Bunda-Bunda sholihah
Dahulu, sejak zaman Nabi diutus ke bumi, mereka telah mengemban amanah daqwah, yakni menyeru manusia pada kebaikan dan agar hanya menyembah pada Allah saja.
Allah memberi perintah pada para Nabi untuk menyeru manusia dan umatnya untuk menaati perintah Allah, menjauhi larangan-Nya, dan menjadi hamba yang bertaqwa.
Para Malaikat sempat bertanya pada Allah, mengapa Allah mengutus manusia sebagai khalifah (pemimpin) ke bumi padahal manusia itu pula yang nantinya akan berbuat kerusakan di bumi.
Allah lalu berfirman, kamu tidak mengetahui apa yang aku ketahui. Keterangan ini berasal dari Al-Quran, surat Al-Baqarah : 30 yang berbunyi:
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat:
"Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi."
mereka berkata:
"Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
Bukankah Rasulullah saw diutus tidak hanya untuk mengajak manusia menyembah Allah tapi juga untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.
“Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan keshalihan akhlak.” (HR. Al-Baihaqi).
Untuk berdaqwah pada kaumnya, rasulullah dibekali dengan kebaikan budi pekerti, sampai-sampai ia dijuluki kaumnya sebagai Al-Amin (orang yang dapat dipercaya).
Bahkan Allah menegaskan dalam firmannya:
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”. (QS Al-Ahzab: 21).
Bunda-Bunda sholihah, belajar dari kisah para Nabi tentu memberi gambaran dan hikmah bagi kita tentang banyak hal.
Pelajaran tentang keimanan pada Allah, kewajiban kita sebagai manusia untuk menjadi khalifah, perintah untuk senantiasa taat pada Allah dengan menjalankan perintah dan menjauhi larangannya, serta tugas untuk melanjutkan tugas kenabian dengan berdaqwah menyeru manusia kepada jalan kebenaran.
Dalam konteks keluarga/pengasuhan anak, tugas berdaqwah menyeru pada kebaikan jatuh pada orangtua. Orangtua diberikan amanah untuk mengajak anggota keluarganya, termasuk anak-anaknya, untuk menjadi hamba yang bertaqwa dan memiliki akhlak mulia.
Salah satu pelajaran yang bisa kita teladani dari kisah daqwah kenabian adalah Nabi mengajak kaumnya untuk taat dan patuh dengan cara yang penuh kelembutan dan hikmah. Allah juga mempertegas cara ini lewat firman-Nya:
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk” (QS. An Nahl : 125).
Rasulullah menyampaikan:
“Sesungguhnya lemah lembut tidaklah ada pada sesuatu kecuali akan menghiasinya, dan tidaklah dicabut dari sesuatu kecuali akan memperkeruhnya”(HR. Abu Dawud, sanad: shahih).
Bersamaan dengan tugas kenabian untuk berdaqwah tersebut, Allah melengkapi mereka dengan ilmu pengetahuan yang tidak dimiliki malaikat.
Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman:
"Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!"(31)
Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana (32)
Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini."
Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman:
"Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?" (33)
Apa tujuan dari penyampaian materi di atas?
Ayah Bunda, bukankah kita sebagai orangtua ingin mengajak anak kita pada kebaikan, mendidik mereka untuk taat pada Tuhan-Nya, melatih mereka sholat, berpuasa, sopan santun sejak kecil. Tentu untuk mewujudkan tujuan itu kita orangtua juga butuh bekal.
Orangtua butuh bekal untuk membuat anak-anaknya patuh pada Tuhan-Nya juga nurut pada orangtua. Orangtua butuh bekal ilmu dan belajar dari para Nabi bagaimana cara mereka mengajak kaumnya pada kebaikan. Membawa kaumnya dari kegelapan kepada jalan yang terang benderang. Itulah hikmah dan pentingnya kita belajar dan mempelajari kisah Nabi dan Rasul, agar banyak hikmah yang bisa kita dapat dan amalkan dalam praktek kehidupan yang dijalani.
Tips berikutnya adalah BERSABAR.
Dalam mengajak anak pada kebaikan tentu juga tidak selalu mudah. Bukan hanya orangtua saja yang mengalami kesulitan, Nabi dan Rasul juga telah lebih dulu dan bahkan mendapati kesulitan yang jauh lebih besar. Allah mengingatkan dalam firmannya:
“Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia” (QS. Fushilat : 34).
Lagi-lagi yang kita temui adalah perintah untuk tetap lembut dan berkasih sayang walau ujian kesabaran kadang tak terelakkan. Beragam tingkah polah anak-anak yang akan kita temui dalam pengasuhan , mereka. Sabar adalah solusi dalam menyikapinya.
“Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolong.”
Bunda-Bunda Sholihah
Maka tips untuk membuat anak patuh pada orangtuanya adalah dengan mengamalkan apa yang para Nabi dan Rasulnya lakukan saat berdaqwah yakni LEMBUT, KASIH SAYANG, DAN HIKMAH.
Jangan sampai dakwah atau kebaikan yang ingin diajarkan orangtua dikotori dengan kekerasan, ketergesa-gesaan, dan akhlak yang buruk pada anaknya, sehingga akan berakibat penolakan atas sebuah kebenaran dan ajakan yang disampaikan.
Dalam sebuah kisah, ketika Rasulullah berdaqwah ke Thaif, beliau mendapat perlakuan tak terduga, tubuhnya dilempari dengan batu hingga beliau terluka. Lihat apa kemudian yang Rasulullah lakukan, bahkan ketika ditawari malaikat Jibril untuk menimpakan dua gunung kepada penduduk thaif, rasul tidak menerimanya. Rasulullah justru MENDOAKAN mereka yang telah mendzaliminya agar kelak ada dari keturunan Thaif orang-orang yang akan taat pada Allah. Masya Allah.
“Jangan. Siapa tahu Allah akan mengeluarkan seseorang yang mengucapkan (kalimat) Tiada Tuhan selain Allah dari rahim mereka,” jawab Rasulullah saw.
Maka tips berikutnya agar anak patuh pada orangtua adalah dengan senantiasa MENDOAKAN mereka pada kebaikan, termasuk saat orangtua merasa terdzolimi atas perilaku anak-anaknya.
Dalam kisah Thaif tadi, Zaid yang sedang membersamai Rasulullah bertanya, bagaimana mungkin engkau akan kembali pada mereka sedangkan mereka telah mengusirmu, Tanya Zaid pada Rasulullah.
“Wahai Zaid, sesungguhnya Allah akan menjadikan apa yang engkau lihat, sebagai kemudahan dan jalan keluar. Sungguh, Allah akan menolong agama-Nya dan akan memenangkan Nabi-Nya,” sabda Rasullullah Saw.
Ya, Bunda.
Allah akan memenangkan hati orangtua, akan memenangkan Agama-Nya, dan akan memberi kemudahan juga jalan keluar atas segala kesulitan yang dirasakan dalam mengasuh anak-anak.
Maka tips yang terakhir adalah SELALU BERHARAP DAN BERGANTUNG PADA PERTOLONGAN ALLAH SWT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar