Emosi marah, sedih, kecewa yang kita pendam pada orang lain, BISA MENURUN PADA ANAK CUCU. Ini yang disebut KARMA.
SEREM KAN.
Mengapa? Karena emosi menular dan menurun.
Kita buat contoh ya.
Suami buat salah yang berulang. Misal suka telat bangun shubuh. Kita tidak suka pada sikap atau karakter suami itu.
Emosi kita mudah terpancing setiap kali berhubungan dengan waktu shubuh. Kesal aja. Karena sikap suami yang diingatkan tapi masih aja lalai.
Tanpa sadar, lisan kita berkomentar di dengar anak-anak. Ayah kamu bla bla bla. Emosi negatif kita karena tidak senang pada suami kebawa-bawa ke sikap kita ke anak juga.
Anak melihat, oh mama nggak senang sama ayah karena suka telat bangun, jadi mama marah-marah ke aku. Aku jadi kesal juga sama ayah karena ayah aku jadi dimarahi mama.
Lihat ya?
Anak pun akhirnya memendam emosi negatif itu pada ayahnya.
Tanpa sadar emosi itu justru sedang ia pelihara dan tanam dalam dirinya.
Nanti kalau aku jadi ayah atau aku cari suami aku nggak mau yang seperti itu.
Faktanya, setelah besar mereka akan selalu menemukan dirinya dan orang-orang yang seperti itu dalam hidupnya.
Itulah mengapa, jangan terlalu benci karena bisa jadi nanti suka.
Benar banget itu. Karena semakin kita benci semakin kita sering memikirkan dan semakin masuk alam bawah sadar. Akhirnya justru kita bertemu lagi dengan hal itu bahkan menjadi pelakunya.
Untuk itu maka agar karma tidak terjadi, kita harus putus mata rantainya mulai dari diri sendiri.
Perbaiki semuanya. Karena yang menajdi sakit dan rusak bukan hanya kita sendiri tapi semuanya akan ikut tersakiti masa depannya.
Lepaskan emosi negatif itu dengan benar-benar MEMAAFKAN.
Bunda Sukma
#selfhealing #terapiemosi #konsultasipsikolog
Tidak ada komentar:
Posting Komentar