Orangtua, perlu berlatih mengendalikan emosinya. Mengapa berlatih?
Ya, karena menjadi orangtua adalah peran yang baru bagi setiap orangtua.
Bisa di bilang masih gamang menjalaninya pada awalnya.
Emosi senang, bingung ,takut, campur aduk seiring peran itu hadir dalam kehidupan orangtua.
Seiring waktu pula, orangtua belajar dan berlatih mengenali dan mengelola emosinya agar bisa seirama dan nyaman bersama dengan anaknya.
Untuk itulah, penting bagi orangtua memiliki kecerdasan emosional yang baik agar ia mampu menjadi orangtua yang penuh kasih sayang bagi anak-anaknya.
Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang untuk mengenali emosinya dan juga emosi orang lain.
Orangtua yang memiliki kecerdasan emosional yang baik artinya ia mampu mengenali emosinya sendiri juga mengenali emosi anaknya.
Manfaat dari mengenali emosi diri dan orang lain sangat banyak.
Bila orangtua mengenali emosinya sendiri, ia akan tahu dan sadar kapan ia harus diam, dan kapan harus bertindak.
Begitu pula saat orangtua bisa mengenali emosi anaknya, maka orangtua akan mudah menentukan sikap apa yang akan diambilnya untuk merespon anaknya. Orangtua tahu apa kebutuhan anaknya dan bisa cepat merespon dengan tepat kebutuhan anaknya karena ia bisa mengenali emosi anaknya.
Sejak anak lahir, kita telah belajar mengenali emosi anak lewat tangisannya.
Ibu, khususnya, akan belajar mengenali tangisan bayinya. Apakah ini tangisan lapar, haus, sakit, ngantuk, kepanasan, kedinginan, takut, atau lainnya.
Ibu yang menyusui bayinya, tentu akan lebih mengenali & memahami kebutuhan anaknya lebih cepat.
Itulah sebabnya, kita dianjurkan untuk menyapih anak diusia 2th. Tujuannya agar ibu dapat lebih mengenali dan memahami buah hatinya, serta bisa membangun kedekatan emosional yang baik (kelekatan) dengan anaknya.
Tujuannya tentu agar semakin baik hubungan dan komunikasi antara orangtua dan anak sejak dini dan seterusnya.
Orangtua yang bisa mengenali emosinya akan berpikir dahulu sebelum bertindak.
Contoh, ketika melihat anak sedang "bertengkar" dan ada yant menangis.
Coba kenali dulu emosi orangtua. Apakah orangtua "terpancing emosi" saat melihat kejadian yang tidak nyaman pada anaknya.
Dengarkan detak jantung orangtua. Bila jantung itu berdetak kencang tak beraturan, artinya kita sedang terpancing emosi, karena perilaku anak.
Maka saat menyadari emosi kita tidak stabil, sedang dikuasai amarah, atau sedang tidak terkendali, kita tahu harusnya kita DIAM dulu sebelum bertindak apapun.
Karena, setiap perkataan atau perbuatan yang dilakukan saat diri sedang dikuasai emosi negatif, hasilnya selalu salah.
Untuk itu orangtua perlu menenangkan dirinya lebih dahulu.
Lakukan langkah untuk membuat emosi kembali stabil TERLEBIH DULU sebelum bertindak apapun.
Diantaranya:
. Tarik nafas panjang, lalu buang perlahan, lakukan berulang.
. Diam dan mencari lokasi aman dulu untuk meredakan emosi
. Ubah posisi tubuh senyaman mungkin
. Berwudhu, ademin hati dengan air.
Setelah orangtua tenang, silahkan damaikan situasi yang sedang menegang diantara anak-anak.
Biasanya sih, saat orangtua menyikapi mereka dengan tenang, mereka pun akan segera tenang
Orangtua yang bisa mengenali emosinya akan bertindak bijak dan tidak gegabah. Hasilnya, sikap, lisan, perbuatannya akan terjaga dan bisa memberi solusi dan kenyamanan bagi anaknya.
Orangtua yang bisa mengenali emosi anaknya akan mampu bersikap dan memberi respon yang tepat sesuai dengan apa yang dibutuhkan anaknya, hasilnya anak pun bahagia.
Ketika melihat anak bertengkar dan menangis, orangtua yang mampu mengenali emosi anaknya akan cepat paham kebutuhan anaknya.
Orangtua tahu bahwa apapun perilaku anak tidak lain tidak bukan mereka lakukan untuk meraih perhatian orangtua dan ingin mendapat kenyamanan dan perlindungan dari orangtuanya.
Contoh saat anak menangis, orangtua akan paham dan coba mengenali tangisan anaknya. Apakah perilaku anak yang menangis ini adalah gejala:
.Mengantuk
.Lapar
.Ingin cari perlindungan
.Butuh rasa aman
.Butuh kenyamanan
.Butuh perhatian
Biasanya, anak-anak yang lapar dan ngantuk, akan menjadi lebih mudah terpancing emosinya, maka penting sekali bagi orangtua untuk kebali emosi anaknya.
Kenali makna dibalik perilaku anak.
Bila orangtua cepat mengenali tentu tau apa sikap yang harus di ambil saat ketemu momen yang menggemaskan di rumah.
Tentunya, orangtua akan memberi perlindungan dulu bila ada kondisi yang belum nyaman.
Ingat! Memberi perlindungan. Bukan mengancam apalagi menghakimi salah satu anak atau keduanya.
Jadi orangtua yang bisa mengenali orang lain, dalam hal ini anak, maka ia tahu bahwa anak yang sedang berantem sedang butuh perlindungan dan rasa aman dari orang dewasa yang dianggap bisa mendamaikan mereka yang tengah bertikai.
Bukan justru malah membuat tambah nggak aman.
Jadi kenali emosi orangtua sendiri dan kenali emosi anak.
Anak yang menangis atau berteriak adalah anak yang butuh perlindungan dan rasa aman. Segera berikan kedua hal itu. Hadir di dekat mereka, tenangkan yang menangis, redakan tangisnya tanpa perlu menghakimi anak lain yang dikira membuatnya menangis.
Tidak perlu ada keributan akibat omelan orangtua atau adegan tambahan berupa kekerasan akibat memihak salah satu pihak.
Insya Allah suasana akan segera aman terkendali dan nyaman bagi semuanya.
Bila orangtua mampu mengenali dan mengelola emosinya dengan baik serta juga mampu mengenali emosi anaknya, maka itu artinya orangtua telah memiliki kecerdasan emosi yang baik.
Semakin baik kecerdasan emosi orangtua maka hubungannya dengan anak-anak pun otomatis semakin baik dan dekat.
Orangtua nyaman dan happy bersama anaknya dan anak pun juga ikut merasa aman dan nyaman bersama orangtuanya.
Ini tentu sangat baik bagi pertumbuhan dan perkembangan emosional anak.
Karena emosi bersifat menular. Ibu yang memiliki emosi yang positif akan mampu menularkan emosi positif itu pula pada anaknya.
Jadi, bila orangtua ingin anaknya cerdas emosinya, mampu mengelola amarahnya, baik dan santun sikapnya, maka orangtua harus bisa mencontohkannya lebih dulu pada dirinya dan pada sikapnya ke anak-anak.
Berbahagialah Bunda, karena diri kita sendirilah yang paling bisa membahagiakan anak-anak kita.
Anak-anak kita tidak menginginkan orangtua yang lain. Mereka menginginkan kita, orangtuanya sendiri.
Apapun kekurangan kita, kesalahan kita, mereka selalu punya ruang yang begitu luas untuk memaafkan dan menerima kita kembali.
Begitu pula hendaknya sebaliknya. Seberapa pun banyak kekurangan dan kesalahan anak-anak kita, kita harus menerima dan memaafkan mereka sepenuh dan setulus hati kita.
Lapanglah hati kita
Mudahlah memaafkan
Terima anak kita seperti apa adanya mereka
Hadirkan selalu bahagia saat membersamai mereka
Insya Allah mereka akan menjadi anak yang Bahagia dan mampu membahagiakan orangtuanya pula.
Semakin baik emosi orangtua, semakin baik hubungannya dengan anak, semakin bahagia pula orangtua dalam mengasuh buah hatinya.
Happy mom, happy life, happy family
PERTANYAAN
Nama : **
Pertanyaan : Anak saya 8 tahun.ketika kita membuat kesepakatan2, sering kali mencoba untuk melanggar yang pada akhirnya sering bikin emaknya emosi. Bagaimana mengatasinya ya?
Jawab
Pertanyaan lebih tepat adalah bagaimana saya menyikapinya ya
Untuk mengatasi itu tidak mudah, karena apa saja yang terjadi dalam hidup kita, semua terjadi atas kehendak Allah. Termasuk anak yang misalnya belum menaati aturan yang sudah dibuat.
Apa yang sudah dicoba buat namun belum sesuai harapan maka yang bisa kita lakukan adalah Bijaksana dalam menyikapinya.
Tidak perlu menjadi emosi. Karena kita sadar bahwa yang menguasai hati anak kita adalah Allah. Yang membolak balik hati anak kita adalah Allah.
Jadi bila hari ini anak nurut itu atas rahmat Allah. Bila besok anak tidak nurut, itu atas kesalahan kita sendiri.
Kesalahan seperti apa?
Kesalahan dalam artian, anak sedang ingin mendapat perhatian lebih dari orangtuanya.
Biasanya Bunda, anak yang "bermasalah," misal sakit, buat salah, itu adalah KODE bahwa ia sedang rindu perhatian dan kasih sayang.
Jadi bila mereka berbuat salah, artinya kita butuh menambah porsi perhatian,doa dan kasih sayang kita kepadanya.
Jadi menyikapi hal negatif adalah dengan memberi hal positif padanya.
---
Assalamu'alaykum...
Nama:**
Pertanyaan: Si sulung kalo merasa terganggu oleh adiknya terkadang suka mencubit.
Bagaimana menanggapi anak yg suka mencubit.
Terkadang saya suka emosi karena melihat keduanya saling membalas, mencubit dan memukul. Terimakasih
Jawab
Di pemaparan materi tadi ada dibahas cara menyikapi konflik pada anak, yakni dengan menjadi pihak netral yang bisa memberi rasa aman dan nyaman bagi mereka.
Kalau ada yang berkonflik, lalu pihak dewasa (orangtua) yang diharapkan menjadi penengah justru ikut terpancing, hasilnya justru menambah konflik dan masalah yang ada, betul?
Wajar bila awalnya bunda terpancing emosi. Dan mereka saling emosi, karena barangkali selama ini itu yang terjadi. Konflik dilawan dengan konflik. Bisa jadi anak belajar dari orangtuanya.
Untuk itu, sebelum bertindak kendalikan emosi kita lebih dulu. Bila belum siap, ambil jeda lebih dulu untuk bunda menenangkan diri, baru hadir menenangkan.
Bila kondisi sudah "panik" bunda segera pisahkan saja lebih dulu tanpa komentar pada salah satu atau keduanya. Karena bila memihak itu juga tidak baik kan.
Lama-lama bila sudah terbiasa, bunda akan terbiasa dan bisa lebih terkendali dalam merespon perilaku anak. Mengapa? Karena kini mereka pun sudah berubah jauh lebih terkendali karena punya bunda yang sehat dan terkendali emosinya
Karena emosi itu sifatnya menular. Tularkan yang baik2 aja y
---
Nama : **
Kota / Negara : pasuruan jawa timur
Usia : 33
Pekerjaan : karyawan BUMN
Pertanyaan :
Saya ibu dr seorg anak laki2 berusia 6th. Sya adalah ibu2 yg nota bene bekerja. Setiap pagi sering sy terpancing emosi krn anak suka susah mandi dsb. Sya kdg emosu krg sy dituntut hrs segera berangkat bekerja. Bagaimana seharusnya sya agar sya bisa menahan emosi sy
Notes
Awali pagi dengan senyum syukur. Alhamdulillah.
Lalu ucap bismillah dengan nada yakin dan hati terpaut pada Allah. Bantu saya Ya Allah, saya yakin pagi ini semua urusan akan berjalan lancar. Anak-anak aman terkendali dan bisa bekerjasama dengan baik.
Teknik ini namanya sugesti bunda. Jadi sugesti diri bunda dengan kalimat positif. Tujuannya agar hati bunda tenang dan yakin bahwa pertolongan Allah itu dekat.
Lalu kurangi omelan di pagi hari. Cukup dekati ananda, bisikkan lembut ditelingannya sambil mengusap2 tubuhnya untuk bangun. Ajak mandi sarapan dengan lembut dan pakai hati rasakan hasilnya akan jauh beda.
Pagi anak2 pun akan damai karena di rumah mereka damai bersMa bundanya
Bayangkan bila pagi anak2 diisi dengan teriakan dan omelan, gimana psikologisnya di sekolah, kacau ya. Bunda sendiri juga nggak akan hepi dan tenang bekerja diawali dengan pagi yang "suram".
Maka sugesti diri, minta pertolongan Allah, dan hadirkan hati yang tenang dalam setiap aktivitas ya.
---
Nama : **
Kota / Negara : Lampung Tengah
Usia : 28
Pekerjaan : bidan
Pertanyaan : masalah yg susah untk cara mnykpi dr sndri dr amarah ank ny misal kyktd ank sy nangis mnta main layang'' pd siang hr jk di turuti keinginan ny psti dia marah dn nangis ngamuk ( ngmuk ny tu nangis ny makin keras tnpa dibentak ataupun di cubit) di Sayang juga tmbh keras nangis ny di peluk pun bgtu lalau yg ad sy hny brdiam dri mnunggu si ank brhnti nangis ny dg sndri nya bagaimna caranya mnyikapi hl tsb dn apa yg sy hrs lakukan untk hl di atas? Krna si ank skrg sering bgtu 3 hr in jd Bingung cra mngtasi ny sekian prtnyaan sy trmksih smga mndpt jwbn yg memuaskn aammiin
Notes
Bingung ya bu. Anak nangis lama saja kita bingung dibuatnya.
Betapa kita ini memang makhluk yang lemah. Kkta harus sadari itu. Maka tanpa pertolongan dari Allah apalah daya kita.
Ingat Allah. Bacakan fatihah di dekatnya. Bahkan dengan baca fatihah dan beristighfar dalam hati saja, hati ibu akan tenang dan damai untuk menghadapi anak.
Selama hati ibu belum tenang, maka selama itu pula tangis anak akan menguat.
Jadi semakin cepat ibu menenangkan hati ibu sendiri dulu, semakin celat ibu bisa menenangkan anak.
Mengapa anak tantrum? Karena seringnya, orangtuanya ikut tantrum
Jadi kita harus selalu tenang agar bisa menenangkan anak kita y
---
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Nama: **
Bagaimana caranya agar orang tua peka untuk memahami perkembangan emosi anak?
Jawab
Sebenarnya anak kan belajar emosi dari orangtuanya, dari cara orangtuanya bersikap dan memperlakukannya.
Ia melihat, meniru, dan merasa, seperti yang orangtuanya perbuat.
Jadi cara paling mudah untuk mengenali emosi anak adalah dengan mengenali emosi kita sendiri, sebagai orangtua dari anak tersebut.
Anak mudah tantrum karena orangtuanya juga mudah ngambekan.
Anak mudah marah karena orangtuanya pun mudah sekali marah.
Anak jadi penakut dan cengeng karena orangtuanya pun begitu.
Maka bila kita ingin ada perubahan signifikan pada emosi anak kita, mulailah dari diri kita sendiri.
Seiring membaiknya emosi kita maka anak pun mengikuti. Percayalah
---
Nama : **
Pertanyaan :
Bismillah
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Terimakasih sebelumnya sudah diijinkan bergabung di grup ini
Saya ibu 2 org anak yg jarak umurnya 4th,,,tiap hari pasti berantem terus bun,,,entah itu rebutan ini itu,saling usil dll,,,kadang saya juga mood mood an,,kalau mood saya bagus ya saya bisa nenangin keduanya,,,tp kan kadang saya pas lg capek2 nya,,trus denger anak2 rewel semua,,,malah jadi emosi saya kadang bentak2,,,meski saya tau itu ga baik buat anak,,,tp mengatur emosi saya sendiri saya belum bisa
Jawab
Nah, bunda sudah jawab sendiri. Bundanya belum bisa mengelola emosinya, bagaimana lagi anak-anak. Mereka mau belajar cara mengelola emosi dari siapa dong?
Bila setiap konflik diselesaikan dengan kemarahan dan adu fisik/mulut, kita tidak mengajarkan kebaikan pada anak.
Gpp bunda, kita belajar ya.
Tahan diri bila belum.siap hadapi anak yang berkonflik, boleh kok bunda ambil jeda dulu untuk menenangkan hati bunda sebelum mendamaikan mereka.
Ini jauh lebih baik. Kadang ketika mengambil jarak dan jeda jntuk menenangkan diri itu, anak sudah ke transfer lo energi positifnya.
Jadi bahkan bunda belum mendamaikan, mereka sudah damai duluan
Coba aja
---
Nama :**
Kota / Negara :Bogor/indonesia
Usia : 30th
Pekerjaan : guru
Pertanyaan :kadang kita sadar saat kita meluapkn emosi kita kepada anak itu hal yg salah. Namun seringny kita terbawa suasana sehingga mmbuat tetap marah kpd si anak. Bagaimna caranya supaya saat kita sadar tersebut kita tdk mlkukan emosi di depan anak. Selain yg sdh di jlskn sblmnya cara2ny. Trm ksh.
Notes
Jawab
Saat kita mudah terpancing emosi, itu adalah pertanda bahwa kita sedang jauh dari Allah.
So, mudah saja solusinya.
Segera perbaiki hub kita dengan Allah. Maka Allah akan memperbaiki hub kita dengan makhluknya
---
Nama :**
Kota / Negara :bandarjaya/Lampung
Usia : 26th
Pekerjaan : karyawan swasta
Pertanyaan : bagaimana cara menciptakan suasana menyenangkan dg anak dirumah dengan ibu pekerja seperti saya?
Notes terimakasih bunda Sukma telah menebar ilmu dan mengizinkan kami bergabung lingkaran ibadah ini.
Jawab
Menciptakan suasana bahagia adalah dengan membuat diri bunda bahagia lebih dulu.
Karena yang bisa buat kita bahagia adalah diri kita sendjri, bukan orang lain, betul.
Dulu kita bilang, punya anak bisa buat bahagia. Eh nyatanya sekarang kita mengeluhkan anak kita.
Artinya apa. Artinya kebahagiaan itu bukan di luar. Tapi di dalam diri kita sendiri.
Berbahagialah
---
Nama : **
Kota / Negara : Gresik Indonesia
Usia : 25
Pekerjaan : IRT
Pertanyaan :
SI kecil usia 22 bulan tapi belum bisa berkomuniksi dengan baik mb dan ketika ada sesuatu yg dia inginkan dan tidak sesuai dengan hati nya dia selalu tantrum dan melempar semua barang serta berteriak bahkan terkadang memukul kepalanya sendiri
Di usia 22 bulan ini sudah punya adik usia satu bulan
Untuk meredakan emosi nya gimna ya bund terkadang semua yg diinginkan sudah dituruti bahkan semua solusi sudha dicoba
Notes
Jawab
Emosi ibu berpengaruh ke emosi anak. Ibu tenang dan terima kondisi ananda yang seperti itu ya. Ikhlas menerimanya.
Ridho lah padanya maka lembutlah hatinya.
Apapun kekurangan anak,. Bikin ortu kesal, marah , sedih, RIDHO lah padanya.
Jangan marah karena bisa menjauhkan rahmat dan ridho Allah darinya.
Ujung2nya, ibu akan makin tidak bahagia dan tidak nyaman padanya bila ibu marah dan tdak ridho pada anak-anak.
Maka yang bunda harus lakukan adalah menerjma anak, memaafkannyadan meridhoinya selalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar