu dalam mewujudkan keluarga penghafal Qur’an? Ingat, menghafal Qur’an menuntut waktu yang tidak sedikit dan perhatian yang besar. Kalau akhwatnya manja, bukan tidak mungkin dia akan complain karena waktumu banyak digunakan untuk berinteraksi dengan qur’an daripada dirinya.
Banyak kasus ketidakcocokan karena Visi yang tidak sama. makanya penting untuk membuat Visi yang jelas dan spesifik.
Kalau kamu sangat bersemangat dengan ilmu, maka cantumkan visi pernikahanmu dalam mencari ilmu. Dengan begitu calon istri mu bisa membayangkan bahwa keluargamu akan dipenuhi dengan kegiatan mencari ilmu dan kamu pasti akan mendukung anak-anakmu kelak untuk mengejar pendidikan setinggi-tingginya.
So, apa Visi pernikahanmu yang akan engkau jadikan Mitsaqon Ghaliza terhadap istrimu?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar