Rabu, 21 Agustus 2019

INFEKSI & RADANG

Pernahkah Anda merasakan radang atau infeksi di tubuh yang ditandai dengan perasaan ngga nyaman di tenggorokan, demam, hidung meler, nyeri di beberapa bagian tubuh yang Kita kenal dengan istilah meriang, dan level lanjutnya bisa muncul batuk yang berdahak dan lain-lain yang relatif lebih sering kambuh atau durasinya lama untuk proses sembuh?

Ya, siapapun pernah merasakan hal demikian.

Tahukah Anda?

Mengapa hal ini sering terjadi?

Penyebab utamanya bukan karena virus ataupun bakteri, jamur serta amuba.

Virus, bakteri, ataupun jamur, serta amuba, hanyalah penyebab sekunder saja.

Penyebab utamanya adalah EMOSI yang berlebihan.

Emosi apa? MARAH.

Marah sebenarnya adalah reaksi emosional yang normal saja, dan semua orang tentu pernah mengalaminya.

Saat Kita mengekspresikan amarah dengan cara yang wajar, malah menjadikan tubuh Kita lebih sehat.

Namun, bagaimana jika Kita terlalu mudah dan sering meluapkan amarah? Tentu berefek buruk untuk tubuh Kita.

EFEK NEGATIF MARAH

Hasil dari berbagi penelitian yang ada membuktikan bahwa MARAH yang terlalu sering dan bahkan cenderung meledak-ledak ternyata berpengaruh terhadap sistem imunitas atau daya tahan tubuh Kita.

Jika seseorang terlalu sering meluapkan atau membiarkan marah terlalu lama, maka tubuh akan meresponnya sehingga lebih sering terserang penyakit.

Sebuah artikel kesehatan, seorang teman sejawat Saya menyebutkan, setelah seseorang mulai merasa marah, tubuhnya mulai mempersiapkan diri untuk ‘melawan.’

Otot-otot mulai terasa tegang, proses pencernaannya terhenti dan pusat-pusat otak tertentu terpacu sehingga mengubah komposisi kimiawinya.

Ini akan mengganggu proses metabolisme dalam sistem tubuh seperti produksi hormon, antibodi, enzim, dan lain-lain.

Para ilmuwan Harvard University menemukan dalam studinya, hanya dengan mengingat pengalaman marah dari masa lalu, tingkat antibodi immunoglobulin A yang diukur melalui ludah para partisipan sehat,  meningkat.

Peningkatan ini berhubungan dengan penurunan kondisi fisik pada sistem pernapasan dan pencernaan.

Pada penelitian lainnya, marah akan memicu reaksi penurunan kondisi fisik yang menyebar ke seluruh tubuh, seperti peningkatan denyut jantung, ketegangan arteri dan testosteron, atau penurunan kortisol yang berfungsi menghasilkan hormon steroid yang berperan dalam stres dan inflamasi (radang).

SADARI ANDA SEDANG MARAH DAN AKUILAH

Daripada menolak amarah yang ada di dalam pikiran ataupun perasaan, sebaiknya akui saja kalau Kita sedang marah. Ini akan lebih mengatasi emosi dan menemukan solusi.

Sadarilah apa alasan Kita marah.

Bertanyalah pada diri sendiri mengapa Kita cenderung marah.

Setelah itu, temukan akar dari kemarahan Kita.

Selanjutnya, hindari diri Kita sejenak dari keributan.

Dalam kondisi marah tentu akan sulit untuk membuat keputusan yang rasional.

Bernapaslah dalam-dalam dan teratur agar tubuh menjadi lebih rileks.

Setelah tenang, barulah ambil keputusan.

Selidiki dan temukan masalah Kita, dan belajarlah untuk menerima masalah tersebut serta belajar untuk berdamai dengan masalah itu.

Kemarahan yang belum terselesaikan dapat memengaruhi kesehatan dan kebahagiaan.

Jangan biarkan Kita marah berlarut-larut, selesaikanlah secepatnya.

Bicarakan dengan anggota keluarga, atau bahkan terapis tentang kemarahan Kita.

Boleh jadi cara ini berguna untuk mendapatkan solusi dari perspektif lain.

Jangan biarkan daya tahan tubuh Kita menjadi terkuras karena emosi marah ini.

Beberapa cerita tentang kemarahan, seringkali membuat nafsu makan Kita malah berkurang dan tubuh cenderung menjadi lemah.

Para dokter biasanya akan meresepkan multivitamin untuk memperkaya dan meningkatkan stamina serta menambah nafsu makan Kita.

Hebatnya, tubuh Kita ini, telah Allah bekali kemampuan untuk memperbaiki tubuh sehingga kembali normal atau sehat, syaratnya, kenali dan atasi marahnya.





Banda Aceh, 23 Juli 2019

dr. Ramadhanus, CET.
Certified EFT Trainer approved by APEI
PPA For Healing Master Trainer

Tidak ada komentar:

Posting Komentar