Jumat, 23 Agustus 2019

Deteksi Diri Anda

Dr. Firanda Andirja

Deteksi Diri Anda...

Ciri-ciri anda terjangkiti hasad kepada si dia:

Jika dia mendapat kenikmatan,
maka sesak dada anda…

Jika ia dipuji orang lain,
maka anda tidak suka…

Jika dia terkena musibah atau dijatuhkan oleh orang lain,
serasa ada secercah kebahagiaan di hati anda…

Jika dia dijatuhkan atau dighibahi dihadapan anda,
maka berat bagi anda untuk membelanya…

Solusi :

Berdoa kepada Allah agar penyakit anda ini hilang…

Usahakan memuji dia,
paksakan diri anda melawan nafsu hasad…

Kalau perlu, kunjungi rumahnya,
dan bawakan hadiah buat dia…

Ingat,
bahwa hasad anda sama sekali tidak bakalan menjatuhkan dirinya,
sama sekali tidak memberi kemudorotan kepadanya,

justru andalah yang tersiksa !!,
merana..!!

Ajari Anakmu Berdoa untuk Orang Lain

Hidup tanpa bersandar kepada Allah menanda kesombongan yang tiada terkira. Apakah kita lalai bahwa segala yang terjadi tak lepas dari kehendak Nya?
Bahkan sehebat apa pun diri kita, secerdas apa juga otak kita akan berbatas dengan ketetapan Allah.

Membimbing anak kita menjadi generasi yang bisa menjalani kebaikan tak sedikit perjuangan yang harus kita lakukan. Bahkan membiasakan anak berdoa dan menggantungkan segala harapan pada penentu kehidupan menjadi penting bagi para orang untuk dilakukan.

Seperti apa kita sebagai orang tua harus mengajari anak kita berdoa? Seberapa sering kita memberikan wejangan tentang kekuatan doa? Anak kita itu mudah meniru dan mengikuti kita bila keteladanan dikedepankan.

Bagaimana agar Anak pun mau berdoa.

1. Sebagai orang tua pun perlu menunjukkan seperti apa dirinya berdoa. Seperti usai shalat dan setiap keadaan yang mana doa itu akan terkabulkan.

2. Bercerita tentang banyak keajaiban bila kita perbanyak doa dengan menyebut-nyebut apa yang diharapkan. Dan seketika kita mengalami peristiwa seketika itu pula ceritakan dengan penuh rasa syukur.

3. Mengajarkan adab berdoa dengan seksama dan mengulang-ulang karena tabiat anak sering lalai dan butuh dituntun terus menerus.

4. Menyampaikan bahwa doa itu senjata umat Islam. Kita bisa bercerita tentang sejarah di masa Rasulullah tentang kekuatan doa sehingga Rasulullah pun meraih kemenangan.

5. Jangan pernah putus asa untuk mengajari anak kita. Jangan pernah mengeluh walau kesulitan kita dapai dan jangan pernah menyerah bila anak kita belum terbiasa. Terus dan terus membimbing agar mereka pun kelak bisa berdoa untuk kita sebagai orang tua ketika tiada.

Dalam.sebuah kisah yang kami alami. Setiap saat kami secara langsung memberikan nasihat dalam berbagai keadaan. Liburan bulan Desember kemarin ada hal yang luar biasa bagi kami. Allah ijinkan kami mendidik anak kami secara langsung.

Pagi itu kami akan mengajari kedua anak gadis untuk belajar mobil. Beberapa kali kami akan memotong jalan dan berjumpa dengan mobil lain yang berpapasan, mereka berhenti memberi jalan kepada kami. Melihat peristiwa langka menurut kami. Bagaimana tidak di jaman sekarang jarang orang mau mengalah untuk orang lain. Dengan tulus dan spontan kami berdoa, "Yaa Rabb... Berikan Rizki orang tersebut." Doa itu kami tujukan kepada orang yang memberi jalan kepada kami.

Peristiwa itu terulang sampai 3 kali di 3 hari secara berturut. Alhamdulillah pada kali ketiga kami menyampaikan doa kepada orang yang tak kami kenal dan tulus Allah berikan rizki yang tak disangka-sangka. Jumlahnya tidak terlalu banyak tapi bagi kami itu karunia. Spontan kami pun sampaikan itulah kekuatan doa. Bila hati bersih dan hanya bersandar kepada Allah maka Allah pun akan berikan apa yang kita doakan pada orang lain dan hal itu juga kita harapkan.

Masih banyak peristiwa yang bisa kita jadikan pelajaran untuk kita sampaikan langsung kepada anak kita. Sehingga internalisasi nilai akan mudah masuk ke dalam jiwa anak kita. Semoga anak kita kelak menjadi pribadi yang tangguh dan pejuang.

Ustadzah Rochma Yulika
By  manis.id

Dimarahi Istri, Khalifah Umar bin Khattab hanya Diam


PADA suatu hari seorang lelaki datang ke rumah Umar bin Khaththab di saat beliau menjabat sebagai khalifah. Adapun maksud kedatangan lelaki itu adalah untuk mengadukan sikap istrinya yang suka marah kepadanya.

Beberapa kali pria itu mengetuk pintu, tetapi tidak ada jawaban yang dapat didengar, namun ia masih tetap setia menunggu. Di dalam penantiannya, lelaki itu mendengar suara lantang dari dalam rumah, ternyata suara itu adalah suara istri Umar bin Khaththab yang sedang marah-marah kepadanya dan tidak mau mendengar sepatah kata pun yang keluar dari mulut Umar bin Khaththab.

Mendengar suara kerasnya istri Umar bin Khaththab membuatnya putus asa dan mencoba mengurungkan niatnya untuk bertemu dengan khalifah. Dalam hatinya ia berkata, “Kedatanganku ini hendak mengadukan sikap istriku, tapi ternyata orang yang kuharapkan dapat memecahkan persoalanku justru mengalami nasib yang sama. Mungkin sebaiknya aku pulang saja.”

Namun belum jauh lelaki itu melangkah kakinya untuk pulang, ternyata Umar bin Khaththab pun segara keluar untuk menemuinya. Tapi lelaki itu sudah meninggalkan rumah Umar bin Khaththab. Lalu Umar pun menengok ke kanan-kiri, dan ternyata lelaki itu masih berada di sekitar rumahnya, lalu dipanggilnya lelaki itu untuk kembali dan ditanyai tentang maksud kedatangannya. Umar bertanya, “Apakah keperluanmu datang ke rumahku?”

Lelaki itu menjawab, “Wahai Amirul Mukminin, maksud kedatanganku untuk mengadukan sikap istriku yang selalu marah-marah kepadaku. Namun belum sampai aku mengadu, aku telah mendengar sikap yang serupa dari istrimu, sehingga kuputuskan untuk pulang saja dengan dalih kalau sikap Amirul Mukminin terhadap istrinya seperti itu, kenapa aku tidak berbuat yang sama?”
Umar berkata, “Aku menyabarkan diri atas perlakuan istriku itu sebab aku telah berutang budi kepadanya. Bagaimana tidak, ia telah memasak makananku, menyuci pakaianku, menyusui anak-anakku, menyenangkan hatiku, dan sebagainya, maka aku harus bersabar. Lelaki itu pun berkata, “Wahai Amirul Mukminin, aku juga berbuat demikian.”

Umar pun berujar, “Bagus! Memang harusnya kau kuatkan kesabaranmu! Berapa lama sih kita hidup di dunia ini? Untuk itu mudah-mudahan kita semua, baik lelaki maupun perempuan mendapatkan budi pekerti yang baik. Amin.”

Terkirim satu ayat lanjutan kemarin.

Allah SWT berfirman:

اَلشَّمْسُ وَا لْقَمَرُ بِحُسْبَا نٍ ۙ 
"Matahari dan bulan beredar menurut perhitungan,"
(QS. Ar-Rahman 55: Ayat 5)
Saatnya seorang hamba bersujud dihadapan Allah swt dengan melaksanakan qiyamul lail

●Aamiin Aamiin yaa Robbal'aalamiin
Barokallohu fikum ajmain

Fatwa Empat Mazhab Terkait Bahwa Istri Bukan Pembantu


1. Mazhab Al-Hanafiyah

Al-Kasani dalam kitab Badai'ush-Shanai' menyebutkan hal-hal berikut ini :

Seandainya suami pulang membawa bahan pangan yang masih harus dimasak dan diolah, namun istrinya enggan memasak atau mengolahnya, maka istri itu tidak boleh dipaksa. Suaminya diperintahkan untuk pulang membawa makanan yang siap santap (Al-Imam Al-Kasani dalam kitab Al-Badai‘).

Masih dalam mazhab yang sama tetapi dalam kitab lainnya yaitu kitab Al-Fatawa Al-Hindiyah fi Fiqhil Hanafiyah juga disebutkan hal yang senada :

Seandainya seorang istri berkata,"Saya tidak mau masak dan membuat roti", maka istri itu tidak boleh dipaksa untuk melakukannya. Dan suami harus memberinya makanan siap santap, atau menyediakan pembantu untuk memasak makanan.

2. Mazhab Al-Malikiyah

Ad-Dardir dalam kitab Asy-Syarhu Al-Kabir menyebutkan :

Wajib atas suami melayani istrinya walau istrinya punya kemampuan untuk berkhidmat Bila suami tidak pandai memberikan pelayanan, maka wajib baginya untuk menyediakan pembantu buat istrinya. (kitab Asy-Syarhul Kabir oleh Ad-Dardir)

3. Mazhab As-Syafi'iyah

Al-Imam Asy-Syairazi dalam kitab Al-Muhadzdzab menuliskan :

Tidak wajib bagi istri membuat roti, memasak, mencuci dan bentuk khidmat lainnya untuk suaminya Karena yang ditetapkan (dalam pernikahan) adalah kewajiban untuk memberi pelayanan seksual (istimta'), sedangkan pelayanan lainnya tidak termasuk kewajiban. . (kitab Al-Muhadzdzab oleh Asy-Syirozi)

4. Al-Hanabilah

Pendapat mazhab Al-Hanabilah pun sejalan dengan mazhab-mazhab lainnya, yaitu bahwa intinya tugas istri bukanlah tugas para pembantu rumah tangga.

Imam Ahmad bin Hanbal berpendapat bahwa Seorang istri tidak diwajibkan untuk berkhidmat kepada suaminya, baik berupa mengadoni bahan makanan, membuat roti, memasak, dan yang sejenisnya, termasuk menyapu rumah, menimba air di sumur. Karena aqadnya hanya kewajiban pelayanan seksual.

Dan pelayanan dalam bentuk lain tidak wajib dilakukan oleh istri, seperti memberi minum kuda atau memanen tanamannya.

~~~~~~~~~~

Akad nikah yang terjadi antara mertua dan menantu sama sekali tidak ada kaitannya dengan segala tugas pembantu. Jumhur ulama sepakat bahwa satu-satunya kewajiban seorang istri dari akad nikah itu semata-mata hanya memberikan pelayanan seksual kepada suami.

Namun seperti yang saya katakan tadi, nyaris semua tulisan para ulama ini ditolak mentah-mentah justru oleh para wanita kita sendiri.


credit : Ustadz Ahmad Sarwat, Lc., MA

http://www.rumahfiqih.com/x.php?id=1389123555

FOKUS & TULUS


Pertanyaan :
Dokter, saya ingin bertanya;
1. Bagaimana caranya agar hati saya ngga selalu suudzon sama suami saya? Walaupun sebenarnya misalkan suami saya memang suka bertingkah dokter. Saya cuma ingin tenang aja dokter. Bagaimana cara ngobatinnya?

2. Bisakah suami saya langsung jadi suami yang baik dan bertanggung jawab?

Jawaban :

Pahami saja hakikat hidup ini ...

*Pertama*, Setiap kita akan bertanggung jawab atas perbuatannya sendiri2.

Semua akan berlepas tangan untuk masalah orang lain.

Sehingga, apa yang perlu sebagai kebaikan, maka fokus utk menyempurnakannya dan tinggalkan perkara yg tak ada manfaatnya seperti marah ataupun kecewa.

*Kedua*, Allah punya cara berkomunikasi sama Kita.

Bisa melalui *ni'mat* dan karuniaNya yang senantiasa patut Kita *syukuri*.

Setiap kebaikan yang Allah kasih, baik organ tubuh yang masih bisa berfungsi baik, maka syukuri.

Setiap udara yang kita hirup, maka syukuri.

Kenikmatan bisa tidur, maka syukuri.

Kenikmatan bisa ibadah, maka syukuri, dll.

Kenikmatan masih diberi Allah kesempatan melayani hamba-hambaNya yang dititip ke Kita, maka syukuri.

Maka rasa syukur ini akan mendatangkan ni'mat2 Allah lainnya.

Selain itu, Allah berkomunikasi dengan Kita melalui mereka yang terhubung dengan Kita, bisa melalui orang-orang terdekat ataupun jauh, seperti orang tua, pasangan, anak, saudara, tetangga, dan lain-lain.

Sejatinya mereka adalah alat Allah untuk berkomunikasi dengan Kita.

Mereka ini hanyalah alat Allah yang dititip Allah untuk Kita bukan milik Kita ya mba', jadi jangan pernah merasa memiliki.

Kalau mereka bermasalah, maka, yang bisa mengubah mereka adalah Allah, bukan Kita, maka berdoalah yang baik-baik untuk mereka.

Kita tak pernah didesain oleh Allah untuk mengubah mereka.

Tugas Kita sekedar menda'wahi mereka dan melayaninya sebagaimana mereka adalah titipan Allah, tidak lebih dari itu.

Hanya orang-orang yang *merasa memiliki* sehingga berharap banyak pada mereka, padahal mereka bukan *milik* Kita, apalagi mereka bukanlah *Tuhan* yang bisa memberikan apa yang Kita harapkan.

*Hati-hati*, jika sampai hati Kita merasa *ngga nyaman* dengan sikap orang lain, jangan-jangan Kita sudah menduakan Nya (syirik) dengan fokus pada mereka.

Hati Kita sejatinya tenang dengan mengingatNya, bukan dirusak karena lalai dariNya sehingga fokus dengan selain Nya.

Apa yang mesti kita lakukan?

Daripada fokus tentang hal-hal negatif tentang mereka, lebih baik fokuslah pada hal-hal positif atau kelebihan apa yang mereka miliki, termasuk pasangan.

Tentu ada kelebihan-kelebihannya bukan?

Boleh jadi, selama ini kita terlalu fokus dengan kekurangannya, sehingga kekurangannya terlihat menjadi besar, menutupi kebaikan-kebaikannya.

Oleh karena itu fokuslah pada kelebihannya, bersyukur pada Allah karena masih diberikan kelebihan pada diri pasangan, selanjutnya, terima dengan tulus setiap kekurangannya.

Selanjutnya, tetaplah memberikan pelayanan terbaik sepenuh cinta padanya karena Allah, bukan karena cinta diri sendiri sehingga baru membalas melayani jika pasangan memberikan dampak baik.


Sahabat Belajar Anda,

*dr. Ramadhanus, CH., CHt., CT.NNLP., CET.*

ODOJ ADALAH SAHABAT DUNIA AKHIRAT

Testimoni :
Sukmadiarti Perangin-angin

Bukan mudah memulai memaksa diri mengikuti program ODOJ ini bagi saya yang awalnya baru mulai ingin aktif baca Alquran. Biasanya hanya baca beberapa lembar perhari atau kadang tidak baca sama sekali.

Entah apa awal motivasi saya dulu, tapi yang jelas saya ingin beragama dengan lebih baik. Mendekat pada Ilahi dengan jalan yang Ia ridhoi, salah satunya membaca Alquran.

Saat itu saya hamil anak ketiga, kuat keinginan saya untuk mengikuti ODOJ, membiasakannya mendengar kalam Ilahi sejak dalam kandungan. Sekarang, dari kedua kakaknya, saya lihat perbedaan yang cukup signifikan pada si kecil ini, lebih menyejukkan hati orangtuanya 😊

💐💐💐

Godaan pun saya hadapi. Saya pun pernah keluar ODOJ karena kalah dan gagal melawan diri saya sendiri. Kalah melawan malas, malu, dan nafsu diri. Selepas dari ODOJ, saya bukan tambah baik, justru ibadah dan interaksi dengan Alquran semakin menurun. Jika dipikir-pikir, sungguh meruginya saya saat itu, sudah masuk dalam lingkaran kebaikan lalu kemudian keluar.

Sampailah suatu hari saya bertemu dan komunikasi dengan Mba Ana. Saya diajak untuk bergabung kembali. Tentu awalnya saya ragu, takut tidak mampu lagi mengejar target. Tapi kemudian Mba Ana meyajinkan dan terus memotivasi serta memberikan tips-tips bagaimana cara untuk bisa mencapai target baca 1 juz perhari. Akhirnya, Allah Yang Maha Pengasih menuntun saya kembali mendekat padaNya. Alhamdulillah, bersyukur tiada terkira bisa kembali dalam lingkaran kebaikan ini sejak Oktober 2017 kalau tidak salah.

Tidak lama berselang dari itu kebaikan hadir silih berganti dalam hidup saya. Saya merasa mendapatkan peningkatan dalam kapasitas diri saya. Emosi yang lebih stabil. Pola pikir yang semakin baik dan positif. Semangat yang kembali untuk terus belajar, menuntut ilmu, memperbaiki diri, serta berbagi kebaikan.

Di momen itu pula, saya kemudian mendapat jalan mendirikan Komunitas Orangtua Belajar atau grup Parenting School ini. Alhamdulillah sekarang sudah ada 4 grup dan masih aktif sampai saat ini terus berbagi dan sama-sama belajar menjadi pribadi yang lebih baik.

Berkah lainnya dengan rutin membaca dan berinteraksi dengan Alquran, saya kemudian bisa menulis dan menerbitkan buku, baik solo maupun antologi. Masya Allah. Suatu hal yang bahkan dahulu seperti mustahil bagi saya. Karena dulu pikiran serasa buntu, bahkan untuk menulis status facebook aja bingung ya kan. Sekarang sudah bisa menulis lancar bahkan panjang lebar 🤭

Ya, pikiran kita menjadi jernih dan terus dibersihkan dengan Alquran. Saat diri dan hati kita bersih, pikiran akan jernih, dan mudah mengeluarkan kebaikan-kebaikan juga menularkannya.

Dari segi parenting, tentu juga berubah. Sebagai ibu tentu juga punya sisi emosional menghadapi polah anak, tapi sejak ikut ODOJ, emosi lebih terkendali dalam menghadapi anak-anak, bahkan kemudian bisa menemukan pola pengasuhan dari mengamati perilaku mereka sehari-hari. Yang dulu awalnya stress sekarang justru bisa berbagi cara pengasuhan dan trik menghadapi anak-anak sampai lahir juga buku: Parenting School. Semua pencapaian itu tiada lain karena ijin Allah semata, dan berkah dari rutin membaca Alquran.

💐💐💐

Bunda-Bunda Sholihah
Begitu banyak berkah dari Alquran, semua hal yang berinteraksi dan terlibat dengannya akan menjadi mulia. Malaikat jibril penyampai wahyu, menjadi lebih mulia kedudukannya dibanding malaikat lain. Nabi Muhammad yang mendapat mukjizat Alquran juga lebih mulia kedudukannya di sisi Allah dibanding Nabi lainnya. Bulan di turunkannya Alquran, yakni Ramadhan menjadi bulan yang lebih mulia diantara bulan lainnya. Begitu seterusnya.

Termasuk juga Bunda dan siapa saja yang rutin berinteraksi dengan Alquran, baik membaca, menghafal, memperlajari, mengamalkan dan mengajarkannya, juga akan Allah beri kedudukan yang mulia baik di dunia maupun di akhirat nanti.

PERTANYAANNYA, MAUKAH KITA MENGAMBIL KESEMPATAN ITU? MENJADI ORANG-ORANG YANG AKAN ALLAH MULIAKAN DI DUNIA DAN AKHIRAT DENGAN ALQURAN.

Bismillah
Mohon pada Allah agar hati dilembutkan dan diberi kemudhan untuk terus istiqomah bersama Alquran.

Awali dengan bergabung bersama komunitas ODOJ ini. Bergabung dalam lingkaran kebaikan. Gratis bunda, tidak dipungut bayaran. Di dalamnya kita saling mengingatkan dan berlomba-lomba dalam kebaikan.

Tiada paksaan di dalamnya. Tapi kitalah yang harus memaksa diri kita untuk LEBIH BAIK.

Kita punya jatah waktu yang sama, 24 jam sehari. Kalau yang lain bisa baca 1juz perhari bahkan lebih, masa iya kita nggak bisa? Kalau belum dicoba tentu belum tahu. Kalau belum usaha maksimal, jangan mudah menyerah.

Seorang motivator pernah berkata:
"KERASLAH PADA DIRIMU
MAKA DUNIA AKAN LEMBUT PADAMU."

Keraslah memaksa diri dalam beribadah maka kebaikan dunia juga akhirat akan kita dapatkan.

Salam Sayang

TIPS AGAR ANAK PATUH PADA ORANG TUA

Bunda-Bunda sholihah

Dahulu, sejak zaman Nabi diutus ke bumi, mereka telah mengemban amanah daqwah, yakni menyeru manusia pada kebaikan dan agar hanya menyembah pada Allah saja.

Allah memberi perintah pada para Nabi untuk menyeru manusia dan umatnya untuk menaati perintah Allah, menjauhi larangan-Nya, dan menjadi hamba yang bertaqwa.

Para Malaikat sempat bertanya pada Allah, mengapa Allah mengutus manusia sebagai khalifah (pemimpin) ke bumi padahal manusia itu pula yang nantinya akan berbuat kerusakan di bumi.

Allah lalu berfirman, kamu tidak mengetahui apa yang aku ketahui. Keterangan ini berasal dari Al-Quran, surat Al-Baqarah : 30 yang berbunyi:

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat:

"Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi."

mereka berkata:
"Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."

Bukankah Rasulullah saw diutus tidak hanya untuk mengajak manusia menyembah Allah tapi juga untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.

“Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan keshalihan akhlak.” (HR. Al-Baihaqi).

Untuk berdaqwah pada kaumnya, rasulullah dibekali dengan kebaikan budi pekerti, sampai-sampai ia dijuluki kaumnya sebagai Al-Amin (orang yang dapat dipercaya).

Bahkan Allah menegaskan dalam firmannya:

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”. (QS Al-Ahzab: 21).

Bunda-Bunda sholihah, belajar dari kisah para Nabi tentu memberi gambaran dan hikmah bagi kita tentang banyak hal.

Pelajaran tentang keimanan pada Allah, kewajiban kita sebagai manusia untuk menjadi khalifah, perintah untuk senantiasa taat pada Allah dengan menjalankan perintah dan menjauhi larangannya, serta tugas untuk melanjutkan tugas kenabian dengan berdaqwah menyeru manusia kepada jalan kebenaran.

Dalam konteks keluarga/pengasuhan anak, tugas berdaqwah menyeru pada kebaikan jatuh pada orangtua. Orangtua diberikan amanah untuk mengajak anggota keluarganya, termasuk anak-anaknya, untuk menjadi hamba yang bertaqwa dan memiliki akhlak mulia.

Salah satu pelajaran yang bisa kita teladani dari kisah daqwah kenabian adalah Nabi mengajak kaumnya untuk taat dan patuh dengan cara yang penuh kelembutan dan hikmah. Allah juga mempertegas cara ini lewat firman-Nya:
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk” (QS. An Nahl : 125).

Rasulullah menyampaikan:
“Sesungguhnya lemah lembut tidaklah ada pada sesuatu kecuali akan menghiasinya, dan tidaklah dicabut dari sesuatu kecuali akan memperkeruhnya”(HR. Abu Dawud, sanad: shahih).

Bersamaan dengan tugas kenabian untuk berdaqwah tersebut, Allah melengkapi mereka dengan ilmu pengetahuan yang tidak dimiliki malaikat.

Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman:

"Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!"(31)

Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana (32)

Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini."

Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman:

"Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?" (33)

Apa tujuan dari penyampaian materi di atas?
Ayah Bunda, bukankah kita sebagai orangtua ingin mengajak anak kita pada kebaikan, mendidik mereka untuk taat pada Tuhan-Nya, melatih mereka sholat, berpuasa, sopan santun sejak kecil. Tentu untuk mewujudkan tujuan itu kita orangtua juga butuh bekal.

Orangtua butuh bekal untuk membuat anak-anaknya patuh pada Tuhan-Nya juga nurut pada orangtua. Orangtua butuh bekal ilmu dan belajar dari para Nabi bagaimana cara mereka mengajak kaumnya pada kebaikan. Membawa kaumnya dari kegelapan kepada jalan yang terang benderang. Itulah hikmah dan pentingnya kita belajar dan mempelajari kisah Nabi dan Rasul, agar banyak hikmah yang bisa kita dapat dan amalkan dalam praktek kehidupan yang dijalani.

Tips berikutnya adalah BERSABAR.
Dalam mengajak anak pada kebaikan tentu juga tidak selalu mudah. Bukan hanya orangtua saja yang mengalami kesulitan, Nabi dan Rasul juga telah lebih dulu dan bahkan mendapati kesulitan yang jauh lebih besar. Allah mengingatkan dalam firmannya:
“Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia” (QS. Fushilat : 34).

Lagi-lagi yang kita temui adalah perintah untuk tetap lembut dan berkasih sayang walau ujian kesabaran kadang tak terelakkan. Beragam tingkah polah anak-anak yang akan kita temui dalam pengasuhan , mereka. Sabar adalah solusi dalam menyikapinya.
“Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolong.”

Bunda-Bunda Sholihah
Maka tips untuk membuat anak patuh pada orangtuanya adalah dengan mengamalkan apa yang para Nabi dan Rasulnya lakukan saat berdaqwah yakni LEMBUT, KASIH SAYANG, DAN HIKMAH.

Jangan sampai dakwah atau kebaikan yang ingin diajarkan orangtua dikotori dengan kekerasan, ketergesa-gesaan, dan akhlak yang buruk pada anaknya, sehingga akan berakibat penolakan atas sebuah kebenaran dan ajakan yang disampaikan.

Dalam sebuah kisah, ketika Rasulullah berdaqwah ke Thaif, beliau mendapat perlakuan tak terduga, tubuhnya dilempari dengan batu hingga beliau terluka. Lihat apa kemudian yang Rasulullah lakukan, bahkan ketika ditawari malaikat Jibril untuk menimpakan dua gunung kepada penduduk thaif, rasul tidak menerimanya. Rasulullah justru MENDOAKAN mereka yang telah mendzaliminya agar kelak ada dari keturunan Thaif orang-orang yang akan taat pada Allah. Masya Allah.
  “Jangan. Siapa tahu Allah akan mengeluarkan seseorang yang mengucapkan (kalimat) Tiada Tuhan selain Allah dari rahim mereka,” jawab Rasulullah saw.

Maka tips berikutnya agar anak patuh pada orangtua adalah dengan senantiasa MENDOAKAN mereka pada kebaikan, termasuk saat orangtua merasa terdzolimi atas perilaku anak-anaknya.

Dalam kisah Thaif tadi, Zaid yang sedang membersamai Rasulullah bertanya, bagaimana mungkin engkau akan kembali pada mereka sedangkan mereka telah mengusirmu, Tanya Zaid pada Rasulullah.
“Wahai Zaid, sesungguhnya Allah akan menjadikan apa yang engkau lihat, sebagai kemudahan dan jalan keluar. Sungguh, Allah akan menolong agama-Nya dan akan memenangkan Nabi-Nya,” sabda Rasullullah Saw.

Ya, Bunda.
Allah akan memenangkan hati orangtua, akan memenangkan Agama-Nya, dan akan memberi kemudahan juga jalan keluar atas segala kesulitan yang dirasakan dalam mengasuh anak-anak.

Maka tips yang terakhir adalah SELALU BERHARAP DAN BERGANTUNG PADA PERTOLONGAN ALLAH SWT.

RAMADHAN, MOMEN PERBAIKAN DIRI


By: Sukmadiarti Perangin-angin

Bagaimana Ramadhan Anda kali ini?
Bila ditanyakan tentang hal itu, tentu hanya diri kita sendiri yang bisa menjawab dan merasakannya. Apakah di Ramadhan kali ini ada perubahan yang lebih baik pada amalan, ibadah, dan diri kita masing-masing.

Tolak ukurnya seperti apa?
Seorang sahabat pernah berkata pada saya, bila kamu merasa puas dengan apa yang sudah kamu lakukan, kamu nyaman, kamu senang, itu bisa menjadi satu gambaran bahwa kamu berhasil dan sudah lebih baik. Artinya, bila kita secara pribadi sudah merasa puas, nyaman, dan ada peningkatan dari tahun sebelumnya, ini bisa menjadi tanda bahwa tahun ini sudah lebih baik.

Perasaan puas, nyaman, dan senang di hati kita tentu tidak dapat kita buat-buat. Karena kebahagiaan itu lahir dari hati. Bila selama Ramadhan ini, hati kita tercukupi "makan" nya, maka ia akan merasa puas. Tercukupi makannya, dalam artian bahwa hati kita telah di charger dengan ibadah, ketaatan, keimanan, dan amalan-amalan sholeh yang membuat hati itu menjadi semakin bersinar.

Makanan hati bukanlah harta, nasi, atau yang sifatnya materi. Makanan hati adalah keshalihan dan ketaatan individu pada Tuhan-Nya yang sifatnya nonmateri. Dzikir, membaca Al-quran, sholat lima waktu, sholat sunnah, tahajud, bersedekah, adalah beberapa amalan yang dapat menghidupkan hati.

Nah, apakah di Ramadhan kali ini, kita sudah memaksimalkan dan memaksa diri untuk berbuat lebih dalam amalan hati ini? Bila jawabannya belum, maka segeralah kita memperbaiki diri, dan mengejar di sisa waktu yang ada, agar kelak kita tidak menyesalinya.

Ramadhan adalan gambaran dari kehidupan kita selama satu tahun ke depan. Bila di Ramadhan ini, kita belum berhasil melawan hawa nafsu, kemalasan, kesia-siaan, kelalaian, maka seperti itu pula gambaran kehidupan kita di sebelas bulan kemudian. Tiga puluh hari masa latihan di bulan Ramadhan ditambah enam hari di bulan syawal, sudah cukup bisa menempa diri seseorang untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Kebaikan dan kesuksesan itu berawal dari sebuah KEBIASAAN. Di bulan baik ini, kita sudah terkondisi untuk menjadi baik. Mulai dari bangun lebih pagi, untuk sahur, ini bisa melatih kita untuk bangun tahajud. Memulai hari dengan kebiasaan baik, bangun lebih awal, dan mengerjakan sholat malam adalah kunci kesuksesan. Setelah sahur yang di akhirkan, maka kita pun akan mudah untuk mengerjakan sholat Shubuh di awal waktu. Masya Allah.

Saat berpuasa, kebiasaan baik lainnya adalah MENAHAN DIRI dari hal-hal yang bisa membatalkan puasa. Makan, minum, melihat yang bukan haknya, dan lainnya. Ini memaksa kita untuk menjaga pandangan dari menonton tayangan yang tidak berguna, menjaga telinga dari mendengar yang tidak baik seperti gosip, ghibah menceritakan keburukan orang lain, dan sejenisnya. Menjaga lisan dan perbuatan, tidak marah, dan berusaha mengendalikan emosi. Ini pun kebiasaan yang baik dan ciri orang yang sukses yakni mampu mengendalikan dirinya.

Maka, sungguh alangkah ruginya, bila ada orang yang sampai ke bulan Ramadhan tapi ia tidak mendapat ampunan dari Tuhan-Nya. Mengapa? Karena semua sudah terkondisi, bahkan di lingkungan sekitar pun juga terkondisi. Semua orang berlomba-lomba dalam kebaikan. Maka bila itu pun belum bisa membuat seseorang berubah dan memperbaiki diri dan amalannya, maka betapa ruginya. Allah telah menutup hatinya. Maka bila ciri ini ada pada diri, segeralah bertaubat, sucikan diri, bersihkan hati dengan istighfar yang tulus memohon ampunan pada Allah SWT.

Luruskan niat kita dalam beramal. Rasulullah bersabda, siapa yang berpuasa dengan keimanan, karena berharap pahala Allah saja, maka dosa-dosanya akan Allah ampuni. Iman dan keyakinan inilah yang akan menjadi pembeda. Maka kerjakanlah amal ibadah karena Allah saja, karena berharap Rahmat-Nya. Dengan itu kita kan mudah ikhlas dalam beribadah, sehingga ibadah itu terasa ringan.

Semoga Allah memberikan hidayah dan inayahnya pada kita semua, dapat memaksimalkan diri di bulan suci ini dalam beribadah dan beramal sholeh, karena Allah saja.

#ramadhanproduktif http://www.sukmadiarti.com/2019/05/ramadhan-momen-perbaikan-diri.html#

Mengapa Aku Memaafkan Suamiku?

Bismillah

✍Saat suamimu berbuat kesalahan, dan itu menyakitimu, dengan sangat,menangislah jika itu bisa melegakanmu. Jangan paksakan dirimu untuk tetap terlihat tegar, karena kau hanyalah manusia yang juga punya rasa kecewa, marah dan berhak protes atas sikap dia. Maka biarkan air mata jatuh untuk kelegaan hatimu.

✍Namun...

Rapuhnya batinmu saat itu sebagai seorang perempuan, jangan sampai menghilangkan ingatanmu, bahwa dalam keadaan sedih dan sekalipun, kau harus tetap mengingat Allah.

Kamu memang marah, kamu kecewa terhadap dia, tapi jangan kamu menyimpannya terlalu lama sehingga Allah menilaimu sebagai istri yang pendendam dan pemarah. Bayangkan ketika kamu mendapat julukan itu dari manusia, betapa keberatannya dirimu. Apalagi jika Allah yang memberikannya untukmu karena sudah tidak adanya kesabaran dari hatimu. Maka memang jika tidak bisa kau hentikan tangismu, tapi kendalikan hatimu untuk segera memaafkannya.

Beruntunglah karena suamimu yang berbuat kesalahan dan bukan dirimu, karena itu adalah kesempatan untukmu, untuk menyadarkan dia, bahwa kau adalah seorang yang dapat belajar untuk membahagiakannya, walaupun dalam keadaan kau kecewa dan dia telah salah kepadamu sekalipun.

Rendahkan suaramu saat menyampaikan materi protesmu kepadanya. Sampaikan dengan kata- kata yang halus, dan memasang senyum terbaikmu. Maka yakinlah bahwa dia akan mengerti, betapa kau belajar santun kepadanya, bahkan ketika akal sehat sudah mulai hilang karena kekecewaanmu. Tapi kau tidak mau membiarkan hatimu dikuasai oleh rasa. Rasa amarah dan dendam hanya akan membakar kasih sayang yang ada di hatinya. Dan ingatlah tentang satu hal bahwa cara terbaik menghukum orang yang telah menyakitimu, adalah berbuat santun dan baik kepadanya.

.✍..Dan ingatlah tentang satu hal bahwa cara terbaik menghukum orang yang telah menyakitimu, adalah berbuat santun dan baik kepadanya...

✍Jika kau bersabar dalam kemarahan karena kesalahan suamimu, maka lihatlah betapa bidadari akan begitu cemburu kepadamu. Lihatlah betapa suamimu akan senantiasa ridho untuk dirimu. Begitu bahagianya dia karena memiliki pasangan jiwa yang terlalu luas hatinya untuk dia sakiti lagi. Dan begitu menyesalnya dia karena telah dengan ceroboh dan khilaf menyakiti seseorang yang sangat perduli terhadapnya.

✍Ingatlah, bahwa setan selalu merasuki jalan darahmu, maka segera sebutlah nama Allah. Dan sadarilah bahwa suamimu pun hanya manusia, seperti halnya dirimu. Mungkin saat ini dia yang bersalah, tapi siapa yang bisa menjamin bahwa suatu hari kaulah yang melakukan kesalahan?.
✍Dan ketika kau pada posisi bersalah, bukankah kau juga menginginkan untuk dimaafkan, diingatkan dengan cara kasih sayang, dan dirangkul kembali oleh suamimu?.
✍Maka mengapa kau harus menunggu dia berbuat seperti itu, mulailah dengan mencontohkan kepadanya. Maka dia akan mengerti betapa sayang istrinya ini kepadanya, bahkan lebih dari cara dia menyayangi dirinya sendiri.

✍Apakah kau percaya bahwa Allah selalu melihatmu?. Dan apakah kau akan rela bahwa Allah akan menilaimu sebagai istri yang hanya sampai disitu kesabarannya, saat kau dengan mudah mengumbar amarah dan kesedihan hatimu. Ya, kau memang berhak kecewa, karena suamimu memang bersalah. Namun itulah skenario cantik Allah agar kau sadar, dan agar suamimu tahu seberapa jauh kualitas dirimu dalam bersabar dan memaafkan. Maka buktikanlah. Buktikan yang terbaik yang kau bisa.

✍Maa Syaa Allah, betapa cantik dirimu saat memaafkan. Bahkan Allahpun ridho kepadamu. Allah bangga terhadapmu, hambanya yang sabar dan begitu luas hatinya. Allah bangga terhadap hamba wanitanya yang berhias dengan sifat- sifat yang mulia. Ingatlah, dia tidak akan berada disismu selamanya. Semoga saat dia mengusung tandu kerandamu nanti, suamimu itu akan senantiasa mengingatmu sebagai seorang istri yang begitu sangat pengertian, pemaaf, dan penyabar atas dirinya.Semoga...

Baarokallahu fiik.

(Copas FB temen)

KALAU ALLAH SUDAH RIDHA, APA SIH YANG NGGAK DIKASIH?

Manusia hanya bisa berencana dan berusaha, adapun hasilnya adalah ketentuan Allah. Maka, beruntunglah kita bahwa dalam penilaian prestasi seorang hamba, Allah menilai prosesnya, bukan hasilnya.

Tugas kita adalah untuk terus menyempurnakan prosesnya (ikhtiar) dan ridho (ikhlas) akan hasilnya, karena urusan hasil adalah wewenangnya Allah, sebagai pengatur alam semesta.

Perlu jadi motivasi bagi kita bahwa proses atau ikhtiar dan usaha yang kita berikan tidak akan menghianati hasil. Artinya, semakin sempurna usaha yang kita lakukan maka semakin baik pula hasil yang akan kita dapatkan.

Faktanya, namanya manusia, selalu merasa kurang. Adakalanya kita merasa kurang puas dengan hasil yang diperoleh. Ketikpuasan ini menghasilkan kekecewaan, sehingga tidak lagi bersyukur atas pemberia atau ketetapan Allah.

Dalam riwayat kita Musnad yang disarikan di buku Thibul Qulub, Klinik Penyakit Hati, karangan Ibnu Qayyim Al- Jauziyyah, Nabi SAW bersabda

"Diantara sebab kebahagiaan manusia adslah istikharah kepada Allah dan ridha terhadap apa yang Allah tetapkan kepadanya. Dan diantara sebab kesengsaraan manusia adalah meninggalkan istikharah kepada Allah dan murka terhadap apa yang telah Allah tetapkan padanya."

Maka Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah mengatakan bahwa ridha yang bermanfaat adlaah ridha setelah ketetapan Allah diturunkan, bukan sebelumnya. Karena menginginkan sesuatu namun belum terlaksana dinamakan al-azm (rencana/keinginan) dan tatkala ketetapan Allah sudah berjalan maka rusaklah keinginan tersebut.

Untuk itulah, Nabi SAW pun berdoa pada Allah agar diberi ridha setelah turunnya ketetapan Allah.

Nabi saja berdoa agar bisa diberi keikhlasan hati. Apalagi kita, manusia biasa ini. Tentu kita lebih butuh, Allah hadirkan keridhaan apda hati kita dalam menerima segala ketetapannya.

Penelitian terbaru saat ini membuktikan bahwa dengan menghadirkan hati dan ikhlas menerima setiap ketetapan yang hadir dalam hidup akan melahirkan kebahagiaan di hati.

Beberapa klien saya yang telah mengikuti terapi emosi dengan metode ikhlas, merasakan banyak perubahan dalam dirinya, emosinya, dan kehidupannya. Pada akhirnya, mereka semakin merasakan kebahagiaan dalam hidupnya. Masya Allah.

Semoga dengan semakin ridhanya kita ada ketetapan Allah, maka Allah pun semakin ridha pada kita. Tau kan, bila Allah sudah ridha, apa sih yang nggak Allah kasih. Jadi tugas kita adalah berusaha untuk selalu membuat Allah ridha pada diri kita.

Alhamdulillah

Sukmadiarti Perangin-angin,M.Psi.,Psikolog
#positiveconsulting
#konseling
#terapiemosi

AGAR TETAP SEMANGAT MEMBACA BUKU

Ada tiga hal yang diperlukan agar kita tetap semangat membaca buku.

Pertama, temukan WHY-nya. Apa alasan Anda membaca buku? Anda perlu menemukannya. Tanpa alasan yang kuat, Anda tidak akan bersemangat membaca buku.

Ada banyak alasan kenapa kita perlu membaca buku. Misalnya:

• Perintah Allah ("iqra!")
• Menambah wawasan
• Memperkaya sudut pandang
• Meningkatkan pengetahuan
• Mendapatkan inspirasi
• Memecahkan masalah
• Memotivasi diri
• Menambah kosakata
• Melatih logika
• Dsb

Jadi, apa alasan terkuat Anda?

Kedua, atur lingkungan. Semangat kita dipengaruhi oleh lingkungan di sekitar kita. Beberapa tips yang dapat Anda lakukan misalnya:

• Kelilingi diri Anda dengan orang-orang yang suka membaca buku.
• Belilah buku secara teratur, buat perpustakaan kecil di rumah.
• Bawa buku kemanapun Anda berada.
• Simpan buku di setiap ruangan rumah, termasuk di samping tempat tidur Anda.
• Ceritakan buku yang sudah Anda baca ke teman Anda.
• Dsb

Ketiga, bangun kebiasaan. Saat kebiasaan membaca sudah terbentuk, Anda akan kangen saat tidak membaca buku. Butuh setidaknya 66 hari untuk membangun kebiasaan. Paksakan diri selama 66 hari dan setelahnya membaca buku akan menjadi bagian dari diri Anda. Lalu, bagaimana cara membangun kebiasaan ini? Kunjungi darmawanaji.com lalu search: membangun kebiasaan. Ada banyak artikel bagus di sana tentang hal ini.

By: Darmawan Aji

Tidaklah berpisah dua orang yang saling mencintai (suami-istri) kecuali karena dosa dari salah satu diantaranya

"Tidaklah berpisah dua orang yang saling mencintai (suami-istri) kecuali karena dosa dari salah satu diantaranya."

Penyebab pertengkaran, keributan, ketidaknyaman, dan perpisahan pasangan suami istri adalah karena adanya dosa yang dilakukan oleh salah satu diantaranya.

Apa itu dosanya?
Wallahualam

Kutipan quote di atas sepertinya bisa menjadi gambarannya, bahwa "Ketika seseorang mencari kenikmatan pada sesuatu yang haram untuknya, maka semakin ia tidak lagi mampu mendapatkan kenikmatan pada sesuatu yang HALAL untuknya."

Maksudnya bagaimana?
Misal: Ketika suami/istri mencari sensasi seksual pada sesuatu yang haram, misal lewat video, atau berhubungan dengan yang bukan pasangannya baik lewat chat, telpon, medsos, atau sekedar selingkuh hati, maka bisa di pastikan ia TIDAK LAGI atau berkurang kepuasannya pada pasangannya. Ia menjadi sangat mudah melihat kekurangan pada pasangannya.

Mengapa itu bisa terjadi?
Karena telah dicabut keberkahan dari dirinya akibat dosa yang secara sadar/tidak sadar telah dilakukannya.

Barangkali awalnya hanya iseng, hanya bercanda, atau coba-coba. Tapi syetan sangat pintar dan akan terus membuat candu pada para pelaku maksiat. Akibatnya ia akan terus mengulang-ulang dan bahkan menambah dosis kesalahannya dari waktu ke waktu sehingga semakinlah ia tersesat, bila tidak segera sadar dan bertaubat. 

Ini peringatan buat diri kita, dan mari saling mengingatkan dengan pasangan kita. Jaga pandangan, pendengaran, pikiran, hati dan kemaluan dari segala hal yang Haram.

Seorang Ustad pernah ditanya oleh muridnya mengapa hubungannya dengan pasangannya menjadi semakin berjarak, sering bertengkar dan bahkan cinta pun seakan hilang. Padahal di awal nikah semua terasa indah dan cinta begitu bersemi.

Ustad pun menjawab, tundukan pandangan dan diri mu dari yang haram, maka kau akan dapat menikmati apa yang halal untuk mu.

Masya Allah...
Pelajaran pernikahan yang sungguh mahal dan begitu berharga.

Termasuk halnya dengan rezeki yang di bawa pulang ke rumah. Cari dan berilah rezeki dari yang halal untuk anak, istri, dan keluarga. Bila seseorang terlena dan tergoda dengan rezeki yang haram maka berkah itu pun dapat tercabut dari dalam keluarganya. Anak bermasalah, hubungan suami istri menjadi tidak harmonis, dan harta seakan kurang dan kurang terus.

Syukuri apa yang halal dan jauhi apa yang haram untuk diri dan keluarga kita. Insya Allah berkah dan bahagia  akan kita dapatkan

By: Sukmadiarti Perangin-angin

#parentingschool #sekolahpernikahan
#positiveconsulting

Apakah benar jika seseorang yang orangtuanya bercerai, ia akan mudah juga untuk bercerai?

"Apakah benar jika seseorang yang orangtuanya bercerai, ia akan mudah juga untuk bercerai? Apakah ini berarti perceraian di turunkan?"

Ini yang menjadi pertanyaan saya beberapa tahun lalu yang cukup sering menjumpai orang yang mengalami perceraian ternyata berasal dari keluarga yang broken home.

Semakin kesini saya semakin paham bahwa memang hal semacam ini ternyata di turunkan. Akan tetapi yang perlu di garis bawahi bukan di turunkan melalui fisik akan tetapi secara mental.

Ada anak remaja yang bersumpah tidak mau menikah karena menyaksikan orangtuanya yang bercerai, dan selama orangtuanya bersama sering sekali bertengkar. Ia memiliki menyimpulkan membangun rumah tangga bukanlah ide yang bagus. Ia beranggapan bahwa keluarga adalah sumber penderitaan.

Ada laki-laki yang selalu bertengkar dengan istrinya karena merasa di atur oleh istrinya. Ia menikah lagi dan ternyata istri keduanya juga di rasa sama suka mengatur. Ia dengan mudah memutuskan untuk menikah lagi untuk yang ketiga kalinya, dan ternyata ia masih mendapati istri yang dirasa suka mengatur. Ia di besarkan oleh orangtua yang kurang harmonis. Ibunya sering melakukan kekerasan verbal dan fisik sewaktu ia kecil Ia benci terhadap ibunya hingga dewasa.

Ada perempuan yang sudah menikah tetapi mudah sekali tergoda dengan laki-laki lain, bahkan menggoda laki-laki yang memiliki istri. Ayahnya dulu meninggalkan ibunya karena perempuan lain, dan ia seringkali menjumpai ayahnya bermesraan dengan perempuan lain didepannya dan dihadapan ibunya sewaktu ia kecil. Anehnya di masa dewasa ia memiliki perilaku yang di bencinya sewaktu ia kecil. Suka "merebut" laki-laki yang telah beristri.

**
Tentu saja tidak semua anak yang tumbuh dalam keluarga dengan perceraian akan tumbuh menjadi pribadi yang kurang mampu membangun rumah tangga yang harmonis. Namun saya begitu banyak menemukan orang-orang yang bermasalah dengan rumah tangganya adalah orang yang memiliki "keyakinan" yang kurang memberdayakan terkait kehidupan rumah tangga, bahkan ketika ia sebenarnya tumbuh di keluarga yang utuh.

Mari kita bahas lebih detil tentang hal ini.

Seperti yang kita tahu, bahwa keyakinan tidak ada yang salah, ia hanya melayani kita agar kita terhindar dari mara bahaya.

Saat seorang remaja diatas memutuskan tidak mau menikah, karena meyakini bahwa membangun keluarga adalah sumber dari penderitaan, ternyata keyakinan ini tertanam saat ia menyaksikan ayah ibunya sering bertengkar semenjak ia kecil. Ia merasakan penderitan batin yang amat sangat, dan berkesimpulan dengan tidak menikah maka ia akan terhindar dari penderitaan semacam itu lagi.

Jika sang remaja mempertahankan keyakinan ini, maka ia akan semakin banyak melihat "bukti-bukti" bahwa pernikahan dan membangun keluarga bukanlah ide yang baik. Sebaliknya, ia akan mengabaikan kenyataan yang dijumpainya, bahwa ada banyak orang yang bahagia dengan pernikahan mereka.

Inilah hebatnya keyakinan. Ia bisa membuat pikiran kita hanya fokus pada yang diyakini dan mengabaikan yang tidak diyakini.

Keyakinan ini letaknya di pikiran bawah sadar. Keyakinan cara kerjanya seringkali tidak kita sadari, dan tiba-tiba saja kita berada dalam suatu situasi akibat perilaku dan sikap kita, yang sebenarnya perilaku dan sikap kita itu adalah hasil dari keyakinan kita sendiri.

Contohnya ketika kita memiliki keyakinan bahwa kita tidak pantas memiliki banyak teman, bahwa teman-teman tidak menyukai kita, pertemanan itu tidak ada yang tulus. Maka saat kita berada di suatu lingkungan, kita akan menghindari berteman dengan orang-orang yang ada disana. Feedbacknya adalah kita dianggap sombong atau setidaknya kita dianggap tidak mau berteman. Nah ketika kita dianggap seperti itu, maka mereka tidak mau mendekati kita karena merasa kita tidak mau didekati, dan ketika kita melihat mereka tidak mendekati kita, maka keyakinan negatif kita tentang pertemanan semakin menguat.

"Nah benar kan dugaanku, memang saya ini tidak bisa bergaul"

" Teman-teman memang tidak suka sama saya"

" Aku selalu sendiri setiap waktu, tidak ada gunanya berteman"

Anda bisa mengamati bukan? Keyakinan negatif ->perilaku menghindar ->dampak dari perilaku menghindar (tidak punya teman) -> keyakinan negatif menguat

Dari sini kita bisa pahami bahwa kita terjebak dalam situasi sedikit teman ini karena apa? karena KEYAKINAN kita sendiri.

***

PERILAKU DAN SIKAP KITA ADALAH PROYEKSI DARI KEYAKINAN KITA

Inilah yang terjadi. Sehingga jika kita ingin mengubah perilaku dan sikap kita, yang pada akhirnya akan mengubah nasib kita secara signifikan, maka harus mulai darimana? ini menarik!

Anda bayangkan di hadapan anda ada laptop yang terhubung dengan proyektor. Proyektor itu menyala dan memproyeksikan tulisan tertentu di tembok. Nah ... jika ingin anda mengubah tulisan di tembok tersebut, kira-kira apa yang anda lakukan?

Apakah anda menulis dengan spidol, menambahinya dengan beberapa coretan di tembok huruf yang ingin anda rubah?

Apakah itu tidak bisa? tentu saja bisa, akan tetapi itu bukan solusi yang permanen. Karena saat arah proyektornya di arahkan ke tempat lain, maka hurufnya akan tetap sama. Tidak berubah seperti pada awalnya.

Jadi bagaimana agar huruf itu benar-benar berubah?

Edit filenya di laptop!

Sama dengan perilaku dan sikap kita. Jika kita hanya berfokus pada kekuatan KEHENDAK, maka itu sama seperti mengedit huruf di tembok saja. Itulah mengapa saat ada orang ingin mengurangi berat badan atau berhenti merokok dengan hanya melibatkan niat pikiran sadar (kehendak), ternyata hanya bertahan paling lama 2 minggu.

Ini karena pikiran sadar hanya berperan 12% dalam kehidupan kita dan sisanya (88%) adalah peran dari pikiran bawah sadar. Anda boleh percaya atau tidak terkait terminologi ini, itu terserah anda. Akan tetapi anda pasti sudah berulangkali membuktikan bahwa sekedar kekuatan KEHENDAK saja tidak akan cukup untuk membuat suatu perubahan yang besar.

Solusinya adalah mengubah KEYAKINAN LAMA kepada KEYAKINAN BARU yang memberdayakan.

Namun sayangnya ketika kita coba "mengulik" keyakinan lama ini, biasanya orang itu akan merasa sangat tidak nyaman, merasa marah, tersinggung atau yang lebih sering akhirnya menjauh dari kita.

Itulah mengapa beberapa orang tidak mau datang ke terapis meskipun mereka tahu ada yang salah dengan diri mereka.  Secara bawah sadar keyakinan itu tidak mau di hilangkan. Mereka hidup seperti layaknya makhluk yang tidak mau jika di "matikan".

Namun sampai kapan akan hidup seperti itu terus? mungkin kita tidak merasa bermasalah karena ada semacam tameng yang membuat kita tidak lagi merasa bermasalah, akan tetapi kita bisa amati di lingkungan kita, apakah mereka menganggp kita bermasalah? jika YA, maka mungkin saja itu diri kita yang sebenarnya.

Regard,
Danang Baskoro, M.Psi., Psikolog

3 hal yang bisa mengundang kesuksesan

Coach Fitra dalam video motivasi.

Ketiga hal itu adalah be, do, dan have.

Be artinya menjadi. Setiap diri hendaknya menempa diri dan pribadinya untuk menjadi "SESUATU"  yang bernilai. Ini bisa melalui belajar (membaca, pelatihan, menuntut ilmu) dan latihan (praktek) sehingga punya banyak pengalaman dan jam terbang yang tinggi. Ini akan membuat seseorang menjadi semakin bernilai, baik sebagai pebisnis, ibu rumah tangga, penulis, atau lainnya sesuai dengan profesinya masing-masing.

Hal Kedua adalah Do. Do artinya melakukan. Setiap diri hendaknya membiasakan dirinya untuk senantiasa melakukan kebaikan. Berbuat sesuatu yang bermanfaat tidak hanya bagi dirinya tapi juga orang lain. Melakukan kebaikan di mana saja dan kepada siapa saja dengan TULUS dan Ikhlas.

Dua hal di ataslah yang seharusnya menjadi titik fokus bagi setiap orang yang ingin sukses dan maju. Terus meningkatkan kualitas dirinya dan melakukan kebaikan sepanjang waktu.

Bila dua hal di atas dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan, maka DENGAN SENDIRInya, ia akan mendapatkan hasil yang ia mau (HAVE). Have artinya seseorang akan memiliki, mendapatkan dan meraih apa yang ia impikan dan cita-citakan. Berkat dari kerja kerasnya pada BE dan DO yang POSITIVE.

Bapak Sandiaga Uno dalam bukunya pun pernah menyampaikan agar setiap orang fokus saja mengejar VISI hidup atau usahanya, maka kesuksesan hanya tinggal menunggu waktu.

Bila selama ini, diantara kita masih ada yang belum tepat mindsetnya dengan berfokus pada hasil (have) sementara ia mengabaikan be dan have, maka kesuksesan hanya ia raih sementara saja. Bisa saja orang dengan mindset yang salah akan melakukan cara-cara yang "instan" untuk meraih suksesnya. Tentu ini akan mengurangi nilainya sebagai manusia dan makhluk Allah.

Penjelasan di atas tadi tentang tiga konsep sukses itu bukan teori semata. Dalam QS Al-Bayyinah : 7-8, Allah menegaskan bahwa Ketika seorang hamba menjadikan dirinya termasuk bagian dari ORANG BERIMAN (be) dan MELAKUKAN KEBAIKAN (do) maka Allah akan membalas untuknya balasan terbaik yakni SURGA 'ADN.

Masya Allah
Semoga bisa menjadil ilmu yang bermanfaat dan menginspirasi u ntuk kita bisa meraih kesuksesan dunia dan akhirat.

By: Sukmadiarti Perangin-angin

#parentingschool #sekolahkepribadian #positiveconsulting

Imanlah kelak yang akan membedakan akhir dan balasan hidup seseorang

Orang yang mengerjakan suatu amal kebaikan tanpa disertai iman, akan sia-sia. Mengapa sia-sia, karena balasannya tidak sampai ke akhirat. Inilah yang menyebabkan orang kafir yang tidak beriman, walau sebaik dan sebanyak apapun amalnya di dunia, tetap tidak bisa mengantarkannya ke surga, begitu tertulis dalam Alquran.

Bila melakukan amal tanpa iman, hanya akan mendapat balasan sebatas di dunia saja. Maka jangan heran bila mereka yang kafir dan tidak beriman pun juga diberi kesuksesan, kemewahan, dan kenikmatan di dunia ketika mereka berbuat kebaikan. Tapi ingat, hanya sebatas di dunia.

Penting bagi kita untuk meLakukan Amal Kebaikan Karena Didasari Keimanan

Ketika kita mampu beramal karena iman, maka ada KESADARAN di dalam diri dan hati bahwa kebaikan yang diperbuat tidak akan sia-sia. Ada kesadaran bahwa Allah, Tuhan Yang Maha Esa pasti akan membalas setiap kebaikan yang kita perbuat. Sehingga, ketika pun di dunia, kita merasa kebaikan yang dilakukan itu tidak dihargai atau belum mendapatkan balasan, kita TETAP MERASA PUAS dan TIDAK MUDAH KECEWA.

Kita sadar dan YAKIN bahwa janji dan balasan Allah itu pasti dan jauh lebih baik bagi orang yang beriman dan beramal baik, yakni surga Adn (Qs Bayyinah :7-8). Tidak menunggu di akhirat, di dunia pun akan ada balasannya.

Keyakinan dan keimanan itulah yang membuat orang baik TETAP MENJADI BAIK walau ia diperlakukan buruk oleh orang lain.

Orang yang beramal dengan iman akan tetap beramal baik walau manusia dan sekelilingnya TIDAK.

Walau anaknya belum baik terhadapnya, ia akan tetap baik dan mengasihi serta mendoakan kebaikan untuk anaknya.

Walau suami/pasangannya tidak setia dan belum baik, ia akan TETAP BAIK dan memberikan pelayanan lebih baik bagi pasangannya. Ia akan mengintrospeksi dan memperbaiki diri sebelum menyalahkan pasangannya.

Walau pendapatannya tidak bertambah saat ia bekerja lebih baik dari biasanya, ia akan TETAP BERUSAHA MEMBERI YANG TERBAIK untuk perusahaan dan tempatnya bekerja.

Begitu seterusnya...
Keimananlah yang pada awal dan akhirnya membedakan hasil yang akan diperoleh, ridho Allah.

Orang yang belum sungguh-sungguh beriman, ia akan mudah terombang ambing bahkan tersesat manakala orang lain berbuat tidak baik padanya.

Ia bisa marah, bicara buruk dan menghukum ketika anaknya terus menerus berbuat yang tidak ia harapkan.

Ia akan mudah tergoda untuk membalas keburukan dan ikut berbuat tidak setia manakala pasangannya berpaling atau khilaf.

Ia akan bekerja seadanya manakala ia merasa bagus tidak bagus yang dikerjakan, balasannya tetap sama.

Masya Allah
Kita belajar lagi bahwa butuh iman yang kuat untuk bisa menjaga amal baik tetap berjalan kontinyu, sehingga pada akhirnya kita mendapat balasan tertinggi (have) dari Allah Swt dengan beragam kebaikan di dunia dan akhirat kelak.

Yakin Bahwa Allah Tahu dan Akan Memberi Yang Terbaik Bagi Hamba Yang Beriman dan Beramal Sholeh.

By: Sukmadiarti Perangin-angin

#parentingschool #iman #islam
#sekolahkepribadian

BAYANGKAN, RASAKAN DAN SYUKURI APA YANG INGIN ANDA RAIH

"Jadilah seperti seolah-olah Anda telah menjadi."

Maksudnya, berlakulah sebagaimana layaknya Anda telah menjadi atau meraih apa yang diimpikan. Ini diistilahkan dengan visualisasi. Membayangkan seolah-olah impian Anda telah Anda Raih.

Motivator Indonesia yakni Bapak Tung Desem Waringin dalam buku fenomenalnya yang berjudul Financial Revolution mengatakan bahwa cara berdoa yang terbaik itu adalah doa syukur dan terima kasih. KITA BERTERIMA KASIH PADA TUHAN BAHWA APA YANG KITA INGINKAN SUDAH TERJADI.

Jadi, kata beliau, sebelum berdoa, kita MEMBAYANGKAN dulu dengan detail apa yang kita impikan. Kita rasakan perasaan ketika kita sudah mendapatkan atau mengalami hal apa yang kita inginkan tersebut. Kemudian kita ucapkan terima kasih dan syukur setulus hati kepada Tuhan, bahwa itu semua sudah terjadi dan kita berjanji akan membuatnya berlimpah sehingga berarti untuk orang banyak.

Masya Allah...
Itulah sebabnya banyak restoran atau pengusaha kuliner yang membuat video tutorial masakan mereka sehingga para calon buyer tergiur ketika melihat video itu, seolah-olah mereka bisa merasakan nikmat dan lezatnya makanan itu dan muncul keinginan dan tindakan untuk membeli dan makan di restoran tersebut. Yup, efek dari Visualisasi berhasil.

Begitu pula showroom mobil/motor yang memberi kesempatan bagi calon buyernya untuk test drive, agar calon pembeli bisa merasakan nyamannya kendaraan tersebut, sehingga makin kuat inginnya untuk memilikinya.

Dan...
Bagi kita, ketika sudah test drive tentu semakin kuat kita mampu memvisualisasi sensasi dari kendaraan itu sehingga mudah bagi kita membayangkannya untuk kemudian memasukkannya dalam doa penuh yakin dan syukur seperti apa yang Pak TDM sebutkan tadi.

Dalam banyak hal cara ini pun terbukti efektif dan bisa selalu diulang-ulang. Kita bisa bayangkan seolah-olah impian itu telah kita raih. Anak yang hafal alquran, bayangkan saat itu betapa senangnya kita orangtua saat dipakaikan mahkota oleh anak-anak kita, kebanggaan dan rasa syukur yang begitu dalam saat impian itu terwujud, bayangkan sambil masukkan doa syukur kita.

Bayangkan rumah impian yang kita inginkan. Letaknya, luasnya, desainnya, lingkungannya, dan munculkan perasaan apa yang meliputinya. Rasa senang, puas, syukur saat menempatinya, dan tindakan apa yang akan kita lakukan saat rumah itu telah kita miliki. Misal kita akan membuat syukuran pengajian, mengundang anak yatim, menjadikannya tempat berkumpul keluarga, acara pengajian, rumah belajar dan berkasih sayang dengan keluarga.

Begitu seterusnya, bayangkan, rasakan, dan visualisasikan rasa bahagia itu dan munculkan dalam doa syukur pada Allah swt.

Indahnya...
Betapa nikmat syukur itu bisa kita rasakan.

Maka dengan cara ini, kita pun dapat mengubah segala pikiran buruk yang ada dan tidak kita harapkan agar sirna dan menggantinya dengan pikiran, dan doa yang baik penuh syukur pada hal-hal yang kita inginkan.

Ingat janji Allah, kan.
Semakin hambaNya bersyukur, maka semakin Allah tambahkan lagi nikmatNya.

Alhamdulillah Ya Allah


By: Sukmadiarti Perangin-angin

#parentingschool #sekolahkepribadian #positiveconsulting

USIA IDEAL ANAK MASUK SEKOLAH

Usia ideal untuk anak masuk sekolah dasar adalah 7 tahun. Di usia 7 tahun, anak-anak sudah lebih siap dan matang baik secara fisik, kognitif, dan psikologis.

Jika kemudian orang tua ingin membekali anak-anaknya untuk sekolah lebih dini, maka sebaiknya mengurangi dari usia standar 7+ tahun. Misal, jika ingin memasukkan anak ke TK,  maka idealnya di usia 5+ tahun. Sehingga lulus pendidikan TK selama dua tahun, ananda sudah masuk di usia 7 tahun.

Jika ingin membekali ananda dengan sekolah yang lebih dini lagi, misal paud atau play group, maka dapat dimulai pada usia 4 tahun.

Sebaik-baik pendidikan bagi anak adalah dari Ibunya, dari orang tuanya. Figur yang paling dekat dengannya. Secara psikologis anak-anak akan merasa lebih nyaman belajar dam bersama orang tua, khususnya Ibu, di usia dininya. Kebersamaan ini akan memberikan manfaat lebih besar bagi perkembangan ananda.

Jika ibu bisa full bersama anak di rumah maka maksimalkanlah dengan beragam kegiatan yang positif. Namun jika pun tidak bisa karena bekerja atau hal lain, maka sebisa mungkin tetap memiliki waktu yang berkualitas bersama anak.

Ada banyak pertimbangan orang tua menyekolahkan anaknya di usia dini. Salah satunya adalah ingin anak mendapat stimulasi dan lingkungan yang baik untuk tumbuh kembang ananda.

Ada pula yang karena alasan bekerja. Orang tua lebih memilih menitipkan anak di sekolah dibanding di rumah dengan pengasuh. Sehingga bisa mendapat lingkungan dan stimulus lebih baik.

Persoalan yang sering muncul jika menyekolahkan anak terlalu dini biasanya berkaitan dengan kesiapan mentalnya. Anak-anak belum siap secara mental dengan lingkungan dan orang-orang baru di sekolah. Seringnya anak merasa tidak nyaman atau tantrum saat di sekolah.

Barangkali memang dari sisi intelektual anak terlihat siap dan sudah mulai mengerti pelajarannya, misal sudah bisa berhitung, baca, atau lainnya. Tapi kita juga perlu memperhatikan kesiapan pada sisi lainnya, bukan.

Hal inilah yang penting untuk dipersiapkan para orang tua sebelum menyekolahkan anak di usia dini. Menyiapkan mental anak agar merasa senang dan nyaman saat akan  bersekolah nantinya.

Orang tua bisa sejak dini bercerita tentang senangnya bersekolah, banyak teman, mainan, dan guru-guru yang baik dan penyayang. Orang tua juga bisa mengajak anak survei ke lokasi sekolah sehingga ia tidak merasa asing dengan lingkungannya.

Usahakan di hari-hari pertama masa sekolahnya nanti, anak merasa senyaman mungkin untuk penyesuaian awalnya di sekolah, dengan teman dan gurunya. Orang tua sebisa mungkin menyediakan waktu untuk mendampingi putra/putrinya di masa-masa awal sekolah.

Kenyamanan anak di awal masa sekolah akan membuatnya lebih cepat beradaptasi dan menikmati waktunya di sekolah. Sehingga bisa mengikuti kegiatan di sekolah dengan baik dan senang.


Sukmadiarti Perangin-angin, M.Psi, Psikolog
CEO Positive Consulting
Pendiri Parenting School Indonesia

Yang Kita Lihat Dan Dengar, Akan Menjadi Standar Kebenaran Yang Kita Jadikan Acuan

Apa Yang Sering Kita Lihat Dan Dengar, Lama Kelamaan Akan Menjadi Standar Kebenaran Yang Kita Jadikan Acuan

Itulah sebabnya, penting sekali bagi kita menyeleksi apa yang masuk ke mata dan telinga kita. Tanpa sadar, apa yang sering kita lihat dan dengar akan masuk ke alam bawah sadar kita dan mempengaruhi perasaan dan cara kita berpikir.

Tayangan sinetron, drama, atau sinema akan berpengaruh pada "kesehatan" mata. Mendengarkan lantunan musik dengan lagu-lagu cinta yang melow akan mempengaruhi suasana hati.

Mulai tekadkan dalam diri untuk benar-benar menyeleksi agar hanya tayangan yang baik dan lagu baik (sholawat dan alquran) sajalah yang masuk ke panca indera kita. Karena apa? Karena tanpa sadar, apa yang sering kita lihat dan dengar, bisa jadi acuan baik buruk dan mempengaruhi pikiran dan perasaan kita.

Bila semakin baik yang masuk ke indera kita maka tentu akan semakin baik pula pikiran dan perasaan yang hadir dalam diri kita. Jika pikiran dan perasaan kita baik, maka tentu perilaku kita pun akan mengikuti.


Bunda Sukma
#parentingschool
#psikologiislami

Menjadikan Anak Memiliki Tekad Yang Kuat

Anak kita, butuh sekali bekal hidup dari orangtuanya. Karena memang tugas itu diberikan Allah, Sang Pencipta, pada orangtua, untuk menyiapkan dan membekali anak-anaknya agar bisa memiliki masa depan yang cerah.

Kita paham bahwa tantangan setiap zaman berbeda-beda, walau pada prinsipnya sama. Setiap zaman pasti akan dihadapkan pada kebaikan dan keburukan. Sunnatullahnya begitu.

Itu sebabnya, selain bekal iman taqwa, kita pun perlu menyiapkan mental psikologis anak-anak agar mempunyai tekad yang kuat.

Tekad yang kuat artinya anak memiliki kesungguhan dalam beramal dan berbuat. Bukan sekedar ingin saja, tapi juga disertai kesungguhan untuk mewujudkan keinginannya tersebut dengan cara yang diridhoi Allah.

Betapa banyak kita lihat saat ini, anak-anak yang mungkin bahkan sudah kehilangan keinginan. Mudah sekali menyerah dan berputus asa. Kemudian hanya diam dan berpangku tangan. Akhirnya, diusianya yang sudaj dewasa, masih menjadi "beban" bagi orangtuanya.

Abdul Qadir Jailani dalam  buku Ensiklopedia Pendidikan Anak Muslim, karangan Hidayatullah Ahmad, mengatakan pada putranya, " Wahai anakku, jangan jadikan tekadmu itu apa yang kamu makan, kamu minum, kamu kenakan, kamu tempati, dan kamu kumpulkan. Semua itu adalah kebutuhan jiwa dan kebutuhan dasar manusia. Bila demikian, di manakah tekad hatimu? Tekadmu adalah apa yang terpenting bagimu. Jadikan tekadmu adalah keridhaan-Nya dan apa yang ada pada-Nya.

Pesan Abdul Qadir tadi bisa menyadarkan kita kembali bahwa kita juga perlu meluruskan Tekad yang hendak kita tanamkan pada anak-anak kita.

Urusan yang mendasar seperti makan, minum, pakaian, rumah, dan harta bukanlah tujuan utama untuk diraih.

Tapi, yang utama diraih anak kita dalam hidupnya dengan penuh tekad kuat adalah pada hal-hal yang membuat Allah ridho padanya, dan yang ada pada diri Allah, yakni akhirat.

Artinya apa, bahwa tetap akhirat harus menjadi tujuan utama. Dan dunia adalah jalan untuk meraihnya.

Sampaikan pada anak bahwa niatnya selalu lillahi taala. Maka semua yang kelak ia lakukan dan kerjakan menjadi bermakna.

Bekal lillahi taala itu akan membuat anak paham bahwa apapun keterbatasan dirinya, atau bagaimana pun komentar orang terhadapnya, tidak akan menghalanginya berbuat kebaikan karena cukup baginya penilaian Allah saja. Maka bila pun ia gagal, ia akan punya kekuatan untuk bangkit, karena ia yakin Allah bersamanya.

Hidayatullah Ahmad mengatakan bahwa bila kita ingin menanamkan tekad yang kuat dalam diri anak, hendaknya kita mampu menjauhkan anak dari sifat-sifat berikut:

1. Tidak peduli akan apa yang terjadi (apatis)
2. Tidak berpartisipasi aktif dalam setiap aktivitas (egois, cuek)
3. Melarikan diri dari tanggung jawab (tidak amanah)
Maka sebagai pendidik dan orangtua, kita harus bisa memotivasi anak dengan kata-kata yang baik agar terlibat aktif dalam kehidupan yang ada disekelilingnya, mulai dari rumah.

Berikan anak satu tugas dan tanggung jawab, dan biarkan ia menyelesaikan tugas tersebut sampai tuntas dan baik.

Jangan  berikan anak dua tugas atau lebih dalam wakktu yang bersamaan. Dan jangan memindahkan tanggung jawabnya kepada tugas lain sebelum ia menyelesaikan tugasnya yang pertama.

Tujuannya agar anak bisa melakukan tugasnya secara profesional dan penuh konsentrasi.

Ini akan membantu melatihnya untuk fokus dan sungguh-sungguh dalam setiap pekerjaan. Dan bisa menikmati pekerjaan yang dilakukannya.

Mari hargai setiap upaya yang telah dilakukan anak. Hargai dengan pelukan, kata-kata pujian, dan senyum atau ekspresi syukur dan bangga padanya. Simpel memang, tapi itu akan sangat bermakna bagi anak.

Hindari menyepelekan upaya mereka atau merendahkan diri mereka akibat kegagalan yang mereka lakukan.

Hindari kalimat merendahkan seperti:

"Gitu aja masa nggak bisa, sih."

Ingat, bahwa setiap kata-kata kita apalagi bila sering diulang-ulang dapat menjadi pembenaran bagi anak. Bila kata negatif, maka ia bisa memiliki penilaian yang negatif bagi dirinya.

Maka saat kelak ia menemui kesulitan, gagal dalam usahanya, ia menjadi mudah menyerah dan berputus asa. Karena sejak kecil, ia sudah dihakimi bahwa ia tidak bisa.

Maka penting bagi kita sebagai orangtua untuk menjaga agar tekad anak tetap kuat berusaha, dengan memberi apresiasi, motivasi, dan kata-kata positif dalam setiap usaha yang mereka lakukan.

PERTANYAAN

1⃣ Suriyati - Mijen

Assalamualaikum wr wb.
Bgm memotivasi murid, anak laki2 bungsu usia 14 th sdh apatis, tumbuh mjd yatim di usia SD kls 4,
Bhs sehari2 dari lingkungannya adalah kekerasan..syukron

Jawab

Sebagai pendidik, kita bisa bantu mengisi RUANG KOSONG di hati ananda tersebut bu.

Bila di rumah ia kurang kasih sayang dan perhatian, atau dipenuhi dengan kekerasan, penolakan dan pengabaian.

Maka di sekolah, kita bisa isi ruang kosong itu. Isi dengan perhatian, kasih sayang tulus, dan kelembutan untuknya.

Awalnya bisa saja ia menolak, atau curiga, tuluskan perhatian yang kita beri?

Tapi apa yang dari hati yakinlah pasti akan sampai ka hati.

Tujuannya apa? Kenapa kita harus repost ikut memberi perhatian pada anak lain?

Agar ia kembali yakin, bahwa dunia ini tidak dipenuhi oleh kejahatan, tapi banyak sekali kebaikan yang ada di sekeliling kita. Kita hanya tinggal memilih mau fokus melihat yang baik dan memberi yang baik atau sebaliknya.

Dengan kesadaran itu anak insya Allah akan berubah lebih baik.

2⃣ Bunda Mamiek, Semarang
Bagaimana mengaplikasikan cara2 ini utk proses anak yg agak kurang dalam menghafal Al'quran bun.

Jawab

Coba kita fokuskan pada apa yang menjadi kelebihan anak.

Biar hati Bunda happy dulu. Memfokuskan pada hal yang menjadi "keterbatasan" anak akan menyita energi kita sebagai orangtua.

Maka coba ganti fokusnya. Cari apa yang menjadi kelebihan anak kita.

Misal dia lemah di hafalan tapi jago di aritmatika atau seni menggambar.

Nah, coba padukan kelebihannya itu dengan kelemahannya tadi. Misal  anak senang menggambar, coba sambil menggambar sambil diperdengarkan hafalannya atau murajaah. Diselang seling.

Jadi dpadukan antara apa yang ia sukai dengan apa yang harus ia pelajari.

Mudah2n metode ini bisa membantu untuk membuatnya ssmakin tertarik dengan hafalannya

3⃣Bunda Dedeh Wulansari
Assalamu'alaikum..
Bunda, bagaimana caranya menghilangkn rekaman sosok ayah yang keras/pemarah ?? Itu curhatan dari anak ke ibunya bahwa anaknya tidak akn lupa akan perlakuan keras padanya (anak)

Jawab

Bagus tentunya bila ananda bisa mengutarakan isi hatinya pada Bunda. Bunda jadi tahu apa yang ananda rasakan.

Kemudian tinggal kebijaksanaan bundanya untuk menanggapi dan meluruskan pemikiran dan perasaan ananda.

Sampaikan bahwa setiap orang bisa saja berbuat salah, termasuk ayah dan bunda. Tidak ada makhluk yang sempurna. Karena kesempurnaan hanya milik Allah.

Jadi sayang, kalau ayah bunda atau siapa pun berbuat salah pada kamu, maka kamu harus lapang hati untuk memaafkan. Allah saja maha pengampun, maka kita pun harus pula mudah memaafkan. Sebagaimana kita pun ingin Allah memaafkan dosa-dosa kita. Maka mudahlah memaafkan.

Bila cara ayah bunda belum tepat, ayah bunda minta maaf ya nak. Ayah bunda pun terus belajar untuk jadi lebih baik. Kita saling belajar dan mengingatkan ya

4⃣ Bunda Mamae Abdul
Assalamualaikum wr wb.ap yg harus saya dan suami terapkan dan lakukan untuk anak saya umur 3th.sy ingin anak sy jadi pribadi positive kuat ceria.soalny sy orangny kurrang humoris bunda

Jawab

Mulai dari diri orangtuanya, bu. Ayah ibu ceria, bahagia, positif, anak akan meniru semuanya

5⃣ Arifey Scholihkha Ati, Yogyakarta
Assalamu'alaikum wr. Wb
Saya mempunyai adik laki2 umur 17thn. Bagaimana cara mendidik dia menjadi laki2 yg tidak cuek terhadap sekitar, tidak egois dan gampang marah. Karena ibu saya single parent dan bekerja. Sehingga adiknya saya hanya dirumah dengan saya dan terkadang adik saya membentak ibu. Bagaimana sikap dan tindakan yg saya lakukan sebaiknya?
Syukron 😊

Jawab

Sebagai kakak, paling simpel yang bisa dilakukan adalah dengan Memberi teladan. Jadi contoh yang baik buat Adiknya.

Bagaimana menghormati, berbakti, konunikasi terhadap orangtua, contohkan pada adik dari keseharian Kakak d rumah.

Termasuk juga dalam hal bersikap, komunikasi dan  memperlakukan adik, itu juga akan menjadi teladan baginya.

Tetap sayangi adik apa adanya. Terima kekurangannya. Bantu dan nasehati untuk berubah lebih baik.

6⃣ Bunda Novita
Assalamu alaikum bunda Sukma bagaimana cara kita menjadikan anak kita bertekat untuk bersiap masuk ke pesantren karena pada awalnya anak itukan kita ajak memaksa  walau dengan banyak nasehat akhirnya mau juga tp kita khawatirkan jangan sampai ia malah stres.sebelumnya syukur

Jawab

Bahasanya bukan memaksa kali ya tapi lebih tepatnya mengarahkan anak. Boleh saja karena mengarahkan itu kita memberi pengertian, penjelasan, dan informasi yang berguna buat ananda terkait dengan apa yang ingin kita tuju dan harapkan pada anak. Termasuk dalam hal pesantren tadi. Maka kuncinya di komunikasi ya bunda.

Mengarahkan anak mendapat gambaran positif dan pastikan ia yakin bahwa itu demi kebaikannya dan karena ayah bunda sayang dan ingin ia punya masa depan (dunia akhirat) yang baik.

TANTRUM PADA ANAK

Saya yakin, Anda adalah salah satu dari orang tua yang bingung menghadapi sikap anak yang tantrum, bukan?

Jangan kuatir, anak tantrum itu pasti punya orang tua yang juga mengalami tantrum.

Oleh karena itu, yang pertama sekali diterapi dalam hal ini bukanlah sang anak, melainkan salah satu dari kedua orang tuanya yang memiliki gejala tantrum.

APA ITU TANTRUM?

Tantrum merupakan ledakan emosi, karena hal tertentu sehingga merasa kesulitan dalam mengekspresikan dan mengeksploitasi secara berlebihan emosinya.

Tantrum ini ditandai dengan sikap keras kepala, menangis, menjerit, berteriak, membangkang, ngomel-ngomel, resisten terhadap upaya untuk menenangkan, dan biasanya berujung pada kekerasan.

TANTRUM PADA ORANG TUA

Pada orang tua, perhatikanlah, kecenderungan menampilkan wajah tak elok, ngambek jika keinginannya ditolak, marah bisa berjam-jam bahkan berhari-hari kepada pasangannya, menolak melayani, menarik diri, memukul dan lain-lain.

Perilaku ini menjadi perilaku yang buruk kemudian terekam dalam memori otak dan otot anak, lalu di kemudian hari membuat orang tua kerepotan.

Awalnya, saat orang tua meminta sesuatu kepada anak untuk dikerjakan, dan sang anak lambat atau menunda mengerjakannya, lalu orang tua menampilkan ekspresi ngambek, dan bahkan marah serta merejek keinginan anak, maka inilah al kisah tentang 'tantrum' pada anak, dimulai.

Wallaahu A'lam



*dr. Ramadhanus, CET*
Certified EFT Trainer Approved by APEI
PPA For Healing Master Trainer

BEKERJA DENGAN BAHAGIA

Pekerjaan apa pun itu, selalu punya tantangan dan dinamikanya tersendiri. Tidak ada satu pekerjaan yang lebih ringan dari pekerjaan lainnya. Sama saja, hakikatnya.

Apa kemudian yang membedakan satu pekerjaan dengan pekerjaan lainnya?

Yang membedakannya adalah diri kita sendiri. Apa makna yang kita sematkan pada pekerjaan itu sendirilah yang membuatnya berbeda.

Bila kita memaknai pekerjaan itu dengan positif, misal sebagai jalan ibadah, silaturahim, sosialisasi, aktualisasi diri, dan lainnya, maka hasilnya kita akan lebih mudah menjadi bahagia dalam menjalankannya.

Sebaliknya, bila kita memaknai pekerjaan kita saat ini dengan negatif, misal menganggap bahwa pekerjaan ini adalah beban, menguntungin orang lain saja, sementara saya tidak merasa beruntung, atau mengeluhkan bahwa pekerjaan teman lebih nyaman dibanding saya, maka makna yang kita beri ini akan memberikan pengaruh negatif pada diri dan kinerja kita.

Adakalanya, jenis pekerjaannya sama, tapi bila makna yang diberi oleh masing-masing orang berbeda, maka hasilnya pun akan beda. Satu memaknainya dengan ikhlas dan tulus. Yang satu memaknainya dengan keluhan dan menyalahkan. Mana yang kira-kira lebih bahagia?

Jadi, sebenarnya, kita sendirilah yang membuat pekerjaan  itu  menjadi asyik, menyenangkan, dan berkah. Bukan orang lain.

Berbahagialah. Karena dengan bahagia, kita akan bisa menikmati setiap pekerjaan dan tanggung jawab yang kita lakukan.

Maknai pekerjaan itu dengan cara pandang yang positif. Dengan rasa syukur. Dengan rasa senang berada dan terlibat di dalamnya.

Karena kitalah yang bertanggung jawab 100% atas apa yang kita hadapi saat ini. Sikap kita menentukan bahagia kita.

Kita tidak bisa mengubah orang lain atau lingkungan kita. Karena itu bukan wilayah yang dalam kontrol kita. Bila kita terus menunggu orang lain berubah, maka kita tidak akan bahagia.

Maka yang bisa dilakukan adalah mulai dengan mengubah diri kita sendiri. Cara pandang, cara menilai, cara bersikap terhadap pekerjaan dan segala keadaan yang melingkupinya. Perubahan pada diri kita akan mengantarkan perubahan pula bagi orang lain, rekan kerja, dan lingkungan kita.

Seseorang yang bahagia dengan dirinya akan mampu memberi kebahagiaan pula bagi sekelilingnya. Bila ada teman yang belum merasa bahagia, bahagiakanlah ia. Sehingga saat teman bahagia, kita akan juga lebih bahagaia lagi.

Apa itu maknanya? Dengan menjadi pribadi yang bahagia, kita akan bisa memberi manfaat yang lebih besar bagi sekeliling kita.

Maka, berbahagialah, tanpa nanti, tanpa tapi. Berbahagialah saat ini juga karena kita dan pekerjaan yang kita jalankan saat ini sungguh berharga, baik bagi diri kita sendiri maupun orang lain.

Be Happy


By: Sukmadiarti Perangin-angin, M.Psi.,Psikolog

#happiness #psychologyatwork

SEMBUHKAH SAKIT DENGAN HORMON BAHAGIA

Orang sakit artinya sedang kekurangan hormon bahagia. Tubuhnya menjadi lemah karena pikiran dan perasaan yang mendera.

Obat sakit selain lewat medis dapat pula diberikan lewat psikologisnya. Berikan ia suntikan hormon bahagia.

Jangan bayangkan kalau hormon bahagia ini bener-bener disuntik ya. Itu bahasa kiasan saja.

Suntikan hormon bahagia dapat kita berikan pada siapa pun yang sedang sakit lewat perhatian yang tulus dan kasih sayang.

Islam menganjurkan kita untuk menjenguk orang yang sedang sakit. Kehadiran kita bisa  menambah hormon bahagia untuknya. Perhatian dan kasih sayang dari keluarga dan orang-orang disekeliling dapat melembutkan hatinya dan menambah harapan juga semangat baginya. Maka, ia akan segera sembuh dengan ijin Allah.

Hormon bahagia ini juga sangat bermanfaat bagi diri kita sendiri. Kalau tubuh kita kekurangan hormon ini, tubuh kita pun bisa menjadi lemah dan mudah terserang penyakit.

Kita pun harus menjaga asupan hormon bahagia di tubuh kita. Bagaimana caranya?

DENGAN BERSYUKUR, Banyak tersenyum, dan senang berbagi.

Selamat Berbahagia dan Mari Berbagi Bahagia agar Tambah Bahagia


Bunda Sukma, Psikolog
#positiveconsulting #parentingschool

Rabu, 21 Agustus 2019

INFEKSI & RADANG

Pernahkah Anda merasakan radang atau infeksi di tubuh yang ditandai dengan perasaan ngga nyaman di tenggorokan, demam, hidung meler, nyeri di beberapa bagian tubuh yang Kita kenal dengan istilah meriang, dan level lanjutnya bisa muncul batuk yang berdahak dan lain-lain yang relatif lebih sering kambuh atau durasinya lama untuk proses sembuh?

Ya, siapapun pernah merasakan hal demikian.

Tahukah Anda?

Mengapa hal ini sering terjadi?

Penyebab utamanya bukan karena virus ataupun bakteri, jamur serta amuba.

Virus, bakteri, ataupun jamur, serta amuba, hanyalah penyebab sekunder saja.

Penyebab utamanya adalah EMOSI yang berlebihan.

Emosi apa? MARAH.

Marah sebenarnya adalah reaksi emosional yang normal saja, dan semua orang tentu pernah mengalaminya.

Saat Kita mengekspresikan amarah dengan cara yang wajar, malah menjadikan tubuh Kita lebih sehat.

Namun, bagaimana jika Kita terlalu mudah dan sering meluapkan amarah? Tentu berefek buruk untuk tubuh Kita.

EFEK NEGATIF MARAH

Hasil dari berbagi penelitian yang ada membuktikan bahwa MARAH yang terlalu sering dan bahkan cenderung meledak-ledak ternyata berpengaruh terhadap sistem imunitas atau daya tahan tubuh Kita.

Jika seseorang terlalu sering meluapkan atau membiarkan marah terlalu lama, maka tubuh akan meresponnya sehingga lebih sering terserang penyakit.

Sebuah artikel kesehatan, seorang teman sejawat Saya menyebutkan, setelah seseorang mulai merasa marah, tubuhnya mulai mempersiapkan diri untuk ‘melawan.’

Otot-otot mulai terasa tegang, proses pencernaannya terhenti dan pusat-pusat otak tertentu terpacu sehingga mengubah komposisi kimiawinya.

Ini akan mengganggu proses metabolisme dalam sistem tubuh seperti produksi hormon, antibodi, enzim, dan lain-lain.

Para ilmuwan Harvard University menemukan dalam studinya, hanya dengan mengingat pengalaman marah dari masa lalu, tingkat antibodi immunoglobulin A yang diukur melalui ludah para partisipan sehat,  meningkat.

Peningkatan ini berhubungan dengan penurunan kondisi fisik pada sistem pernapasan dan pencernaan.

Pada penelitian lainnya, marah akan memicu reaksi penurunan kondisi fisik yang menyebar ke seluruh tubuh, seperti peningkatan denyut jantung, ketegangan arteri dan testosteron, atau penurunan kortisol yang berfungsi menghasilkan hormon steroid yang berperan dalam stres dan inflamasi (radang).

SADARI ANDA SEDANG MARAH DAN AKUILAH

Daripada menolak amarah yang ada di dalam pikiran ataupun perasaan, sebaiknya akui saja kalau Kita sedang marah. Ini akan lebih mengatasi emosi dan menemukan solusi.

Sadarilah apa alasan Kita marah.

Bertanyalah pada diri sendiri mengapa Kita cenderung marah.

Setelah itu, temukan akar dari kemarahan Kita.

Selanjutnya, hindari diri Kita sejenak dari keributan.

Dalam kondisi marah tentu akan sulit untuk membuat keputusan yang rasional.

Bernapaslah dalam-dalam dan teratur agar tubuh menjadi lebih rileks.

Setelah tenang, barulah ambil keputusan.

Selidiki dan temukan masalah Kita, dan belajarlah untuk menerima masalah tersebut serta belajar untuk berdamai dengan masalah itu.

Kemarahan yang belum terselesaikan dapat memengaruhi kesehatan dan kebahagiaan.

Jangan biarkan Kita marah berlarut-larut, selesaikanlah secepatnya.

Bicarakan dengan anggota keluarga, atau bahkan terapis tentang kemarahan Kita.

Boleh jadi cara ini berguna untuk mendapatkan solusi dari perspektif lain.

Jangan biarkan daya tahan tubuh Kita menjadi terkuras karena emosi marah ini.

Beberapa cerita tentang kemarahan, seringkali membuat nafsu makan Kita malah berkurang dan tubuh cenderung menjadi lemah.

Para dokter biasanya akan meresepkan multivitamin untuk memperkaya dan meningkatkan stamina serta menambah nafsu makan Kita.

Hebatnya, tubuh Kita ini, telah Allah bekali kemampuan untuk memperbaiki tubuh sehingga kembali normal atau sehat, syaratnya, kenali dan atasi marahnya.





Banda Aceh, 23 Juli 2019

dr. Ramadhanus, CET.
Certified EFT Trainer approved by APEI
PPA For Healing Master Trainer

HUKUM KARMA DAPAT DIBUKTIKAN SECARA ILMIAH

Emosi marah, sedih, kecewa yang kita pendam pada orang lain, BISA MENURUN PADA ANAK CUCU. Ini yang disebut KARMA.

SEREM KAN.

Mengapa? Karena emosi menular dan menurun.

Kita buat contoh ya.
Suami buat salah yang berulang. Misal suka telat bangun shubuh. Kita tidak suka pada sikap atau karakter suami itu.

Emosi kita mudah terpancing setiap kali berhubungan dengan waktu shubuh. Kesal aja. Karena sikap suami yang diingatkan tapi masih aja lalai.

Tanpa sadar, lisan kita berkomentar di dengar anak-anak. Ayah kamu bla bla bla. Emosi negatif kita karena tidak senang pada suami kebawa-bawa ke sikap kita ke anak juga.

Anak melihat, oh mama nggak senang sama ayah karena suka telat bangun, jadi mama marah-marah ke aku. Aku jadi kesal juga sama ayah karena ayah aku jadi dimarahi mama.

Lihat ya?
Anak pun akhirnya memendam emosi negatif itu pada ayahnya.

Tanpa sadar emosi itu justru sedang ia pelihara dan tanam dalam dirinya.

Nanti kalau aku jadi ayah atau aku cari suami aku nggak mau yang seperti itu.

Faktanya, setelah besar mereka akan selalu menemukan dirinya dan orang-orang yang seperti itu dalam hidupnya.

Itulah mengapa, jangan terlalu benci karena bisa jadi nanti suka.

Benar banget itu. Karena semakin kita benci semakin kita sering memikirkan dan semakin masuk alam bawah sadar. Akhirnya justru kita bertemu lagi dengan hal itu bahkan menjadi pelakunya.

Untuk itu maka agar karma tidak terjadi, kita harus putus mata rantainya mulai dari diri sendiri.

Perbaiki semuanya. Karena yang menajdi sakit dan rusak bukan hanya kita sendiri tapi semuanya akan ikut tersakiti masa depannya.

Lepaskan emosi negatif itu dengan benar-benar MEMAAFKAN.

Bunda Sukma
#selfhealing #terapiemosi #konsultasipsikolog

CARA MEMUTUS SIKLUS ANAK NAKAL

Saat ngopi bareng mas Dodik Mariyanto di teras belakang rumah, iseng-iseng saya buka obrolan dengan satu kalimat tanya:

"Mengapa anak baik biasanya semakin baik, dan anak nakal biasanya semakin nakal ya mas?"
Mas Dodik Mariyanto mengambil kertas dan spidol, kemudian membuat beberapa lingkaran-lingkaran.
"Wah suka banget, bakalan jadi obrolan berbobot nih", pikir saya ketika melihat kertas dan spidol di tangan mas Dodik.

Mas Dodik mulai menuliskan satu hadist:

*رِضَى الرَّبِّ فِي رِضَى الوَالِدِ، وَسَخَطُ الرَّبِّ فِي سَخَطِ الْوَالِد*ِ
“Ridha Allah tergantung pada ridha orang tua dan murka Allah tergantung pada murka orang tua”

Artinya setiap anak yang baik, pasti membuat ridho orangtuanya, hal ini akan membuat Allah Ridho juga.

Tapi setiap anak nakal, pasti membuat orangtuanya murka, dan itu akan membuat Allah murka juga.

"Kamu pikirkan implikasi berikutnya dan cari literatur yang ada untuk membuat sebuah pola", tantang mas Dodik ke saya.
Waaah pak Dosen mulai menantang anak baik ya, suka saya.

Setelah membolak balik berbagai literatur yang ada, akhirnya saya menemukan satu tulisan menarik yang ditulis oleh kakak kelas mas Dodik, yaitu mas Dr. Agus Purwanto DSc. di sana beliau menuliskan bahwa anak nakal dan anak baik itu bergantung pada ridho dan murka orangtuanya.

Akhirnya kami berdua mengolahnya kembali, membuatnya menjadi siklus anak baik (lihat gambar siklus 1) dan siklus anak nakal ( lihat siklus 2)

Siklus Anak Baik ( siklus 1)
Anak Baik -> orangtua Ridho -> Allah Ridho -> keluarga berkah -> bahagia -> anak makin baik

Siklus Anak nakal ( siklus 2)
Anak Nakal -> orangtua murka -> Allah Murka -> keluarga tidak berkah -> tidak bahagia -> anak makin nakal

Kalau tidak ada yang memutus siklus tersebut, maka akan terjadi pola anak baik akan semakin baik, anak nakal akan semakin nakal.

Bagaimana cara memutus siklus Anak Nakal ? ternyata kuncinya bukan pada anak melainkan pada ORANGTUANYA.
Anak Nakal -> ORANG TUA RIDHO ->Allah Ridho -> keluarga berkah -> bahagia -> anak jadi baik.

Berat? iya, maka nilai kemuliaannya sangat tinggi. Bagaimana caranya kita sebagai orangtua/guru bisa ridho ketika anak kita nakal?
ini kuncinya:
*َإِنْ تَعْفُوا وَتَصْفَحُوا وَتَغْفِرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ“*

Bila kalian memaafkannya...menemuinya dan melupakan kesalahannya...maka ketahuilah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS 64:14).

Caranya orangtua ridho adalah menerima anak tersebut, memaafkan dan mengajaknya dialog, rangkul dengan sepenuh hati, terakhir lupakan kesalahannya.

Kemudian sebagai pengingat selanjutnya, kami menguncinya dengan pesan dari Umar bin Khattab:

Jika kalian melihat anakmu/anak didik mu berbuat baik, maka puji dan catatlah, apabila anakmu/anak didikmu berbuat buruk, tegur dan jangan pernah engkau mencatatnya.
Umar Bin Khattab

saya dapat do'a seperti ini, artinya:

"Ya Allah, aku bersaksi bahwa aku ridho kepada anakku (dg menyebutkan nama anak) dg ridho yang paripurna, ridho yg sempurna dan ridho yg paling komplit. Maka turunkanlah ya Allah keridhoan-Mu kepadanya demi ridhoku kepadanya."

Tidak ada anak nakal, yang ada hanyalah anak belum tau.

Tidak ada anak nakal, yang ada hanyalah orang tua yang tak sabar.

Tak ada anak nakal, yang ada hanyalah pendidik yang terburu-buru melihat hasil

Semoga bermanfa'at
Barakallahu fiikum...
silahkan share jika bermanfaat...

Tulisan ini ditulis oleh ibu septi peni wulandani founder institut ibu profesional, istri dari bapak Dodik Mariyanto

Dan versi lengkapnya bisa dicek ke web komunitas https://www.ibuprofesional.com

Dua Orang Baik, tapi Mengapa Perkawinan nya Tidak Bahagia..?


Ibu saya adalah seorang yang sangat baik, sejak kecil saya melihatnya begitu gigih menjaga keutuhan keluarga. Ia selalu bangun dini hari, memasak bubur untuk ayah karena lambung ayah kurang baik.

Setelah itu, masih harus memasak nasi untuk anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan...

Setiap sore, ibu selalu menyikat panci supaya tidak ada noda sedikitpun.

Menjelang malam, dengan giat ibu membersihkan rumah agar tidak berdebu.

Ibu adalah seorang wanita yang sangat rajin. Namun, di mata ayah, ibu bukan pasangan yang baik. Tidak hanya sekali ayah menyatakan kesepian dalam perkawinan, tapi saya tidak memahaminya...

Ayah saya adalah seorang laki-laki yang bertanggung jawab. Ia tidak merokok, tidak minum-minuman keras, serius dalam pekerjaan, setiap hari berangkat kerja tepat waktu dan saat libur ayah punya waktu untuk mengantar kami ke sekolah. Ia seorang ayah yang penuh tanggung jawab, mendorong anak-anak untuk berprestasi dalam pelajaran.

Ayah adalah seorang laki-laki yang baik di mata anak-anak, ia besar seperti langit, menjaga kami, melindungi kami dan mendidik kami.

Hanya saja, di mata ibu, ia bukan pasangan yang baik. Kerap kali saya melihat ibu menangis terisak secara diam-diam.

Saya melihat dan mendengar ketidakberdayaan dalam perkawinan ayah dan ibu, sekaligus merasakan betapa baiknya mereka. Seharusnya mereka layak mendapat perkawinan yang baik. Saya bertanya pada diri sendiri, *"Dua orang yang baik mengapa tidak diiringi dengan perkawinan yang bahagia?"*

Setelah dewasa, akhirnya saya memasuki perkawinan dan perlahan-lahan saya mengetahui jawaban itu...

Di masa awal perkawinan, saya juga sama seperti ibu, berusaha menjaga keutuhan keluarga, rajin bekerja dan mengatur rumah dengan sungguh2 berusaha memelihara perkawinan sendiri.

Anehnya, saya tidak merasa bahagia dan suamiku sepertinya juga tidak bahagia. Saya merenung, mungkin rumah kurang bersih, masakan tidak enak, lalu dengan giat saya membersihkan rumah dan memasak dengan sepenuh hati.

Namun, rasanya, kami berdua tetap tidak bahagia. Hingga suatu hari, ketika saya sedang sibuk membersihkan rumah, suami saya berkata, "temani aku sejenak mendengar alunan musik!"

Dengan mimik tidak senang saya berkata, "Apa tidak melihat masih ada separoh lantai lagi yang belum dipel?"

Begitu kata-kata ini terlontar, saya pun termenung, kata-kata yang sangat tidak asing di telinga, dalam perkawinan ayah dan Ibu. Saya sedang mempertunjuk kan kembali perkawinan ayah dan ibu, sekaligus mengulang kembali ketidakbahagiaan dalam perkawinan mereka. Ada beberapa kesadaran muncul...

Saya hentikan sejenak pekerjaan saya, lalu memandang suamiku, dan teringat akan ayah yang tidak mendapat apa yang dia butuhkan dalam perkawinannya.

Waktu ibu habis untuk membersihkan rumah pada hal yg dibutuhkan ayah adalah menemaninya. Terus menerus mengerjakan urusan rumah tangga adalah cara ibu dalam mempertahankan perkawinan. Ia memberi ayah sebuah rumah yang bersih namun ibu jarang menemani ayah. Ia berusaha mencintai ayah dengan caranya.

"KESADARAN MEMBUAT SAYA MEMBUAT KEPUTUSAN YANG SAMA".

Saya hentikan sejenak pekerjaan saya, lalu duduk di sisi suami, menemaninya mendengar musik, dan dari kejauhan, saat memandangi kain pel di atas lantai seperti menatapi nasib ibu.

Saya bertanya pada suamiku, "Apa yang kau butuhkan?"

"Aku membutuhkanmu untuk menemaniku... Rumah kotor sedikit tidak apa-apa.." ujar suamiku".

Saya kira dia perlu rumah yang bersih, ada yang memasak, dst.

"Yang paling kuharapkan adalah kau bisa lebih sering menemaniku".

Ternyata sia-sia semua pekerjaan yang saya lakukan, hasilnya benar-benar membuat saya terkejut. Kami meneruskan menikmati kebutuhan masing-masing, dan baru saya sadari ternyata dia juga telah banyak melakukan pekerjaan yang sia-sia, kami memiliki cara masing-masing bagaimana mencintai, namun, bukannya cara yang diinginkan pasangan kita.

"Sejak itu, saya menderetkan sebuah daftar kebutuhan suami, dan meletakkanya di atas meja. Begitu juga suamiku, dia menderetkan sebuah daftar kebutuhanku".

Puluhan kebutuhan yang panjang dan jelas. Misal: Waktu senggang menemani pihak kedua mendengar musik, ketempat ibadah bersama, saling memeluk setiap pagi, pergi ketempat sport bersama, memberi sentuhan selamat jalan bila berangkat, dstnya.

Beberapa hal cukup mudah dilaksanakan, tapi ada juga yang sulit. Misal: "dengarkan aku, jangan memberi komentar". Ini adalah kebutuhan suami.

Kalau saya memberinya usul, dia bilang dirinya merasa tampak seperti orang bodoh. Menurutku, ini benar-benar masalah gengsi laki-laki.

Saya juga meniru suami tidak memberikan usul, kecuali dia bertanya, kalau tidak saya hanya mendengarkan dengan serius...

Bagi saya ini benar-benar sebuah jalan yang sulit dipelajari, namun jauh lebih bermakna dalam pernikahan kami...

Bertanya pada pasangan kita,
"Apa yang kau inginkan?" ternyata dapat menghidupkan dan membahagia kan pernikahan".

Kini, saya tahu kenapa perkawinan ayah dan ibu tidak bisa bahagia, "MEREKA TERLALU BERSIKERAS MENGGUNAKAN CARA SENDIRI DALAM MENCINTAI PASANGANNYA, BUKAN MENCINTAI PASANGANNYA DENGAN CARA YANG DIINGINKAN PASANGANNYA".

Kita mungkin sangat lelah melayani pasangan kita, namun dia tidak menghargai... Akhirnya kita kecewa dan hancur.

"SETIAP ORANG PANTAS DAN LAYAK MEMILIKI SEBUAH PERKAWINAN YANG BAHAGIA".
asalkan cara yang kita pakai itu tepat, menjadi orang yang dibutuhkan oleh pasangan kita. Semoga Allah memberkahi keluarga kita. Aamiin..
--------------------------------------
Disarikan ulang oleh
Taruna Quran Foundation

MENGASAH KECERDASAN EMOSIONAL ORANGTUA, AGAR BISA MENGASUH BUAH HATI DENGAN BAHAGIA

Orangtua, perlu berlatih mengendalikan emosinya. Mengapa berlatih?

Ya, karena menjadi orangtua adalah peran yang baru bagi setiap orangtua.

Bisa di bilang masih gamang menjalaninya pada awalnya.

Emosi senang, bingung ,takut, campur aduk seiring peran itu hadir dalam kehidupan orangtua.

Seiring waktu pula, orangtua belajar dan berlatih mengenali dan mengelola emosinya agar bisa seirama dan nyaman bersama dengan anaknya.

Untuk itulah, penting bagi orangtua memiliki kecerdasan emosional yang baik agar ia mampu menjadi orangtua yang penuh kasih sayang bagi anak-anaknya.

Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang untuk mengenali emosinya dan juga emosi orang lain.

Orangtua yang memiliki kecerdasan emosional yang baik artinya ia mampu mengenali emosinya sendiri juga mengenali emosi anaknya.

Manfaat dari mengenali emosi diri dan orang lain sangat banyak.

Bila orangtua mengenali emosinya sendiri, ia akan tahu dan sadar kapan ia harus diam, dan kapan harus bertindak.

Begitu pula saat orangtua bisa mengenali emosi anaknya, maka orangtua akan mudah menentukan sikap apa yang akan diambilnya untuk merespon anaknya. Orangtua tahu apa kebutuhan anaknya dan bisa cepat merespon dengan tepat kebutuhan anaknya karena ia bisa mengenali emosi anaknya.

Sejak anak lahir, kita telah belajar mengenali emosi anak lewat tangisannya.

Ibu, khususnya, akan belajar mengenali tangisan bayinya. Apakah ini tangisan lapar, haus, sakit, ngantuk, kepanasan, kedinginan, takut, atau lainnya.

Ibu yang menyusui bayinya, tentu akan lebih mengenali & memahami kebutuhan anaknya lebih cepat.

Itulah sebabnya, kita dianjurkan untuk menyapih anak diusia 2th. Tujuannya agar ibu dapat lebih mengenali dan memahami buah hatinya, serta bisa membangun kedekatan emosional yang baik (kelekatan) dengan anaknya.

Tujuannya tentu agar semakin baik hubungan dan komunikasi antara orangtua dan anak sejak dini dan seterusnya.

Orangtua yang bisa mengenali emosinya akan berpikir dahulu sebelum bertindak.

Contoh, ketika melihat anak sedang "bertengkar"  dan ada yant menangis.

Coba kenali dulu emosi orangtua. Apakah orangtua "terpancing emosi" saat melihat kejadian yang tidak nyaman pada anaknya.

Dengarkan detak jantung orangtua. Bila jantung itu berdetak kencang tak beraturan, artinya kita sedang terpancing emosi, karena perilaku anak.

Maka saat menyadari emosi kita tidak stabil, sedang dikuasai amarah, atau sedang tidak terkendali, kita tahu harusnya kita DIAM dulu sebelum bertindak apapun.

Karena, setiap perkataan atau perbuatan yang dilakukan saat diri sedang dikuasai emosi negatif, hasilnya selalu salah.

Untuk itu orangtua perlu menenangkan dirinya lebih dahulu.

Lakukan langkah untuk membuat emosi kembali stabil TERLEBIH DULU sebelum bertindak apapun.

Diantaranya:
. Tarik nafas panjang, lalu buang perlahan, lakukan berulang.
. Diam dan mencari lokasi aman dulu untuk meredakan emosi
. Ubah posisi tubuh senyaman mungkin
. Berwudhu, ademin hati dengan air.

Setelah orangtua tenang, silahkan damaikan situasi yang sedang menegang diantara anak-anak.

Biasanya sih, saat orangtua menyikapi mereka dengan tenang, mereka pun akan segera tenang

Orangtua yang bisa mengenali emosinya akan bertindak bijak dan tidak gegabah. Hasilnya, sikap, lisan, perbuatannya akan terjaga dan bisa memberi solusi dan kenyamanan bagi anaknya.

Orangtua yang bisa  mengenali emosi anaknya akan mampu bersikap dan memberi respon yang tepat sesuai dengan apa yang dibutuhkan anaknya, hasilnya anak pun bahagia.

Ketika melihat anak bertengkar dan menangis, orangtua yang mampu mengenali emosi anaknya akan cepat paham kebutuhan anaknya.

Orangtua tahu bahwa apapun perilaku anak tidak lain tidak bukan mereka lakukan untuk meraih perhatian orangtua dan ingin mendapat kenyamanan dan perlindungan dari orangtuanya.

Contoh saat anak menangis, orangtua akan paham dan coba mengenali tangisan anaknya. Apakah perilaku anak yang menangis ini adalah gejala:
.Mengantuk
.Lapar
.Ingin cari perlindungan
.Butuh rasa aman
.Butuh kenyamanan
.Butuh perhatian

Biasanya, anak-anak yang lapar dan ngantuk, akan menjadi lebih mudah terpancing emosinya, maka penting sekali bagi orangtua untuk kebali emosi anaknya.

Kenali makna dibalik perilaku anak.

Bila orangtua cepat mengenali tentu tau apa sikap yang harus di ambil saat ketemu momen yang menggemaskan di rumah.

Tentunya, orangtua akan memberi perlindungan dulu bila ada kondisi yang belum nyaman.

Ingat! Memberi perlindungan. Bukan mengancam apalagi menghakimi salah satu anak atau keduanya.

Jadi orangtua yang bisa mengenali orang lain, dalam hal ini anak, maka ia tahu bahwa anak yang sedang berantem sedang butuh perlindungan dan rasa aman dari orang dewasa yang dianggap bisa mendamaikan mereka yang tengah bertikai.

Bukan justru malah membuat tambah nggak aman.

Jadi kenali emosi orangtua sendiri dan kenali emosi anak.

Anak yang menangis atau berteriak adalah anak yang butuh perlindungan dan rasa aman. Segera berikan kedua hal itu. Hadir di dekat mereka, tenangkan yang menangis, redakan tangisnya tanpa perlu menghakimi anak lain yang dikira membuatnya menangis.

Tidak perlu ada keributan akibat omelan orangtua atau adegan tambahan berupa kekerasan akibat memihak salah satu pihak.

Insya Allah suasana akan segera aman terkendali dan nyaman bagi semuanya.

Bila orangtua mampu mengenali dan mengelola emosinya  dengan baik serta juga mampu mengenali emosi anaknya, maka itu artinya orangtua telah memiliki kecerdasan emosi yang baik.

Semakin baik kecerdasan emosi orangtua maka hubungannya dengan anak-anak pun otomatis semakin baik dan dekat.

Orangtua nyaman dan happy bersama anaknya dan anak pun juga ikut merasa aman dan nyaman bersama orangtuanya.

Ini tentu sangat baik bagi pertumbuhan dan perkembangan emosional anak.

Karena emosi bersifat menular. Ibu yang memiliki emosi yang positif akan mampu menularkan emosi positif itu pula pada anaknya.

Jadi, bila orangtua ingin anaknya cerdas emosinya, mampu mengelola amarahnya, baik dan santun sikapnya, maka orangtua harus bisa mencontohkannya lebih dulu pada dirinya dan pada sikapnya ke anak-anak.

Berbahagialah Bunda, karena diri kita sendirilah yang paling bisa membahagiakan anak-anak kita.

Anak-anak kita tidak menginginkan orangtua yang lain. Mereka menginginkan kita, orangtuanya sendiri.

Apapun kekurangan kita, kesalahan kita, mereka selalu punya ruang yang begitu luas untuk memaafkan dan menerima kita kembali.

Begitu pula hendaknya sebaliknya. Seberapa pun banyak kekurangan dan kesalahan anak-anak kita,  kita harus menerima dan memaafkan mereka sepenuh dan setulus hati kita.

Lapanglah hati kita
Mudahlah memaafkan
Terima anak kita seperti apa adanya mereka
Hadirkan selalu bahagia saat membersamai mereka
Insya Allah mereka akan menjadi anak yang Bahagia dan mampu membahagiakan orangtuanya pula.

Semakin baik emosi orangtua, semakin baik hubungannya dengan anak, semakin bahagia pula orangtua dalam mengasuh buah hatinya.

Happy mom, happy life, happy family

PERTANYAAN

Nama : **
Pertanyaan : Anak saya 8 tahun.ketika kita membuat kesepakatan2, sering kali mencoba untuk melanggar yang pada akhirnya sering bikin emaknya emosi. Bagaimana mengatasinya ya?

Jawab

Pertanyaan lebih tepat adalah bagaimana saya menyikapinya ya

Untuk mengatasi itu tidak mudah, karena apa saja yang terjadi dalam hidup kita, semua terjadi atas kehendak Allah. Termasuk anak yang misalnya belum menaati aturan yang sudah dibuat.

Apa yang sudah dicoba buat namun belum sesuai harapan maka yang bisa kita lakukan adalah Bijaksana dalam menyikapinya.

Tidak perlu menjadi emosi. Karena kita sadar bahwa yang menguasai hati anak kita adalah Allah. Yang membolak balik hati anak kita adalah Allah.

Jadi bila hari ini anak nurut itu atas rahmat Allah. Bila besok anak tidak nurut, itu atas kesalahan kita sendiri.

Kesalahan seperti apa?
Kesalahan dalam artian, anak sedang ingin mendapat perhatian lebih dari orangtuanya.

Biasanya Bunda, anak yang "bermasalah," misal sakit, buat salah, itu adalah KODE bahwa ia sedang rindu perhatian dan kasih sayang.

Jadi bila mereka berbuat salah, artinya kita butuh menambah porsi perhatian,doa dan kasih sayang kita kepadanya.

Jadi menyikapi hal negatif adalah dengan memberi hal positif padanya.

---

Assalamu'alaykum...
Nama:**
Pertanyaan: Si sulung kalo merasa terganggu oleh adiknya terkadang suka mencubit.

Bagaimana menanggapi anak yg suka mencubit.

Terkadang saya suka emosi karena melihat keduanya saling membalas, mencubit dan memukul. Terimakasih

Jawab

Di pemaparan materi tadi ada dibahas cara menyikapi konflik pada anak, yakni dengan menjadi pihak netral yang bisa memberi rasa aman dan nyaman bagi mereka.

Kalau ada yang berkonflik, lalu pihak dewasa (orangtua) yang diharapkan menjadi penengah justru ikut terpancing, hasilnya justru menambah konflik dan masalah yang ada, betul?

Wajar bila awalnya bunda terpancing emosi. Dan mereka saling emosi, karena barangkali selama ini itu yang terjadi. Konflik dilawan dengan konflik. Bisa jadi anak belajar dari orangtuanya.

Untuk itu, sebelum bertindak kendalikan emosi kita lebih dulu. Bila belum siap, ambil jeda lebih dulu untuk bunda menenangkan diri, baru hadir menenangkan.

Bila kondisi sudah "panik" bunda segera pisahkan saja lebih dulu tanpa komentar pada salah satu atau keduanya. Karena bila memihak itu juga tidak baik kan.

Lama-lama bila sudah terbiasa, bunda akan terbiasa dan bisa lebih terkendali dalam merespon perilaku anak. Mengapa? Karena kini mereka pun sudah berubah jauh lebih terkendali karena punya bunda yang sehat dan terkendali emosinya

Karena emosi itu sifatnya menular. Tularkan yang baik2 aja y

---

Nama : **
Kota / Negara : pasuruan jawa timur
Usia : 33
Pekerjaan : karyawan BUMN
Pertanyaan :
Saya ibu dr seorg anak laki2 berusia 6th. Sya adalah ibu2 yg nota bene bekerja.  Setiap pagi sering sy terpancing emosi krn anak suka susah mandi dsb. Sya kdg emosu krg sy dituntut hrs segera berangkat bekerja. Bagaimana seharusnya sya agar sya bisa menahan emosi sy

Notes
Awali pagi dengan senyum syukur. Alhamdulillah.

Lalu ucap bismillah dengan nada yakin dan hati terpaut pada Allah. Bantu saya Ya Allah, saya yakin pagi ini semua urusan akan berjalan lancar. Anak-anak aman terkendali dan bisa bekerjasama dengan baik.

Teknik ini namanya sugesti bunda. Jadi sugesti diri bunda dengan kalimat positif. Tujuannya agar hati bunda tenang dan yakin bahwa pertolongan Allah itu dekat.

Lalu kurangi omelan di pagi hari. Cukup dekati ananda, bisikkan lembut ditelingannya sambil mengusap2 tubuhnya untuk bangun. Ajak mandi sarapan dengan lembut dan pakai hati rasakan hasilnya akan jauh beda.

Pagi anak2 pun akan damai karena di rumah mereka damai bersMa bundanya

Bayangkan bila pagi anak2 diisi dengan teriakan dan omelan, gimana psikologisnya di sekolah, kacau ya. Bunda sendiri juga nggak akan hepi dan tenang bekerja diawali dengan pagi yang "suram".

Maka sugesti diri, minta pertolongan Allah, dan hadirkan hati yang tenang dalam setiap aktivitas ya.

---

Nama : **
Kota / Negara : Lampung Tengah
Usia : 28
Pekerjaan : bidan
Pertanyaan : masalah yg susah untk cara mnykpi dr sndri dr amarah ank ny misal kyktd ank sy nangis mnta main layang'' pd siang hr jk di turuti keinginan ny psti dia marah dn nangis ngamuk ( ngmuk ny tu nangis ny makin keras tnpa dibentak ataupun di cubit) di Sayang juga tmbh keras nangis ny di peluk pun bgtu lalau yg ad sy hny brdiam dri mnunggu si ank brhnti nangis ny dg sndri nya bagaimna caranya mnyikapi hl tsb dn apa yg sy hrs lakukan untk hl di atas? Krna si ank skrg sering bgtu 3 hr in jd Bingung cra mngtasi ny sekian prtnyaan sy trmksih smga mndpt jwbn yg memuaskn aammiin

Notes

Bingung ya bu. Anak nangis lama saja kita bingung dibuatnya.

Betapa kita ini memang makhluk yang lemah. Kkta harus sadari itu. Maka tanpa pertolongan dari Allah apalah daya kita.

Ingat Allah. Bacakan fatihah di dekatnya. Bahkan dengan baca fatihah dan beristighfar dalam hati saja, hati ibu akan tenang dan damai untuk menghadapi anak.

Selama hati ibu belum tenang, maka selama itu pula tangis anak akan menguat.

Jadi semakin cepat ibu menenangkan hati ibu sendiri dulu, semakin celat ibu bisa menenangkan anak.

Mengapa anak tantrum? Karena seringnya, orangtuanya ikut tantrum

Jadi kita harus selalu tenang agar bisa menenangkan anak kita y

---

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Nama: **
Bagaimana caranya agar orang tua peka untuk memahami  perkembangan emosi anak?

Jawab

Sebenarnya anak kan belajar emosi dari orangtuanya, dari cara orangtuanya bersikap dan memperlakukannya.

Ia melihat, meniru, dan merasa, seperti yang orangtuanya perbuat.

Jadi cara paling mudah untuk mengenali emosi anak adalah dengan mengenali emosi kita sendiri, sebagai orangtua dari anak tersebut.

Anak mudah tantrum karena orangtuanya juga mudah ngambekan.

Anak mudah marah karena orangtuanya pun mudah sekali marah.

Anak jadi penakut dan cengeng karena orangtuanya pun begitu.

Maka bila kita ingin ada perubahan signifikan pada emosi anak kita, mulailah dari diri kita sendiri.

Seiring membaiknya emosi kita maka anak pun mengikuti. Percayalah

---

Nama : **
Pertanyaan :
Bismillah
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Terimakasih sebelumnya sudah diijinkan bergabung di grup ini
Saya ibu 2 org anak yg jarak umurnya 4th,,,tiap hari pasti berantem terus bun,,,entah itu rebutan ini itu,saling usil dll,,,kadang saya juga mood mood an,,kalau mood saya bagus ya saya bisa nenangin keduanya,,,tp kan kadang saya pas lg capek2 nya,,trus denger anak2 rewel semua,,,malah jadi emosi saya kadang bentak2,,,meski saya tau itu ga baik buat anak,,,tp mengatur emosi saya sendiri saya belum bisa

Jawab

Nah, bunda sudah jawab sendiri. Bundanya belum bisa mengelola emosinya, bagaimana lagi anak-anak. Mereka mau belajar cara mengelola emosi dari siapa dong?

Bila setiap konflik diselesaikan dengan kemarahan dan adu fisik/mulut, kita tidak mengajarkan kebaikan pada anak.

Gpp bunda, kita belajar ya.

Tahan diri bila belum.siap hadapi anak yang berkonflik, boleh kok bunda ambil jeda dulu untuk menenangkan hati bunda sebelum mendamaikan mereka.

Ini jauh lebih baik. Kadang ketika mengambil jarak dan jeda jntuk menenangkan diri itu, anak sudah ke transfer lo energi positifnya.

Jadi bahkan bunda belum mendamaikan, mereka sudah damai duluan

Coba aja

---

Nama :**
Kota / Negara :Bogor/indonesia
Usia : 30th
Pekerjaan : guru
Pertanyaan :kadang kita sadar saat kita meluapkn emosi kita kepada anak itu hal yg salah. Namun seringny kita terbawa suasana sehingga mmbuat tetap marah kpd si anak.  Bagaimna caranya supaya saat kita sadar tersebut kita tdk mlkukan emosi di depan anak.  Selain yg sdh di jlskn sblmnya cara2ny.  Trm ksh. 

Notes

Jawab

Saat kita mudah terpancing emosi, itu adalah pertanda bahwa kita sedang jauh dari Allah.

So, mudah saja solusinya.

Segera perbaiki hub kita dengan Allah. Maka Allah akan memperbaiki hub kita dengan makhluknya

---

Nama :**
Kota / Negara :bandarjaya/Lampung
Usia : 26th
Pekerjaan : karyawan swasta
Pertanyaan : bagaimana cara menciptakan suasana menyenangkan dg anak dirumah dengan ibu pekerja seperti saya?

Notes terimakasih bunda Sukma telah menebar ilmu dan mengizinkan kami bergabung lingkaran ibadah ini.

Jawab

Menciptakan suasana bahagia adalah dengan membuat diri bunda bahagia lebih dulu.

Karena yang bisa buat kita bahagia adalah diri kita sendjri, bukan orang lain, betul.

Dulu kita bilang, punya anak bisa buat bahagia. Eh nyatanya sekarang kita mengeluhkan anak kita.

Artinya apa. Artinya kebahagiaan itu bukan di luar. Tapi di dalam  diri kita sendiri.

Berbahagialah

---

Nama : **
Kota / Negara : Gresik Indonesia
Usia : 25
Pekerjaan : IRT
Pertanyaan :
SI kecil usia 22 bulan tapi belum bisa berkomuniksi dengan baik mb dan ketika ada sesuatu yg dia inginkan dan tidak sesuai dengan hati nya dia selalu tantrum dan melempar semua barang serta berteriak bahkan terkadang memukul kepalanya sendiri
Di usia 22 bulan ini sudah punya adik usia satu bulan
Untuk meredakan emosi nya gimna ya bund terkadang semua yg diinginkan sudah dituruti bahkan semua solusi sudha dicoba

Notes

Jawab

Emosi ibu berpengaruh ke emosi anak. Ibu tenang dan terima kondisi ananda yang seperti itu ya. Ikhlas menerimanya.

Ridho lah padanya maka lembutlah hatinya.

Apapun kekurangan anak,. Bikin ortu kesal, marah , sedih, RIDHO lah padanya.

Jangan marah karena bisa menjauhkan rahmat dan ridho Allah darinya.

Ujung2nya, ibu akan makin tidak bahagia dan tidak nyaman padanya bila ibu marah dan tdak ridho pada anak-anak.

Maka yang bunda harus lakukan adalah menerjma anak, memaafkannyadan meridhoinya selalu