Tahapan ketiga dari taaruf adalah mengunjungi rumah calon mertua. Masih ingat kan proses pertama dan kedua? Lupa? Waduh.. saya ingetin lagi ya. Pertama adalah tukar menukar biodata. Kalau cocok lanjut ke proses kedua yaitu bertemu untuk saling bertanya satu sama lain. Nah, kalau sudah sama-sama sreg, langkah peting selanjutnya adalah saling berkunjung menemui calon mertua.
Tulusan saya ini gak cocok buat yang pacaran. Karena pacaran itu belum jelas mau serius nikah apa enggak. Jadi berhentilah membaca tulisan ini kalau kamu gak serius ingin membina rumah tangga.
Biasanya pasti deg-degan lah ya. Namanya pertama kali berkunjung ke rumah calon mertua (camer). Kesan pada pandangan pertama itu begitu penting. Bahkan sulit diperbaiki pada kunjungan berikutnya. Oleh karena itu kamu harus bikin persiapan sebaik mungkin. Saya akan coba bantu sebisa saya dengan tips-tips berikut ini.
1. Niat lurus.
Saat kamu niatnya baik, yakinlah kamu sudah di jalan yang lurus. Yaitu di jalan yang Allah ridhai. Berdoalah dengan doa nabi musa ketika mau bertemu firaun :
قَالَ رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي يَفْقَهُوا قَوْلِي
“Musa berkata, ‘Robbis rohlii shodrii, wa yassirlii amrii, wahlul ‘uqdatam mil lisaani yafqohu qoulii’ [Ya Rabbku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku” (QS. Thoha: 25-28)
Itu doa dari Al-Quran.. jadi ma’tsur dijamin. Berkah insya Allah. Apalagi yang bakal kamu hadapi kan bukan firaun. Tapi Enyak Babe dari partner taaruf kita. So, lihat sisi baiknya bahwa mereka juga akan welcome pada seseorang yang akan menjadi imam bagi putri mereka kelak. Percaya dirilah.
2. Jujurlah apa adanya.
Inget kata-katanya bang Ian Kasela : “Jujurlah padaku…”
Camkan dalam diri bahwa kamu akan tampil apa adanya di hadapan calon mertua. Gaya ngomong gak usah dibikin-bikin. Style pakaian juga yang biasa dipake kalo acara resmi aja. Gak usah sok-sok kaya dan high class klo emang dari sononya sederhana. Camer itu sensitif lho. Insting mereka peka. Mereka bisa tahu kamu tuh niat nikah dari hati yang terdalam atau cuman sekedar mempermainkan hati wanita.
Dibawa woles aja. Ceritakan latar belakang seperti kita cerita ke teman, tapi ditambah rasa hormat karena kan ngomong ke orang yang lebih tua. Gak usah bikin skenario atau apalin teks pidato. Ntar jadinya kikuk. Gak usah juga kayak nyiapin tes wawancara kerja. Kamu tuh datang kesana kan sebagai calon saviour, bukan ngelamar jadi tukang kebun..
3. Perbanyak mendengar.
Bayangkan dua skenario. Skenario pertama kamu yang banyak bicara, camer banyak mendengar. Skenario kedua camer yang banyak bicara, kamu yang banyak mendengar. Enak mana coba.. enak yang kedua lha!
Mendengar itu sebuah pertanda kamu menghormati lawan bicara. Ingat-ingatlah bahwa selama kamu nanti berumah tangga mertua akan dominan memberi nasihat. Jadi mereka pasti lebih enjoy pada menantu yang punya keterampilan mendengar yang baik. Dengan begitu mereka akan merasa masukan mereka akan diterima dan dihargai ileh kita.
4. Datanglah tepat waktu.
Camet pasti udah beres-beres rumah dan masak yang enak buat menyambut kedatangan kamu. Jadi kamunya juga harus kooperatif menghargai usaha mereka dengan tiba tepat waktu. Tepat waktu disini artinya jangan terlalu cepat karena bisa jadi camer masih masak-masak sama beberes rumah tapi juga jangan kelamaan yang bikin camer jadi gegana (gelisah-galau-meranaaa). Kalau kamu terlambat camer bisa mikir kamu gak jadi dateng. Ujung-ujungnya jadi ill fill dan gak enak hati.
5. Dibawa easy going aja..
Bahaslah yang ringan -ringan ketika pertama kali bertemu camer. Biarkan camer yang menentukan topik pembicaraan dan kita menimpali dengan nuansa renyah (halah). Dibawa enjoy aja. Kalau camer ngelucu hargai dengan tertawa. Jangan terbahak-bahak.. entar muncrat kena wajah camer. Deuh malu deh entar kamu.
Biasanya pembicaraan awal penuh basa-basi belaka. Gimana, susah gak nyari rumah tante? Naik angkot atau taksi? Jauh gak dari rumah kamu?
Udah gitu biasanya lanjut ke kesibukan sehari-hari. Minat dan hobimu kemana.. keluarga di rumah gimana… kalau partner taaruf punya adik atau kakak diceritain satu-satu.. intinya kan mendekatkan keluarga biar akrab..
Kadang ada camer yang saat kamu mau pamit sedikit bertanya tentang keseriusan kamu menikahi anaknya tapi ada juga yang gak. Beda-beda. Ya kamu jawab aja bahwa kamu serius mau menikahinya.
6. Bawa apa nih?
Biasanya suka bingung mau bawa apa sebagai pemanis di pertemuan pertama. Ya bawa buah boleh.. bawa brownies atau donut juga boleh.. tapi jangan disinggung terlalu jauh tentang apa yang kita bawa. Kasih aja sebagai pemanis pertemuan..
7. Bawa temen biar diskusi bisa hidup.
Kalau kamu ngerasa grogi, ajaklah teman yang bisa membantu menghidupkan diskusi. Ajak temanmu yang humoris. Saya suka mengistilahkannya favourable. Enak diajak ngobrol. Dia bisa jadi penyelamat saat diskusi cenderung monoton dan idle.
Tapi ingat prinsip marketing : jangan bawa competitive product! Entar bisa-bisa camer malah kecantol sama temen kamu ketimbang kamu. Kan gawat. Biar aman, bawa temennya yang udah berkeluarga.. Mistery solved!
8. Jangan kelamaan.
Ini kondisional sih. Ada aja camer yang tahan ngobrol lama-lama. Tapi menurutku kalau kamu dateng jam 11 siang, maksimal ashar sudah bisa pamitan. Pasti mereka juga kesibukan yang lain. Minimal kan tujuan tercapai, yaitu silaturahim.
Kalau kamu dateng magrib, ya.. jam 8 atau setengah 9 sudah bisa pamitan. Ligat kondisi aja. Kalau mulai ada yang nguap dan megap-megap itu kode agar kamu bisa segera mengakhiri kunjungan.
9. Minta ijin mengundang partner taaruf untuk balik silaturahim ke orang tuamu.
Urutannya kan ikhwan dulu silaturahim ke rumah orang tua akhwat, baru abis itu sebaliknya.
Jadi saat kamu pamit, sekalian juga utarakan maksud mengenalkan sang akhwat ke orang tuamu. Jelaskan bahwa bukan kamu yang akan menjemput si akhwat tapi akhwat boleh membawa temannya untuk balik berkunjung ke rumah orang tuamu. Di atur-atur aja tanggalnya mau kapan.. sama jamnya mau jam berapa.
10. Pamit, mohon maaf kalau ada yang kurang berkenan.
Namanya juga bertemu pertama kali. Seringkali susah untuk cair. Jadi minta maaflah kalau ada kata-kata yang kurang berkenan. Kecup tangan camer dan pamit baik-baik. Kalau kamu dateng naik mobil dan parkir di dalam rumah, buka pagernya sama kamu trus tutup lagi pagernya. Jangan sampe malah camer yang nutup pager.
Ucapkan salaam dan camkan diri bahwa kamu akan menghormati mereka selamanya bahkan setelah kamu menikahi anaknya.
Perjuangan belum selesai. Terus berdoa pada Allah agar senantiasa dimudahkan. Kalau camer tiba-tiba merasa tidak yakin dengan kamu mohonlah pada Rabb yang mampu membolak-balikkan hati. Segalanya ada di tangan-Nya. Kalau kata Allah kamu menikah, maka kamu pasti akan menikah. Percayalah..
Moga lancar sob. Moga dimudahkan.. Barakallahu laka. Selamat berjihad mencari sebenat cinta tuk di dunia dan di akhirat kelak..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar